Mohon tunggu...
Anggitha Rozinah Adani
Anggitha Rozinah Adani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

life is continuing, life is continuing...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidik Milenial Perspektif QS Al-Ahzab Ayat 21 (Tafsir Al-Misbah)

8 Juli 2020   11:06 Diperbarui: 31 Mei 2021   12:23 3406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidik Milenial Perspektif QS Al-Ahzab Ayat 21 (apahabar.com)

"Metode mendidik ala Rasulullah saw. yang tertuang dalam surat Al-Ahzab ayat 21 di era milenial sangat relevan untuk diimplementasikan oleh pendidik era milenial."

Problematika yang terjadi pada saat ini yaitu minimnya para pendidik milenial mengimplementasikan nilai-nilai ajaran yang terkandung di dalam Al-Quran, bahkan lebih cenderung memakai teori-teori yang dikemukakan oleh barat. 

Salah satu contohnya yaitu dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah atau madrasah, metode yang biasa pendidik gunakan yaitu berupa pemberian tugas, strategi taeaching and learning dan masih banyak metode-metode lain yang diadopsi dari barat, walaupun sifatnya memang diperbolehkan. Seharusnya kita lebih sadar, banyak teori-teori yang sumbernya dari Islam.

Begitu juga dalam menghidupkan kembali tradisi semangat dan mengimplementasikan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari. 

Keteladanan kadang-kadang hanya sering diucapkan dengan kata-kata tetapi tidak dipraktekan oleh pendidik sendiri sehingga melahirkan sikap peserta didik yang tidak diinginkan oleh ajaran Islam. 

Baca juga : Surah al-Ahzab Ayat 35 Mengajarkan Kita Lebih Baik di Bulan Ramadan

Realita dilapangan juga menunjukkan bahwa banyak moral atau akhlak generasi muda yang rusak dan hancur. Hal ini dapat dilihat dengan maraknya kasus seks bebas di kalangan remaja, tawuran, kasus bullying, peredaran narkoba, dan sebagainya.

Kondisi seperti itu telah menunjukkan adanya kesenjangan antar harapan dan kenyataan. Realita yang terjadi saat ini tentunya sangat tidak baik terjadi dalam dunia pendidikan, harus ada upaya yang kuat, tegas, praktis dan efektif oleh semua pihak. Baik dari pendidik milenial itu sendiri kearah yang lebih baik, maupuk dari pihak sekolah dan pemerintah.

Salah satu solusinya yaitu hendaknya para pendidik milenial harus mampu mengimplementasikan pengalaman hidupnya yang sumbernya dari Al-Quran, sebagaimana yang telah diterapkan oleh Rasulullah saw. dalam kehidupannya yaitu menerapkan sifat uswatun hasanah. 

Salah satu nilai subtansial yang dapat dikembangkan oleh guru era milenial adalah menerapkan strategi dan metode mengajar dengan mangadopsi dan mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalam Al-Quran.

Metode mendidik ala Rasulullah saw. yang tertuang dalam surat Al-Ahzab ayat 21 di era milenial sangat relevan untuk diimplementasikan oleh pendidik era milenial. Karena konteks ayat tersebut salah satunya adalah lebih menekankan pada menginternalisasi dan mengimplementasikan sikap keteladanan pada diri pendidik. 

Oleh karena itu ayat tersebut banyak memiliki nilai-nilai keteladanan yang dapat diambil dan diterapkan oleh guru era milenial dalam dunia pendidikan, sehingga akan melahirkan generasi ala Qurani.

Guru era milenial adalah guru yang kehidupannya pada era digital dan online seperti saat ini. Pada era ini, mereka sangat tergantung dengan media sosail dan beragam fasilitas informasi dan teknologi lainnya. Profil guru milenial harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman untuk menjaga marwah kedaulatan seoranag guru. 

Baca juga : Benarkah Al Ahzab dan Covid-19 Berkaitan?

Profil guru era milenial yang dimaksud adalah: Pertama, melek digital, guru harus memiliki kemampuan menggunakan alat-alat digital, dan kecakapan perilaku dalam menggunakan kecanggihan teknologi. 

Namun, realitanya masih banyak guru yang belum melek digital sehingga hal tersebut menjadi perhatian dalam pengembangan dunia pendidikan.

Al-Quran sebagai pedoman hidup manusia, dapat dijadikan sebagai landasan dan petunjuk bagi seluruh manusia. Di dalam Al-Quran terdapat banyak sekali ayat yang menuntun umatnya untuk mengembangkan strategi, teknik dan metode pembelajaran bagi peserta didik. 

Dalam hal ini salah satu ayat yang dapat dijadikan tuntunan bagi umat manusia terutama bagi guru era milenial yaitu menginternalisasi dan megimplementasikaan nilai-nilai pendidikan Islam dalam kehidupannya terutama bagi peserta didik.

Berikut merupakan tafsir Al-Misbah ayat Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 21, beserta dengan penjelasannya.

QS. Al-Ahzab: 21

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Menurut redaksi Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah menafsirkan QS. Al-Ahzab ayat 21, mengatakan bahwa rasul adalah rahmat, bukan saja kedatangan beliau membawa ajaran, tetapi juga merupakan sosok dan kepribadian beliau adalah rahmat yang dianugerahkan Allah SWT. kepada beliau. 

Ayat ini tidak menyatakan bahwa Kami tidak mengurus engkau untuk membawa rahmat, tetapai sebagai rahmat atau agar engkau menjadi rahmat bagi seluruh alam. 

Kepribadian Nabi Muhammad saw. yang mulia itu tentu saja menjadi rahmat bagi orang-orang yang meneladaninya, menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan ini terdapat beragam perilaku yang ditampilkan pengikutnya guna meneladani Nabi Muhammad saw.

Adapun nilai-nilai keteladanan yang terkandung dalam QS. Al-Ahzab ayat 21 berdasarkan Tafsir Al-Misbah, yaitu nilai-nilai yang ada dalam diri Rasulullah saw. diantara lain: Siddiq (benar), Amanah (dapat dipercaya), Fathanah (bijaksana), dan Tabligh (menyampaikan).

Nilai-nilai keteladanan tersebut dapat diimplementasikan oleh guru era milenial dalam kehidupannya agar dapat diteladani oleh para peserta didik, seperti berikut:

1. Meneladani Sifat Siddiq

Pengaplikasian sifat siddiq dalam kehidupan guru milenial sangat penting mengingat pendidik yang dihadapinya juga kebanyakan dari kaum milenial. Berikut cara ataupun proses guru milenial dalam membangun tradisi kejujuran akademik ada tiga aspek, yaitu: 

a) membangun kejujuran dari dirinya sendiri sebagai seorang pendidik, 

b) sebagai seorang pendidik yang tugas utamanya berkewajiban untuk membentuk karakter peserta didik supaya memiliki sifat jujur, disiplin, mandiri, bertanggung jawab, dan demokratis, 

c) pendidik secara akademik juga mempunyai tanggungjawab atas nama sekolah (lembaganya), maka dalam konteks ini guru harus mampu memberi keteladanan kepada teman seprofesinya untuk terus-menerus menanamkan nilai kejujuran baik untuk dirinya (teman seprofesi), maupun peserta didik melalui mata pelajaran yang di ampunya.

2. Meneladani Sifat Amanah

Implementasi sifat amanah bagi guru era milenia dapat dilakukan dengan sangat mudah pada kehidupan peserta didiknya. Ketika ia tidak melaksanakan tugasnya dengan benar, maka ia bukanlah orang yang memegang amanah. 

Mengurangi jam belajar atau hanya memberikan tugas lalu meninggalkan kelas tanpa alasan yang jelas bukanlah cerminan guru yang amanah. 

Guru yang profesional tentunya akan mampu melakasanakan amanah keprofesiannya sesuai dengan tupoksinya, sekaligus tempat ia menggantungkan hidupnya. 

Karena sejatinya seorang guru adalah mereka yang memiliki kesadaran diri dalam keprofesiannya sebagai yang digugu dan ditiru.

3. Meneladani Sifat Fathanah

Guru yang fathanah berarti ia cerdas dan bijak dalam melakukan perbuatan. Guru era milenial dituntut mengembangkan ilmu yang diajarkan kepada murid-muridnya. 

Untuk menjadi guru milenial yang fathanah, hendaknya selalu mendektakan diri kepada Allah, mendekatkan dengan majlis ilmu pengetahuan dan teknologi agar wawasannya terus berkembang.

4. Meneladani Sifat Tabligh

Proses pengimplementasian sifat tabligh guru milenia dalam kesehariannya dapat dilaukan dengan berani menyampaikan kebenaran kepada peserta didiknya maupun kepada orang lain dilingkungannya.  

Selain meneladani sifat-sifat diatas tersebut, guru milenial juga harus mampu dalam beberapa aspek pendidikan, seperti: 

a) Mengembangkan pendidikan, 

b) Meningkatkan mutu pendidikan secara komprehensif, 

c) Meningkatkan kualitas berbahasa. Apabila seorang pendidik mampu mengimplementasikan semua sifat dan aspek-aspek pendidikan dengan sesuai, maka dapat dikatakan sebagai pendidik milenial profesional.

Source:

1. Al-Quran

2. Tafsir Al-Misbah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun