Mohon tunggu...
Sri Nararia Anggita Damayanti
Sri Nararia Anggita Damayanti Mohon Tunggu... -

One of SA Choir (Voix de la Nation) members; Sedang dalam proses bimbingan untuk menulis*

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Perkumpulan: Luka

24 Maret 2017   16:08 Diperbarui: 27 Maret 2017   01:00 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ayo, kamu duluan aja.” Balas Gita.

Betapa senangnya aku melihat teman-temanku bermain. Oh, senangnya masa kelas 9 pada saat itu. Kami mengenal cinta, teman,dan harapan. Namun,tidak dapat dipungkiri bahwa ada duka yang selalu mengintai. Chandra datang padaku sambil menangis. Gitadan Yuli berhenti bermain. Mereka menghampiriku dan Chandra.

“Apa yang terjadi?” tanyaku.

“Kamu kenapa Chand?” tanya Yuli.

Chandra terus menangis. Kami tidak tahu apa yang terjadi. Kami berusaha menghiburnya. Hingga akhirnya Chandra menceritakan bahwa ia melihat sang kekasih berjalan dengan perempuan lain.

Kau mengingat bahwaitulah kejadian ketiga yang Chandra alami. Kau hanya tersenyum mengingat kejadian itu. Betapa menyakitkan ketika melihat seorang teman yang tersakiti. Mendapatkan luka di atas semua kebahagiaan yang telah ia dapatkan sebelumnya.

Kau terus melanjutkan pencarianmu akan album sekolah menengah pertamamu. Kardus yang penuh dengan tumpukan buku berdebu itu memenuhi sebagian besar lemari bukumu. Kau merindukan mereka-bukumu-dengan amat sangat. Merekalah saksi bisu semua luka lamamu bahkan sahabatmu.

“Iya, aku mengingatnya dengan jelas.” Kata Yuli.

“Lalu apa yang terjadi?” tanya Chandra dengan penasaran.

Gita dan aku duduk dan mendengarkan Yuliyang bersiap untuk bercerita.

 “Aku tidak bermaksud untuk melukainya” Yuli mulai bercerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun