Â
Para ahli kelautan menemukan bahwa air dari laut-laut yang bersebelahan memiliki perbedaan massa jenis. Fenomena tersebut di temukan di Selat Gibraltar yang menghubungkan Laut Mediterania dan Samudera Atlantik. Air Laut Mediterania yang masuk sampai kedalaman 100 m dari permukaan laut di Laut Atlantik tidak mengalami perubahan karakteristik. Hal itu disebabkan adanya perbedaan suhu, salinitas (kadar garam), dan densitas (kerapatan air). Air di Laut Mediterania memiliki densitas yang lebih tinggi daripada air laut di Samudera Atlantik. Saat air laut di Laut Mediterania menuju Samudera Atlantik, keduanya tidak bercampur seperti ada batas yang memisahkan dua jenis air tersebut. Bahkan batas keduanya terlihat sangat jelas, air Laut Mediterania berwarna biru gelap sedangkan air di Samudera Atlantik berwarna biru cerah.
Â
Kemudian juga terukur melalui tinggi dan rendahnya kadar garam (salinitas) dipengaruhi oleh besar kecil penguapan, tinggi rendahnya air hujan, sedikit banyaknya sungai yang berakhir di lautan, dan tidak terdapat es yang mencair di wilayah tertentu. Densitas atau kerapatan air laut secara otomatis dipengaruhi oleh kadar garam, semakin tinggi kadar garam yang dimiliki suatu larutan makan akan semakin besar densitasnya.
Â
Adanya perbedaan kadar garam menunjukkan perbedaan kerapatan banyaknya ion-ion negatif dan positif dalam air laut. Ion-ion tersebut yang menjadikan larutan garam bersifat elektrolit, mampu menghantarkan listrik. Hadirnya partikel-partikel kedua ion dalam cairan tersebut memberikan pengaruh yang besar pada sifat terbentuknya lapisan batas antara permukaan kedua cairan. Dengan adanya medan listrik lain di dekatnya maka ion-ion di permukaan larutan akan tersalurkan membentuk lapisan ganda listrik. Apabila dua lapisan ganda listrik saling mendekati satu dengan yang lainnya, maka akan terjadi tolak menolak antara kedua permukaan. Hal tersebut yang menajdkan kedua zat cair tidak bercampur dan seakan terdapat pembatas diantara kedua lautan.
Â
Al -- Quran dan Air Laut yang Tak menyatu
Â
Al-Quran merupakan kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW untuk menjadi pedoman hidup bagi umat Islam dan manusia. Meski sudah ada sejak beratus-ratus tahun, isi kandungan Alquran banyak menyimpan bukti-bukti saintifik yang ditemukan para ilmuwan beberapa abad setelah itu. Para ilmuwan ini banyak yang mengkorelasikan penemuan-penemuannya dengan Al-Quran. Banyak ahli tafsir yang menyimpulkan bahwa di dalam Al-Quran ini menyimpan berbagai kunci pengetahuan yang mungkin akan terkuak di kemudian hari. Salah satunya tentang fenomena dua air laut yang tidak menyatu (bercampur) dalam surah Ar-Rahmaan (55) ayat 19-20 dan Surah Al-Furqan Ayat 53 yang berbunyi :
Â