Mohon tunggu...
Anggie Selvi Randa
Anggie Selvi Randa Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Sharing thought about Psychology, Parenting, Islam, and Education

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

3 Penyebab Krusial Kenakalan Remaja Masih Marak Terjadi

16 Maret 2023   23:05 Diperbarui: 16 Maret 2023   23:08 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bisa dipastikan, kenakalan-kenalan remaja tersebut disebabkan oleh pemahaman terhadap Tuhan atau Allah dan agama yang salah bahkan bisa tidak percaya bahwa Tuhan itu tidak ada. Tentu sangat miris, jika kita melihat fenomena yang seperti itu.

             Aspek Eksternal 

Aspek eksternal berasal dari pola asuh keluarga dan lingkungan pertemanan. Kedua peran tersebut memiliki pengaruh besar pada perkembangan remaja salah satunya dalam membangun pondasi spiritual ketuhanan. 

Remaja yang hidup di lingkungan dengan penerapan nilai ketuhanan atau agama yang benar, akan menjadi anak yang selalu memikirkan bahwa keputusan dan tindakannya memiliki konsekuensi pahala dan dosa, memiliki konsekuensi diperhitungkan di akhirat nanti. Berbeda dengan anak yang hidup di lingkungan dengan jauh dari nilai agama. Tidak ada aturan baik, buruk, benar, dan salah yang mengikat dirinya.

Lebih jelasnya pengaruh lingkungan ini dipaparkan dalam Teori Sosiologi yang menjelaskan adanya tindakan konformitas (conformity) yaitu suatu jenis pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah laku sesuai dengan norma sosial yang ada baik secara implisit atau eksplisit. 

Mereka akan diterima dan diakui ketika mengikuti segala aturan yang telah ditetapkan oleh lingkungan tersebut. Kita bisa mengidentifikasi permasalahan-permasalahan remaja yang telah dipaparkan di atas, bisa dipastikan betul bahwa ada pengaruh nilai yang kuat di dalam lingkungan, yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi perilaku remaja tersebut. 

Jika lingkungan seperti itu teruss dikonsumsi remaja perlahan akan mengakar kuat menjadi karakter, nantinya berdampak buruk saat remaja atau dewasa nanti. Sungguh kompleks dampaknya

 

2. Minimnya Implementasi Berpikir Rasional 

Sering kita jumpai di sekitar, tentang minimnya nilai budaya untuk senantiasa berpikir rasional. Jarang sekali ada yang memberikan pesan secara eksplisit maupun implisit bagaimana nilai penting berpikir rasional dan seberapa besar pengaruhnya terhadap kehidupan kita. Secara pengertian KBBI, berpikir rasional adalah berpikir menurut pikiran dan pertimbangan yang logis atau sesuai aturan berpikir. 

Kemampuan berpikir rasional, tidak selalu bisa mudah dilakukan setiap orang. Terlebih sejak kecil tidak ada tanaman nilai dan pembiasaan dari orang tua atau lingkungan. Kemampuan ini menuntut untuk memberikan jeda berpikir menimbang bagaimana dampak baik dan buruk, membuka semua variabel masalah terkait dan menghubungkannya menggunakan kaidah berpikir yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun