Mohon tunggu...
angga maulana Akbar
angga maulana Akbar Mohon Tunggu... Lainnya - karyawan swasta

suka bulutangkis, jalan-jalan dan makan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rokok untuk Mama

3 Desember 2023   22:20 Diperbarui: 3 Desember 2023   23:17 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ada kok, A. Minimal Adit sekarang jadi punya teman belajar"

Di bulan ke tiga, aku mulai mengetahui bahwa Adit adalah seorang anak yang berbeda dari teman sebayannya. Suatu waktu aku datang, aku mendapati dia sedang menangis. Dia tidak menjawab saat ku tanya, buku yang ku siapkan untuknya tidak diliriknya, apakah hari ini aku hanya melihat dia nangis saja?

"Dit, yuk mulai belajarnya"

Tidak dia gubris

"Dit"

"Dit"

 

Aku mulai melihat ke arahnya, dia tidak menangis lagi tapi raut mukanya masih sangat sedih.

"Dit, kenapa? Mau cerita?"

Raut mukanya berubah, sedikit sedih lagi lalu kemudian cerita mengenai kesedihannya. Sekitar setengah jam dia bercerita mengenai keinginannya untuk mempunyai handphone baru biar bisa nambah game baru di handphone, tetapi ditolak Ibunya. Dia pun menyampaikan hal ini kepada Ayahnya, tetapi Ayahnya tidak merespon saat diberi pesan pendek dan tidak dijawab saat Adit menelponnya.

Dia bercerita hal ini berulang-ulang khas anak-anak dengan berbahasa Indonesia campur bahasa sunda khas Bandung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun