Semua orang juga tahu kalau itu bunuh diri, karena becaknya masih tegak di ujung jembatan. Bodohnya Triman tidak membawa sekalian becak itu nyemplung ke sungai.
"Iyaa Man, kalau ada masalah mbok bilang kami," kata Bejo.
"Aku ini pusing, darimana dapat uang untuk membayar seragam Aim. Apalagi sekarang Bu Jarwo sudah menyetop langganan becak buat ngangkut soto," kata Triman menahan tangis.
"Nyetop langganan?" kata istrinya.
"Iyaa, dari bulan kemarin, jadi bulan ini sudah tidak kasih uang langganan."
"Kenapa tidak bilang?" ujar istrinya.
"Aku tidak tahu mesti bilang gimana, lha kamu terus menerus minta uang buat seragam," kata Triman.
"Ya Allah, Pak, kalau sampean terus terang kan aku juga bisa terima."
"Aku sudah cari utangan ke teman-teman buat mbayar seragam itu, tapi hasilnya nihil, narik becak jaman sekarang tidak laku, Bu, orang sudah punya motor, banyak tukang ojek."
Istrinya hanya tersedu. Bejo mengusap-usap kaki sahabatnya seakan mengiyakan semua cerita itu.
"Tapi bunuh diri itu sirik, Pak, dosa," kata istrinya lagi.