Mohon tunggu...
Anggie D. Widowati
Anggie D. Widowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Psikolog, Pegiat Literasi

Penulis Novel: Ibuku(Tidak)Gila, Laras, Langit Merah Jakarta | Psikolog | Mantan Wartawan Jawa Pos, | http://www.anggiedwidowati.com | @anggiedwidowati | Literasi Bintaro (Founder)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perempuan di Kebun Bunga

14 Oktober 2018   05:07 Diperbarui: 14 Oktober 2018   05:09 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang lelaki tengah baya berdiri sambil menelpon. Sepertinya seorang lelaki yang ramah dan baik. Jati dan Ratih, mendekatinya untuk menanyakan sesuatu.

"Maaf Pak, boleh saya bertanya, saya dan istri saya tinggal di rumah ini," kata Damar menunjuk rumahnya.

"Oh kenalkan saya Lukas, anak Bu Anna, saya kebetulan tinggal di Surabaya," kata lelaki itu.

"Terus ada apa dengan beliau, untuk apa ambulan itu, apakah beliau sakit?"

"Ini adalah rumah beliau saat masih kecil, sebulan yang lalu saya menyuruh orang untuk membersihkannya dan menanam bunga kesukaan ibu saya, lalu saya mengirim ibu ke sini. Dia ingin sendiri saja."

"Iyaa kami sering melihat beliau menyiram bunga," kata Ratih.

"Sebulan ini tidak pernah ada kabar, kupikir baik-baik saja."

"Emang kenapa?"

"Baru kemarin saya menghubunginya, tetapi telepon tidak diangkat. Lalu saya menyuruh saudara untuk memeriksa, ternyata ibu sudah tidak ada."

"Oh Tuhan, semoga beliau damai di sisiNya."

"Sedihnya, kenapa baru ketahuan sekarang," kata kelaki itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun