Seorang mahasiswa di kampus, tentu jauh lebih bisa menghormati dosennya yang mengajar di depan kelas, dibandingkan siswa kelas dua SD.
Rasanya sudah benar, kalau kemudian beberapa daerah di Jawa Timur memikirkan pendidikan karakter di sekolah.
Namun, hal tersebut jangan sampai hanya menjadi rutinitas kurikulum semata, dimana pendidikan tidak  mampu menginternalisasikan kepada siswa soal etika-etika sederhana.
Jangan sampai, pendidikan karakter hanya program semata yang menggerus anggaran negara tapi tidak lagi mampu mengubah penghargaan orang kepada etika.
Sekali lagi, pendidikan bukan sekadar angka, tapi harus bisa mengubah keadaban manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H