Mohon tunggu...
Anggita PutriCahyani
Anggita PutriCahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi yang baru mencoba menekuni bidang menulis di bidang hiburan dan film.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Meluasnya Industri K-Pop di Tanah Air Mempengaruhi Perkembangan NCTzen di Indonesia

1 Desember 2024   12:42 Diperbarui: 1 Desember 2024   12:56 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Korean Pop atau yang lebih dikenal dengan K-Pop merupakan suatu hal yang tidak asing lagi di

telinga kita. K-Pop merupakan sebuah fenomena yang persebarannya sudah terlihat jelas di dunia

global. Industri K-Pop mulai menduduki kancah internasional di saat munculnya girl group dan

boy group seperti 2NE1, SNSD, Super Junior, dan Bigbang. Indonesia merupakan salah satu dari

banyaknya negara di dunia yang ikut terkena tren dari budaya-budaya Korea. Perkembangan

teknologi dan sosial media mempengaruhi bagaimana masyarakat menjadi pengikut suatu group

K-Pop. Pesatnya penyebaran informasi di sosial media membantu peningkatan jumlah penggemar.

Peningkatan jumlah penggemar K-Pop tersebar dari kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga

remaja bahkan orang dewasa sekalipun.

Penggemar K-Pop juga tidak hanya berfokus ke industri musiknya saja, tetapi sebagian dari

mereka juga mendalami bahasa, kebiasaan berpakaian, industri perfilman, bahkan makanan

tradisional negara asal idola mereka. Salah satu boy group yang sedang ramai diperbincangkan di

Indonesia adalah NCT, merupakan salah satu group yang dinaungi oleh agensi SM Entertainment.

NCT terbentuk di tahun 2016 yang membuat NCT sendiri masuk ke dalam generasi ke-3. NCT

membagi dirinya menjadi 6 sub unit yaitu, NCT U, NCT Dream, NCT 127, WayV, NCT

DoJaeJung, dan NCT Wish. Memiliki konsep anggota yang selalu bertambah membuat NCT

berbeda seperti dengan boy group lainnya. Di Mei 2023 tercatat sudah melampaui penjualan

sebanyak 32 juta album. Hal ini membuat NCT menjadi artis paling laris dibawah naungan agensi

SM Entertainment.

Kepopuleran NCT tidak lepas dari pengaruh penggemar yang tersebar di belahan dunia.

Penggemar NCT ini lebih dikenal dengan sebutan NCTzen. Biasanya mereka memiliki sebutan

yang berbeda di setiap negara, Di Indonesia sendiri NCT biasa memanggil penggemarnya dengan sebutan Sijeuni. Sijeuni mulai menyebar dan meningkat di Indonesia sendiri saat terjadi COVID-

19. Pemerintah mengeluarkan peraturan untuk berdiam diri di rumah membantu mereka untuk

lebih sering mengakses sosial media. Hal ini tentu dimanfaatkan oleh agensi untuk mengeluarkan

single baru. Perkembangan Sijeuni tentu terlihat jelas, Hal ini dapat dilihat dari konser yang

diadakan oleh salah satu sub unit NCT yaitu NCT Dream yang berhasil melangsungkan konser di

kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 18 Mei 2024 menjadikan mereka boy group

pertama yang berhasil membuat konser tunggal di GBK. Sebelumnya mereka juga pernah

bertandang ke GBK dalam tur konser yang diadakan oleh SM Entertainment. Banyak pencapaian

yang telah diperoleh NCT tidak serta merta terjadi tanpa dukungan penggemar.

Penggemar mereka yang tersebar di Indonesia ini terbentuk karena adanya kesamaan selera musik

dan kesamaan menyukai salah satu personil NCT. Semakin banyak orang yang membicarakan

mereka di sosial media maka memungkinkan bertambahnya penggemar baru. Sosial media

menjadi wadah terbentuknya komunitas Sijeuni ini. Platform yang mewadahi komunitas ini

terbentuk adalah Twitter. Twitter mewadahi NCTzen untuk berinteraksi dan berbagi informasi.

Selain bersumber dari sosial media, Sijeuni juga bisa bertukar informasi secara langsung, mereka

biasanya akan melakukan birthday party jika salah satu idola mereka berulang tahun, atau pada

saat hari konser diadakan mereka biasanya akan memperluas komunitas mereka disini.

Interaksi antara NCTzen di twitter juga bisa menjadi interaksi antar budaya, Hal ini terjadi karena

K-Fans juga ikut meramaikan komunitas yang ada di twitter. Namun, Ada beberapa hal negatif

yang terjadi dari proses interaksi ini. Seperti kasus penyalahgunaan identitas yang dilakukan

beberapa oknum Sijeuni di beberapa platform terkhusus di Twitter. Kasus pencemaran nama baik

yang terjadi kepada Lucas WayV di 2021 silam. Kasus ini membuat dirinya harus keluar dan

istirahat sejenak dari industri music. Terungkap bahwa pencemaran nama baik ini menyangkut

NCTzen yang berasal dari Indonesia. Lalu terdapat skandal antara Sijeuni dengan Sijeuni yang

lain hingga skandal ini tidak hanya diam di Twitter saja tetapi menyebar ke platform lain. Hal ini

membuat pandangan non-fans berpikir bahwa semua penggemar K-Pop terlalu fanatik. Terkadang

NCTzen Indonesia juga bertindak melewati batas wajar, seperti meneror nomor telepon mereka.

Hal ini biasanya terjadi saat mereka melakukan live streaming, seperti yang terjadi kepada Leader

NCT yaitu Taeyong dirinya mengaku mendapatkan teror dari NCTzen Indonesia, diketahui dari

kode telepon yang diawali dengan (+62). Beberapa NCTzen juga memperjual belikan informasi

pribadi anggota keluarga dari idola mereka. Mereka juga menyebarkan alamat tempat tinggal bahkan menguntit mereka hingga ke asrama. Hal ini tentu membuat geram NCT dan agensi

mereka, Terkadang agensi mereka tak segan untuk melaporkan kasus ini ke pihak berwajib.

Tersebarnya penggemar mereka di seluruh dunia membuat banyak pertukaran budaya terjadi.

Penggemar mereka biasanya akan memiliki kebiasaan untuk mengikuti hal-hal yang idola mereka

sedang tekuni. Mereka biasanya juga akan mempelajari budaya idola mereka dengan tujuan dapat

dilihat oleh idola mereka. Penggemar biasanya akan mengikuti selera makanan yang idola mereka

makan. Mereka akan lebih sering mencoba makanan-makanan khas Korea. Hal ini membuat

persebaran rumah makan yang menyajikan makanan korea di Indonesia tersebar di beberapa titik.

Penggemar akan mudah menemukan makanan-makanan ini. Tak jarang mereka juga akan belajar

bahasa Korea itu sendiri. Hal ini dilakukan agar mereka dapat memahami dan bisa berkomunikasi

secara efektif dengan idola mereka masing-masing. Seperti yang kita tau bahwa kebanyakan

penduduk Korea Selatan tidak lancer dalam berbahasa Inggris. Tentu dengan mempelajari bahasa

idola mereka akan memperlancar interaksi dua arah ini. Penggemar K-Pop juga biasanya suka

mengikuti tren fashion Korea. Banyak NCTzen yang mengikuti arah fashion idola mereka seperti,

Doyoung, Jaehyun, Haechan, dan lain sebagainya. Mereka dianggap memiliki arah fashion yang

unik dan memudahkan penggemar untuk mengikuti tren fashion yang mereka gunakan. Selain hal-

hal diatas NCTzen atau beberapa fans K-Pop yang lain juga lebih sering mendengarkan musik

Korea dibandingkan musik lokal mereka sendiri. Hal ini bisa terjadi karena mereka telah nyaman

dengan selera music tersebut. Sebagian dari mereka menganggap lagu-lagu lokal lebih sering

memiliki nuansa yang sedih, hal ini membosankan bagi beberapa pihak. Berbeda dengan lagu

Korea yang memiliki warna bermacam-macam. Fenomena-fenomena seperti yang telah

disebutkan tidak bisa dihindari.

Pengaruh meluasnya kebudayaan korea yang dihasilkan oleh K-Pop memiliki banyak dampak.

Namun, hal-hal diatas merangkum beberapa dampak negatif yang jika kita sebagai penggemar tiba

bisa membatasi diri akan membuat kita jauh dari budaya kita sendiri.Jika kita tidak bisa membatasi

diri dalam hal menggemari suatu kebudayaan, maka hal ini bisa menggerus rasa cinta terhadap

kebudayaan lokal kita sedikit demi sedikit. Sikap fanatik yang terjadi di atas bisa saja membuat

citra negara kita sebagai negara dengan penduduk ramah akan berkurang. Karena perlakuan

beberapa oknum akan membuat pandangan baru. Terlalu mengagungkan kebudayaan Korea mulai

dari tren fashion juga membuat tindakan penggabungan seperti Kebaya dengan model fashion

Korea lahir. Hal ini tentu sangat membuat sebagian masyarakat marah, karena warisan budaya lokal kita dicoreng dengan semudah itu. Mendalami bahasa asing seperti Korea baik untuk

pencapaian diri kita, tetapi hal ini akan menjadi buruk jika kita terlalu sering menggunakan bahasa

tersebut di lingkungan kita. Hal-hal seperti ini yang membuat kebudayaan Korea tidak terlalu baik

diterima di beberapa wilayah di Indonesia.

Dari hal-hal diatas, sudah sepatutnya kita sebagai penggemar untuk tetap di batas wajar dalam

menggemari suatu hal. Dengan mencoba untuk menjadi penggemar yang mendukung dengan cara-

cara yang positif akan lebih baik dan memberikan kenyamanan untuk idola maupun kita sendiri.

Kita juga seharusnya paham bahwa kebudayaan lokal kita juga beragam dan unik untuk kita

pelajari lebih lanjut. Menggemari kebudayaan asing lain tidak sepenuhnya salah jika kita juga

selalu berusaha melestarikan kebudayaan negara kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun