Korean Pop atau yang lebih dikenal dengan K-Pop merupakan suatu hal yang tidak asing lagi di
telinga kita. K-Pop merupakan sebuah fenomena yang persebarannya sudah terlihat jelas di dunia
global. Industri K-Pop mulai menduduki kancah internasional di saat munculnya girl group dan
boy group seperti 2NE1, SNSD, Super Junior, dan Bigbang. Indonesia merupakan salah satu dari
banyaknya negara di dunia yang ikut terkena tren dari budaya-budaya Korea. Perkembangan
teknologi dan sosial media mempengaruhi bagaimana masyarakat menjadi pengikut suatu group
K-Pop. Pesatnya penyebaran informasi di sosial media membantu peningkatan jumlah penggemar.
Peningkatan jumlah penggemar K-Pop tersebar dari kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga
remaja bahkan orang dewasa sekalipun.
Penggemar K-Pop juga tidak hanya berfokus ke industri musiknya saja, tetapi sebagian dari
mereka juga mendalami bahasa, kebiasaan berpakaian, industri perfilman, bahkan makanan
tradisional negara asal idola mereka. Salah satu boy group yang sedang ramai diperbincangkan di
Indonesia adalah NCT, merupakan salah satu group yang dinaungi oleh agensi SM Entertainment.
NCT terbentuk di tahun 2016 yang membuat NCT sendiri masuk ke dalam generasi ke-3. NCT
membagi dirinya menjadi 6 sub unit yaitu, NCT U, NCT Dream, NCT 127, WayV, NCT
DoJaeJung, dan NCT Wish. Memiliki konsep anggota yang selalu bertambah membuat NCT
berbeda seperti dengan boy group lainnya. Di Mei 2023 tercatat sudah melampaui penjualan
sebanyak 32 juta album. Hal ini membuat NCT menjadi artis paling laris dibawah naungan agensi
SM Entertainment.
Kepopuleran NCT tidak lepas dari pengaruh penggemar yang tersebar di belahan dunia.
Penggemar NCT ini lebih dikenal dengan sebutan NCTzen. Biasanya mereka memiliki sebutan
yang berbeda di setiap negara, Di Indonesia sendiri NCT biasa memanggil penggemarnya dengan sebutan Sijeuni. Sijeuni mulai menyebar dan meningkat di Indonesia sendiri saat terjadi COVID-
19. Pemerintah mengeluarkan peraturan untuk berdiam diri di rumah membantu mereka untuk
lebih sering mengakses sosial media. Hal ini tentu dimanfaatkan oleh agensi untuk mengeluarkan
single baru. Perkembangan Sijeuni tentu terlihat jelas, Hal ini dapat dilihat dari konser yang
diadakan oleh salah satu sub unit NCT yaitu NCT Dream yang berhasil melangsungkan konser di
kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 18 Mei 2024 menjadikan mereka boy group
pertama yang berhasil membuat konser tunggal di GBK. Sebelumnya mereka juga pernah
bertandang ke GBK dalam tur konser yang diadakan oleh SM Entertainment. Banyak pencapaian
yang telah diperoleh NCT tidak serta merta terjadi tanpa dukungan penggemar.
Penggemar mereka yang tersebar di Indonesia ini terbentuk karena adanya kesamaan selera musik
dan kesamaan menyukai salah satu personil NCT. Semakin banyak orang yang membicarakan
mereka di sosial media maka memungkinkan bertambahnya penggemar baru. Sosial media
menjadi wadah terbentuknya komunitas Sijeuni ini. Platform yang mewadahi komunitas ini
terbentuk adalah Twitter. Twitter mewadahi NCTzen untuk berinteraksi dan berbagi informasi.
Selain bersumber dari sosial media, Sijeuni juga bisa bertukar informasi secara langsung, mereka
biasanya akan melakukan birthday party jika salah satu idola mereka berulang tahun, atau pada
saat hari konser diadakan mereka biasanya akan memperluas komunitas mereka disini.
Interaksi antara NCTzen di twitter juga bisa menjadi interaksi antar budaya, Hal ini terjadi karena
K-Fans juga ikut meramaikan komunitas yang ada di twitter. Namun, Ada beberapa hal negatif
yang terjadi dari proses interaksi ini. Seperti kasus penyalahgunaan identitas yang dilakukan
beberapa oknum Sijeuni di beberapa platform terkhusus di Twitter. Kasus pencemaran nama baik
yang terjadi kepada Lucas WayV di 2021 silam. Kasus ini membuat dirinya harus keluar dan
istirahat sejenak dari industri music. Terungkap bahwa pencemaran nama baik ini menyangkut
NCTzen yang berasal dari Indonesia. Lalu terdapat skandal antara Sijeuni dengan Sijeuni yang
lain hingga skandal ini tidak hanya diam di Twitter saja tetapi menyebar ke platform lain. Hal ini
membuat pandangan non-fans berpikir bahwa semua penggemar K-Pop terlalu fanatik. Terkadang
NCTzen Indonesia juga bertindak melewati batas wajar, seperti meneror nomor telepon mereka.
Hal ini biasanya terjadi saat mereka melakukan live streaming, seperti yang terjadi kepada Leader
NCT yaitu Taeyong dirinya mengaku mendapatkan teror dari NCTzen Indonesia, diketahui dari
kode telepon yang diawali dengan (+62). Beberapa NCTzen juga memperjual belikan informasi
pribadi anggota keluarga dari idola mereka. Mereka juga menyebarkan alamat tempat tinggal bahkan menguntit mereka hingga ke asrama. Hal ini tentu membuat geram NCT dan agensi
mereka, Terkadang agensi mereka tak segan untuk melaporkan kasus ini ke pihak berwajib.
Tersebarnya penggemar mereka di seluruh dunia membuat banyak pertukaran budaya terjadi.
Penggemar mereka biasanya akan memiliki kebiasaan untuk mengikuti hal-hal yang idola mereka
sedang tekuni. Mereka biasanya juga akan mempelajari budaya idola mereka dengan tujuan dapat
dilihat oleh idola mereka. Penggemar biasanya akan mengikuti selera makanan yang idola mereka
makan. Mereka akan lebih sering mencoba makanan-makanan khas Korea. Hal ini membuat
persebaran rumah makan yang menyajikan makanan korea di Indonesia tersebar di beberapa titik.
Penggemar akan mudah menemukan makanan-makanan ini. Tak jarang mereka juga akan belajar
bahasa Korea itu sendiri. Hal ini dilakukan agar mereka dapat memahami dan bisa berkomunikasi
secara efektif dengan idola mereka masing-masing. Seperti yang kita tau bahwa kebanyakan
penduduk Korea Selatan tidak lancer dalam berbahasa Inggris. Tentu dengan mempelajari bahasa
idola mereka akan memperlancar interaksi dua arah ini. Penggemar K-Pop juga biasanya suka
mengikuti tren fashion Korea. Banyak NCTzen yang mengikuti arah fashion idola mereka seperti,
Doyoung, Jaehyun, Haechan, dan lain sebagainya. Mereka dianggap memiliki arah fashion yang
unik dan memudahkan penggemar untuk mengikuti tren fashion yang mereka gunakan. Selain hal-
hal diatas NCTzen atau beberapa fans K-Pop yang lain juga lebih sering mendengarkan musik
Korea dibandingkan musik lokal mereka sendiri. Hal ini bisa terjadi karena mereka telah nyaman
dengan selera music tersebut. Sebagian dari mereka menganggap lagu-lagu lokal lebih sering
memiliki nuansa yang sedih, hal ini membosankan bagi beberapa pihak. Berbeda dengan lagu
Korea yang memiliki warna bermacam-macam. Fenomena-fenomena seperti yang telah
disebutkan tidak bisa dihindari.
Pengaruh meluasnya kebudayaan korea yang dihasilkan oleh K-Pop memiliki banyak dampak.
Namun, hal-hal diatas merangkum beberapa dampak negatif yang jika kita sebagai penggemar tiba
bisa membatasi diri akan membuat kita jauh dari budaya kita sendiri.Jika kita tidak bisa membatasi
diri dalam hal menggemari suatu kebudayaan, maka hal ini bisa menggerus rasa cinta terhadap
kebudayaan lokal kita sedikit demi sedikit. Sikap fanatik yang terjadi di atas bisa saja membuat
citra negara kita sebagai negara dengan penduduk ramah akan berkurang. Karena perlakuan
beberapa oknum akan membuat pandangan baru. Terlalu mengagungkan kebudayaan Korea mulai
dari tren fashion juga membuat tindakan penggabungan seperti Kebaya dengan model fashion
Korea lahir. Hal ini tentu sangat membuat sebagian masyarakat marah, karena warisan budaya lokal kita dicoreng dengan semudah itu. Mendalami bahasa asing seperti Korea baik untuk
pencapaian diri kita, tetapi hal ini akan menjadi buruk jika kita terlalu sering menggunakan bahasa
tersebut di lingkungan kita. Hal-hal seperti ini yang membuat kebudayaan Korea tidak terlalu baik
diterima di beberapa wilayah di Indonesia.
Dari hal-hal diatas, sudah sepatutnya kita sebagai penggemar untuk tetap di batas wajar dalam
menggemari suatu hal. Dengan mencoba untuk menjadi penggemar yang mendukung dengan cara-
cara yang positif akan lebih baik dan memberikan kenyamanan untuk idola maupun kita sendiri.
Kita juga seharusnya paham bahwa kebudayaan lokal kita juga beragam dan unik untuk kita
pelajari lebih lanjut. Menggemari kebudayaan asing lain tidak sepenuhnya salah jika kita juga
selalu berusaha melestarikan kebudayaan negara kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H