Mohon tunggu...
Anggie D. Widowati
Anggie D. Widowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Psikolog, Pegiat Literasi

Penulis Novel: Ibuku(Tidak)Gila, Laras, Langit Merah Jakarta | Psikolog | Mantan Wartawan Jawa Pos, | http://www.anggiedwidowati.com | @anggiedwidowati | Literasi Bintaro (Founder)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Post Power Syndrome

19 Desember 2024   02:44 Diperbarui: 19 Desember 2024   02:44 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi yang hangat. Hari ini Zoel pergi dengan putra sulungnya untuk memancing. Hesti diajak, tetapi dia tak mau ikut. Saat-saat suaminya pergi dengan Damar begini adalah saat yang menyenangkan buat dirinya. Dia tak ingin Damar tahu segala keresahan yang ditimbulkan ayahnya, dia tak pernah cerita apapun, dan ketiga anaknya menganggap semua baik-baik saja.

Setelah mobil Damar meninggalkan rumah, Hesti berdandang lalu memesan taksi. Dia sudah berjanji temu dengan seorang professional. Kali ini adalah pertemuan yang kedua. Sebenarnya, dia yang meminta Damar mengajak suaminya memancing, kesempatan itu akan digunakan untuk bertemu dengan psikolog wanita itu.

Bu Ilana menyambutnya dengan ramah. Rambutnya diikat di belakang kepalanya. Tubuhnya tinggi dengan gaun panjang semata kaki dan baju bercorak batik dengan model elegan. Bibirnya dipoles dengan lipstick tipis. Wanita itu berdiri di belakang meja kerjanya, di atas meja ada ada kotak kayu coklat gelap bertulis Namanya Ilana Dewi, S Psi.

"Silakan duduk."

"Makasih Bu."

Ketika Hesti duduk, Ilana pun melakukan hal yang sama.

"Bagaimana perkembangannya?"

"Saya tak habis fikir kenapa sekarang dia menganggap saya merendahkan," kata Hesti.

"Bagaimana kejadiannya?"

"Kemarin, saya hanya membantunya memasang kancing baju."

"Hanya karena itu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun