Belum seminggu peristiwa itu, ibunya kembali dipanggil guru. Kali ini, Untung disetrap karena berkelahi dengan Hasim. Hasim dijongkrokkan ke got sampai basah kuyup. Katanya dia bermain curang.
Ibunya terpaksa membelikan seragam baru buat Hasim karena seragamnya hitam, bau karena air got.
"Kalau main curang tinggalin aja, gak usah diajak main, nggak perlu dijongkrongin ke got," begitu nasehat ibunya kepada Untung.
Membeli satu stel baju seragam bukan nilai yang sedikit buat pedagang kecil sepertinya. Namun karena tak mau ribut, dan sadar kalau itu kesalahan anaknya, terpaksa ibunya mengambil uang simpanannya yang tak seberapa.
Bukan hanya di sekolah, di rumah pun Untung sering bikin masalah. Barang yang dipegang pecah. Piring dan gelas diganti gelas plastik biar awet dan aman.
Belum lagi ngusilin tetangga. Ibunya mengalah dan mengganti kerugian tetanga bila kena imbas keusilan tangan Untung. Misalnya Untung gerusakin mainan teman, melempar bola dan memecahkan genting tetangga atau bikin ulah yang lain.
Ada tetangga yang berbaik hati karena melihat kondisi ekonomi keluarga Untung, dan tak mau diganti. Tapi ada juga yang tetap minta ganti, dengan alasan  pembelajaran buat Untung.
Suatu hari Untung sedang bermain sepeda di jalan depan rumah, saat itu seorang tetangga mengeluarkan mobilnya dari garasi. Untung yang sedang mengebut menabrak mobil itu sampai tergores.
Untung tidak terluka, meskipun jatuh di aspal. Hanya ada lecet-lecet ringan. Tetapi tetangga minta ganti rugi karena mobilnya tergores.
Ibunya menangis, waktu tahu berapa uang yang harus dibayarkan untuk memperbaiki mobil itu. Sementara tetangga tak mau tahu dan minta secepatnya diganti.
"Makanya, pandai-pandailah mendidik anak, biar enggak badung," kata tetangga itu.
"Iya bu, pasti saya ganti," kata Ibu.