"Hehe, baru Kapatang mengambil batang bambu di dekat ladang Pak Inggih, ada orang memesan"Â
Ayah menghembuskan ke udara sigaret kretek merek lintang enam sesaat, belum habis asap yang beliau hembuskan, Ayah kembali bicara "Tetapi nikmat mencari buah rotan tiada duanya, selalu terngiang-ngiang. Jika Anggi tahu, ke hutan akan Benar-benar membebaskan jiwa kita. Saat mencari buah rotan waktu itu ayah pergi bersama Gaek Iman. Tetapi sayang, pencarian buah rotan terpaksa berhenti karena Virus corona waktu itu."Â
"Kan cuma ke hutan, kenapa harus di hentikan, Yah?"Â
"Karena orang yang pesan dari Sijunjung berhenti memesan."Â
Saya manggut-manggut, tetapi Otak saya menjemput memori beberapa tahun yang lalu, Saya ingat saat Ayah mencari buah rotan.Â
Terkadang jika hutan yang ditaklukkan, jauh maka Ayah dan Gaek Iman harus bermalaman di hutan. Tentu, hal ini membuat saya dan Ibu terpikir sepanjang waktu, dan berdoa agar Ayah pulang dengan selamat, serta membawa buah rotan.Â
Air hujan tak juga kunjung berhenti untuk turun, tetapi sudah tidak sederas yang tadi. Ayah meminum kopi hitam yang ibu buatkan tadi sore. Saya kembali menanyakan kepada Ayah
"Untuk apa buah Rotan dibeli orang yah, bukankah yang biasa digunakan adalah batang Rotan yah? Anggi lihat ada orang yang membuat meja dan kursi dari batang Rotan. Tetapi kenapa yang Ayah cari Itu buahnya, bukan batangnya. Gi saja baru tahu kalau ada buah Rotan, saat ayah mulai kerja mencari buah Rotan."Â
Ayah menjawab. "kan banyak manfaat buah rotan nak, kalau tidak percaya, carilah di google. Untuk minyak urut misalnya."Â
"Mmmm memangnya di Sijunjung Ada pabrik yang mengolah buah rotan yah?"
"Indak, pabriknya ada di bengkulu. Sedangkan di Sijunjung itu adalah toke yang membeli. Toke nanti yang akan menjual kembali buahnya ke Bengkulu."Â