Mohon tunggu...
Anggit Pujie Widodo
Anggit Pujie Widodo Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Orang boleh pandai setinggi langit. Tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. ( Pramoedya Ananta Toer )

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Si Lelaki Kecil dan Teori Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

27 September 2022   22:15 Diperbarui: 27 September 2022   22:15 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekilas pikiran saya mengarah kesana, melihat tingkah saling jaga image (jaim) diantara keduanya. Awalnya tidak begitu saya pedulikan, sembari menyedot sebatang rokok Surya yang isinya masih full, dilanjutkan sekali seruputan kopi hitam adukan mesra Cak Muiz, seketika ada celetukan dari lain arah. 

'Moso koe kalah Karo arek kui, koe Ki kurang opo, pinter Iyo, moso kalah Karo kancane Dewe'. Celetukan seorang pria yang saya duga adalah teman dari kedua lelaki itu sembari diiringi gelak tawa sekitarnya. 

Mendengar celetukan itu, otak saya bekerja lebih keras satu menit lebih dalam. Coba menganalisa celetukan tadi dikombinasikan dengan gerak gerik dua lelaki itu. Dan yahh.. selama satu menit saya berpikir, akhirnya jawaban itu saya temukan. 

Ternyata ada salah satu diantara kedua lelaki itu yang ternyata cintanya bertepuk sebelah tangan. Mereka berdua mengejar satu wanita yang sama dan naasnya, wanita itu memilih satu diantara mereka. Mirisnya, kedua lelaki itu adalah seorang teman. Wow. 

Pantas saja, keduanya menunjukkan sikap yang tidak biasa diantara teman. Biasanya, jika memang status mereka adalah teman, hal seperti itu sudah harus bisa disikapi dengan introspeksi diri. Namun, tampaknya mereka berdua belum bisa melakukan itu. Lelaki yang kecil sibuk meratapi cintanya yang tak berbalas, satunya lagi sedang berbunga-bunga. 

Sebuah pemandangan yang tak asing dan pernah saya alami. Pas sayang-sayange, koe malah njaluk sepuro izin arep rabi Karo liyane. Tebo koe dek. 

Lanjut, usai menganalisa dengan teori yang saya buat sendiri dan bisa dipastikan itu konkrit karena obrolan cinta bertepuk sebelah tangan itu terus menerus dibicarakan, saya kaget ketika ada yang nyeletuk lagi. 

'langite peteng, udane soyo deres klebus neng ati. Cedak e Karo aku, nanging atimu dinggo wong liyo' 

Saya coba mencari darimana asal celetukan itu, apakah dari orang sekitar, tukang becak yang lewat atau tukang palang pintu kereta api? Rupanya celetukan itu muncul dari sound bluetooth. Seolah sound pun paham bagaimana kondisi si lelaki kecil yang tak bisa lagi berbuat apa-apa. Karena cinta nya hanya dibalas cukup sekian dan terimakasih. Oke siap. 

Melihat peristiwa memilukan yang menimpa si lelaki kecil. Saya jadi ingat teori cinta yang dikemukakan oleh Robert Sternberg dalam 'Triangular Theory of Love'.

Bagi yang tidak mengenal siapa itu Robert Sternberg, dia adalah seorang psikolog dan psikometri Amerika. Profesor Pembangunan Manusia di Cornell University. Sternberg ini memiliki gelar BA dari Universitas Yale dan PhD dari Universitas Stanford, di bawah penasihat Gordon Bower.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun