Mohon tunggu...
Anggie Selvi Randa
Anggie Selvi Randa Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Sharing thought about Psychology, Parenting, Islam, and Education

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

3 Penyebab Krusial Kenakalan Remaja Masih Marak Terjadi

16 Maret 2023   23:05 Diperbarui: 16 Maret 2023   23:08 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya coba contohkan, tindakan pacaran berkenalan di sosial media yang dilakukan anak-anak di ponorogo hingga berujung hamil di luar nikah. Penerapan berpikir rasional dalam konteks itu, penting untuk membuka banyak aspek dan memberikan titik kritis. 

Misalnya, berkenalan dengan orang lain melalui sosial media. Kita perlu menilai, apakah tindakan memberikan kepercayaan kepada orang yang dikenal di sosial media dengan mengajak berkencan dan langsung memutuskan melakukan hubungan badan di bawah umur tanpa status pernikahan, dibenarkan ? atau minimalnya berpikir, sebelum melakukan perkenalan, sebenarnya status kita sebagai pelajar, yang menjadi fokus prioritas apa ? Apakah dibenarkan membagi fokus dengan memiliki pasangan, tidak mengganggu proses belajarnya ?. Atau juga bisa, menghubungkan dengan variabel masa depan. 

Dengan melakukan hubungan badan di umur yang masih belum matang secara fisik, mental, dan emosional. Bagaimanakah keadaan janinnya nanti ? apa tidak berpotensi mengalami keguguran ? kecacatan ? atau apakah sudah siap mental menjadi orang tua ? bekerja memberikan nafkah kepada keluarga ? juga, dalam sudut pandang agama. Bagaimana nilai dosanya jika sudah melakukan perzinaan ?  

Dan masih banyak sekali sebenarnya pertanyaan-pertanyaan yang muncul untuk menguji pertimbangan setiap perilaku kita, apakah hanya menuruti hawa nafsu atau kaidah berpikir yang tepat ?

 Berpikir rasional merupakan hal yang wajib mendasar yang perlu diinternalisasi dan dibiasakan oleh setiap manusia. Hal tersebut yang membedakan dirinya dengan hewan. 

Dalam Islam pun atau bahkan hati nurani pun, menganjurkan manusia untuk selalu menggunakan akal pikirannya dalam mempertimbangkan setiap perilaku dirinya. Jika hal itu sudah mengakar kuat maka akan sangat minim sekali tindakan-tindakan kerusakan yang bisa merugikan orang lain. Karena kita tau bahwa kerusakan adalah hasil dari pertimbangan singkat dan cenderung berhawa nafsu. 

3. Kesalahan Pola Asuh Orang Tua 

Kesalahan pola asuh orang tua menjadi penyebab yang memberikan pengaruh besar pada perkembangan tumbuh kembang anak, termasuk dalam hal kenakalannya. Orang tua di sini sebenarnya bisa juga disebut ayah, ibu, atau pengasuh lainnya yang memiliki peran sebagai orang tua. 

Alih-alih ingin mendidik anak menjadi anak baik sesuai harapan orang tua, namun tidak disadari ada penerapan pola asuh yang tidak tepat.Penerapan pola asuh otoriter dan permisif yang memiliki banyak dampak buruk kepada anak baik sejak lahir ataupun tumbuh kembangnya hingga dewasa. 

Pola asuh otoriter cenderung memaksa anak untuk mengikuti segala aturan yang diberikan oleh orang tua secara sepihak. Sedangkan pola asuh permisif merupakan pola asuh yang memberikan kebebasan penuh kepada anak dalam memutuskan dengan minim aturan. 

Dampak dari pola asuh otoriter, membuat anak tidak nyaman berada di dalam rumah, bahkan dalam titik tertentu mereka akan berontak dan mencari pelarian di lingkungan lain yang bisa memberikan pengertian dan perhatian dibandingkan berada di lingkungan keluarganya. Hal tersebut, akan menjadi pemicu terjadinya kenakalan remaja. Selain itu, pola asuh permisif, juga sangat minim tanaman nilainya kepada anak-anak, cenderung membebaskan, sehingga akan menjadi bibit kenakalan remaja pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun