Mohon tunggu...
Anggie D. Widowati
Anggie D. Widowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Psikolog, Pegiat Literasi

Penulis Novel: Ibuku(Tidak)Gila, Laras, Langit Merah Jakarta | Psikolog | Mantan Wartawan Jawa Pos, | http://www.anggiedwidowati.com | @anggiedwidowati | Literasi Bintaro (Founder)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perempuan di Kebun Bunga

14 Oktober 2018   05:07 Diperbarui: 14 Oktober 2018   05:09 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Mama, biar sajalah, yang penting tidak mengganggu kita."

"Mengganggu sih tidak, cuma empet saja, apalagi rumahnya pas di depan rumah kita," kata Ratih.

"Orang kan beda-beda, Ma."

Saat akan berangkat ke kantor, Jati melihat seorang perempuan berambut panjang sedang berjongkok menyiangi rumput. Dengan mengenakan topi, dia membungkuk membelakangi jalan. Lelaki itu pun tak jadi menyapanya.

Perempuan itu juga menggunting daun-daun bunga semak dan memasukkan ke dalam keranjang sampah plastik. Sepertinya perempuan itu sedikit aneh, selalu menunduk dan menghindari tatapan mata dengan orang lain. Beberapa tetangga yang melihatnya pun tak pernah bersapa.

Dengan gaun kembang-kembang itu dia seperti bersuka ria di taman bunga itu, menikmatinya sendirian.  

*  

Minggu pagi sungguh cerah angin meniup pelan mengusik gordin-gordin jendela. Dedaunan berayun lembut. Mengikuti irama samba. Bersama istrinya Jati menikmati kopi pagi dengan santai di ruang tamu.

Keheningan itu berubah, pasangan itu dikejutkan oleh beberapa mobil yang berdatangan dan parkir di jalanan depan rumah. Salah satunya adalah sebuah mobil ambulan dengan lampu di atapnya. Jati menyibakkan gordin untuk melihat ada keributan apa.

Empat orang berbaju seragam rumah sakit mendorong bed beroda. Dan di atas bed beroda itu seseorang berbaring dengan ditutup selimut dari ujung kepala sampai ujung kakinya. Apakah itu Bu Anna? Kenapa ditutup seluruh tubuhnya.

Jati menarik tangan istrinya dan mengajaknya keluar untuk melihat apa yang terjadi. Beberapa tetangga juga terlihat hadir ingin tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun