Mohon tunggu...
Angga BastianSiregar
Angga BastianSiregar Mohon Tunggu... Administrasi - General Administrator

Seorang pekerja yang berpengalaman sebagai Administrator yang sekarang sedang menempuh pendidikan S1 Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Faktorial Analitis Raymond Bernard Cattell

13 Juli 2024   10:00 Diperbarui: 13 Juli 2024   13:58 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Raymond Bernard Cattell lahir pada 20 Maret 1905 di Hill Top, West Bromwich, Britania Raya dan meninggal pada 02 Februari 1998 di Honolulu, Hawaii, Amerika. Cattel adalah salah satu Psikolog berpengaruh pada abad ke -20. Sumbangan Cattell yang paling terkenal adalah 16 PF ( Sixteen Personality Factors). Selain itu, Cattell telah menyumbang dan mengembangkan lebih dari 30 tes psikometri terstandar, kuesioner dan rating scales. Tes 16 PF Queationnaire milik Cattell adalah tes yang paling terkenal didunia yang masih sering dipakai untuk tes kepribadian dalam lingkup dunia industri. Cattell melakukan pendekatan factorial analitiknya dengan menggunakan  metode pendekatan secara statistika dimana beliau menggunakan pendekatan dengan memanfaatkan statistic secara optimal.
Jadi Cattell menggunakan pendekatan : Induktif – Hipotetik – Deduktif. Karena menurut beliau kepribadian itu sangat kompleks, sehingga eksperimen harus selalu bersifat multivariat, karena menurut beliau eksperimen bivariat terlalu menyederhanakan masalah dan tidak akan memperoleh Gambaran kepribadian yang utuh.

Struktur terbagi atas , yaitu 

1.    Kategori Trait, yang terbagi atas 3 yaitu 

      a. Kategori Kepemilikan. terbagi atas Trait Umum dan trait Khusus ( Common – Unique traits)

      b. Kategori Kedalaman, terbagi atas Trait Permukaan – Trait Sumber
      c. Kategori Modalitas Ekspresi, terbagi atas Trait Kemampuan – Temperamen – Dinamik (Ability – Temperament – Dynamic Traits)

2.     Faktor Primer

Cattell meneliti trait sumber dengan mengumpulkan 4000 sifat manusia (sebagian besar diperoleh dari kamus yang disusun Allport dan Obert) 16 Sifat primer tersebut oleh Cattell kemudian dijadikan dasar untuk mengembangkan tes inventori pengukuran kepribadian yaitu16 Personality Factor Questionnaire (16 PF). Sisanya, 7 sifat populasi normal dinamakan Faktor Primer non 16 PF.

3.    Factor Sumber 16 PF, terbagi atas 16 yaitu ;

      a. Faktor A (Sizia – Affectia) 

Faktor yang paling besar proporsinya, mirip dengan polarisasi tipe schizothemes-cyclothemes dari Kretschmer.
Type reserved = schizothemes, adalah orang yang menarik diri, halusinasi, cenderung mempunyai bentuk tubuh tinggi kurus.
Type outgoing = cyclothemes adalah orang yang ramah, senang tertawa dan cenderung memiliki bentuk tubuh gemuk pendek.

     b. Factor B (Intelligence)
Factor yang berhubungan dengan kecerdasan dan kemampuan berfikir pada umumnya. Nilai rendah atau tinggi dari factor ini berhubungan dengan skort es inteligensi, Tingkat Pendidikan, kemampuan berfikir dan logika.

      c. Faktor C (Ego Strength)
Faktor ini ditemukan melalui analisis factor mirip dengan konsep ego pada psikoanalisis, orang yang neurotic cenderung memiliki kekuatan ego yang rendah. Begitu pula alkoholik, adiksi narkotik, delingkuen, dan putus sekolah memiliki kekuatan ego yang rendah. Hakekat factor ini adalah kekuatan untuk mengontrol impuls dan menangani masalah dengan realistic


       d. Factor E (Submissive-Dominance)
Orang yang dominan pada factor E adalah orang yang percaya diri, sombong, congkak, agresif, bersemangat, bertenaga, berkemauan, mementingkan diri sendiri, sebaliknya E – cenderung ragu-ragu, rendah hati, ogah-ogahan, lembut, diam, dan penurut. Ini berarti E+ dan E- sama sama mempunyai sifat positif (yang dikehendaki) dan sifat ngeatif(yang tidak dikehendaki).
       

       e. Factor F (Disurgency-Urgency)
Factor yang proporsinya paling besar pada masa anak-anak dan tetap penting pada usia dewasa. Diperkirakan oleh Cattell trait ini dipengaruhi oleh keturunan sebesar 55%. Orang yang disurgensinya tinggi (F-) adalah orang yang depresi, pesimistik. Seklusif, kelelahan, lemah, introspektif, dan khawatir, dan sebaliknya surgensi (F+) ditandai dengan sifat penggembira, ramah, mudah bergaul, responsive, bersemangat, jenaka, humoris, dan senang bicara.

         f. Factor G (Superego Strength)
Factor ini mirip dengan konsep superego milik Freud, orang yang superegonya kuat cenderung memiliki ketetapan atau setia dengan tujuan mengejar tujuan ideal, dan peduli dengan control diri terhadap tingkah laku.

        g. Factor H (Threctia-Parmia)
Factor ini dipengaruhi oleh keturunan sekita 40%. Threctia(-) adalah reaksi bahaya dari system simpatetik (malu, takut-takut, menyendiri, dan menahan diri), sedang parmia (H+) bercirikan dominasi syaraf parasimpatik (pemberani, penjelajah, senang berkelompok, periang, responsive)

        h. Factor I (Harria-Premsia)
Harria berhubungan dengan sikap disiplin orang tua, sedang premsia berhubungan dengan proteksi yang berlebihan dari orang tua. I- menjadi orang yang masak, independent, realistic, dan mencukupi diri sendiri. I+ adalah orang yang tidak sabaran, banyak tuntutan, tidak masak,sopan, sentimental, imajinatif, kreatif, dan kecemasan. Budaya yang lama cenderung premsik, sedang budaya pionir lebih harrik.

         i. Factor L (Alaxia-Protension)
Alaxia diambil dari kata relaxation, sedang pretension diambil dari gabungan kata projection dan tension. Orang yang protensif cenderung mudah curiga, cemburu, dan menarik diri, sedang alaxis mudah percaya, memahami dan sabar.

        j. Factor M (Praxernia-Autia)
Praxernia (M-) merupakan gabungan dari istilah practical dan concerned. Sifat ini mengacu ke orang yang konvensional, praktis sadar tujuan, logis, dan khawatir. Autia (M+) dari kata Autistic, orang yang tidak konvensional, kritis-rewel, perhatian terserap, imajinatif, dan intelektual. M+ pada orang neurotic menjaadi terserap dengan pikirannya sendiri, dan tidak peduli dengan rencana praktis, orang ini cenderung kehilangan kebutuhan terhadap realitas eksternal. Sebaliknya orang dengan tipe M- peduli dengan kebutuhan terhadap lingkungan, cenderung mengabaikan detail. M- ini menurut Cattell bisa menjadi dasar dari gejala obesif-kompulsif.

       k. Factor N (Artlessness-Shrewdness)
N- adalah ciri orang yang naif, rendah hati-bersahaja dan spontan. Sedangkan N+ bercirikan materialis, cerdik, berpandangan luas, dan pintar.

      l. Factor O (Assurance-Guild Proneness)
O- adalah orang yang percaya diri, ulet, tabah, dan tenang. O+ adalah trait yang ditemukan pada orang-orang yang patologis-alkoholic, criminal, manic depresif. Mereka hanya memiliki teman terbatas dengan standar hidup yang tidak normal, selalu khawatir dan merassa berdosa.

      m. Faktor      Q1 (Conservative-Radicalism),
                                Q2 (Group Adherence-Selfsufficient),
                                Q3 (Low Integration-High Self Concept),
                                Q4 (Ergic tension)

Empat Faktor ini proporsi pegngaruhnya terhadap tingkah laku hanya kecil. Semuanya menjelaskan tentang self, dan satu dengan yang lain saling berhubungan walaupun bentuknya berbeda-beda. Orang yang konservatif cenderung terikat dengan kelompok, integrasi dirinya kurang sehingga lebih santai dalam memperjuangkan sesuatu. Sebaliknya, orang yang radikal cenderung mandiri, percaya diri, dan semangat.

C.    Dinamika Trait, terbagi atas

         1.1.    Sikap (Attitude), merupakan konsep tentang keinginan untuk bertingkah laku tertentu, sebagai respon terhadap suatu situasi.

        1.2.    Dorongan Pembawaan (Erg dari Ergon [Yunani] = Kerja atau Energi), Semua dorongan primer yang dibawa saat lahir
tidak hanya dimiliki oleh manusia tetapi juga oleh binatang.

         1. 3.    Sentimen

Sentimen oleh Cattel sering disebut juga dengan Cattell Sems, akronim dari “socially shaped erg manifold” yaitu bermacam-macam erg yang dibentuk secara sosial. Sentimen adalah organisasi struktur keseimbangan sikap/attitude, yang memperoleh enerji dari erg tetapi dibentuk oleh hasil belajar.
Sikap/attitude adalah keinginan melakukan aksi sebagai respon terhadap situasi tertentu, yang jika dilacak asal-mulanya akan sampai ke dorongan bawaan/erg. Ditengah-tengah antara attitude dengan erg adalah sentiment

        1. 4.    Kalkulus Dinamik
Seperti diketahui baha Cattell adalah seorang behavioris, yakni bahwa psikologi sebagai ilmu bertujuan untuk memahami dan meramalkan tingkah laku. Temperamen, traits, abilitas, dan motivasi diukur tidak dalam pengertian sesuatu yang dimiliki individu, tetapi lebih dalam tingkah laku
Untuk meramalkan tingkah laku Cattell memakain konsep kalkulus dinamik suatu prosedur yang kompleks untuk menentukan kekuatan dan arah tingkah laku. Dalam kalkulus dinamik, erg dan sentiment dipandang sebagai akar dari semua motivasi dan dimsukkan kedalam persamaan tingkah laku (Behavior Equation), yang dapat dipakai untuk meramalkan tingkah laku seseorang.

Perkembangan Kepribadian

     2.1.    Tahapan Perkembangan terdiri atas

1. Tahap Bayi (Infancy, 0-6 tahun)
    Periode pembentukan yang terpenting dalam perkembangan kepribadian.

2. Tahap Anak (Childhood, 6-12 tahun)
Hanya sedikit masalah psikologis yang timbul, sehingga oleh Cattell disebut periode konsolidasi, sesudah periode bayi yang kritis.

3. Tahap Adolesen (Adolenscence, 14-23 tahun)
Ini adalah periode yang paling menyulitkan dan menekan. Kejadian
kelainan mental, neurosis, dan dilinkuensi banyak muncul pada periode ini; begitu pula konflik disekitar dorongan kemandirian, keyakinan diri, dan seks.

4. Tahap Kemasakan (Maturity, 23-50 tahun)
Secara umum, awal tahap ini ditandai dengan kesibukan, kebahagian, dan produktivitas. Pada umumnya orang pada usia itu menyiapkan karir, perkawinan, dan
keluarga.

5. Tahap Usia Pertengahan (Middle age, 50-60/70 tahun)
Ada perubahan penyesuaian dalam kepribadian sebagai respon terhadap perubahan fisik, sosial, dan psikologikal. Kesehatan dan kekuatan semakin redup pada tahap ini, begitu pula dengan daya tarik pribadi.

6. Tahap Tua (Senility, 60/70-mati)
Tahap final, melibatkan penyesuaian sejumlah kehilangan- kematian keluarga dan sahabat, pension, kehilangan status di masyarakat- mengikuti perasaan sendiri dan tidak aman.

2.2.    Keturunan dan Lingkungan

Metode meneliti pentingnya faktor keturunan dan lingkungan Cattel, dikenal dengan analisis varian abstrak jamak ”MAVA” (multiple abstract variance analysis)

Teknik: Membandingkan persamaan antara orang kembar diasuh dalam satu keluarga, kembar yang diasuh keluarga yang berbeda, saudara kandung tidak kembar yang diasuh satu keluarga, dan saudara kandung tidak kembar yang diasuh keluarga berlainan.

Tujuan: Menunjukkkan adanya pengaruh keturunan terhadap trait kecerdasan yang sangat tinggi.

Hal ini membuat Cattell berpihak kuat terhadap teori kelahiran selektif, yang akan menciptakan masyarakat cerdas

Pranata – pranata itu mempengaruhi kepribadian melalui salah satu dari tiga cara berikut :
Pembentukan karakter yang disengaja : Masyarakat mempunyai harapan sosial bagaimana anggotanya harus bertingkah laku, bersikap, dan mengembangkan konsep diri
Factor situasi atau teknologi yang terdampak terkembangnya sifat tertentu dalam diri individu yang bukan menjadi kemauan sadar Masyarakat atau institusi

Akibat pola tingkah laku yang terbentuk dari cara pertama dan kedua, indibidu mengalami perubahan kepribadian lebih lanjut dalam rangka mengekspresikan atau memuaskan motif-motif yang penting.

2.3.    Kecemasan

Cattel menekankan pentingnya kecemasan sebagai aspek kepribadian karena bahaya dampaknya terhadap fungsi dan mental.
Menurutnya, kecemasan itu bisa merupakan suatu keadaan sekaligus sifat dari kepribadian.

2.4.    Belajar

Menurut Cattell ada 3 jenis belajar untuk tujuan pengembangan kepribadian :

Kondisioning Klasik, secara khusus dignakan untuk mengaitkan respon emosional dengan isyarat lingkungan, misalnya belajar menghubungkan antara kehadiran ibu dengan perasaan tenang

Kondisioning instrumental, belajar membentuk subsidiasi untuk memuaskan tujuan sadar erg, misalnya belajar bahwa makan siang Bersama rekan bisnis dapat melancarkan penjualan sekaligus meningkatkan rasa aman atau percaya diri.

Konsidioning terintegrasi, belajar memaksimalkan kepuasan total jangka Panjang dengan memilih erg tertentu untuk diekspresikan seraya menahan atau mensublimasi erg yang lain. Misalnya, seperti seorang anak menekan erg kebebasan diri dan memilih membantu orang tua untuk menyatakan erg sebagai benuk kasih saying dan perlindungan orang tua.

 Aplikasi, Aplikasi pengembangan kepribadian Cattell terdiri atas; 


3.1.    Asesmen Kepribadian

Berikut beberapa instrumen asesmen kepribadian Cattell yang terkenal:

1.    16 PF (16 Personality Factor Questionnaire ),  Untuk mengungkap traits
2.    normal orang dewasa
3.    PSPQ (Pre-School Questionnaire), untuk anak-anak usia 4 - 6tahun.
4.    ESPS (Early-School Questionnaire) untuk anak-anak usia 6 – 8 tahun.
5.    CPQ (Child Personality Questionnaire), untuk anak-anak usia 8 - 12 tahun.
6.    HSPQ (High-School Personality Questionnaire), untuk anak-anak usia 12 - 18tahun.
7.    CAQ (Clinical Analysis Questionnaire),  untuk mengungkap trait patologis.
8.    MRQ ( Marriage Role Questionnaire), untuk mengungkap kepuasan seks, peran, dll


3.2.    Teori Abnormalitas

Cattell setuju dengan pandangan klinis bahwa neurosis dan psikosis itu terjadi akibat adanya konflik yang tak terpecahkan dalam diri indivisu. Sehingga beliau mengembangkan teknik kuantitatif untuk membantu terapis mendiagnosis dan melakukan treatment. Cattell menyarankan kepada klinisan untuk mengukur besaran variable-variabel itu dan memasukkan nilai variable variable motivator dan sumber kedalam sumber konflik kedalam persamaan tingkah laku.

3.3.    Neurosis

Neurosi adalah pola tingkah laku yang ditunjukkan oleh seseorang yang merasa dirinya mengalami kesulitan emosional tetapi tidak menunjukkan gangguan psikotik. Definisi ini muncul karena ternyata perbedaan normal dengan neuromatik dan psikotik bukan hanya perbedaan tingkatan, tetapi perbedaan dimensi. Cattell menemukan neurotic banyak berkembang pada keluarga yang penuh konflik, kurang disiplin, dan kurang kasih sayang.

3. 4.    Psikosis

Adalah bentuk gangguan mental yang berbeda dengan neurosis, dimana individu kehilangan kontak dengan realita dan membutuhkan perawatan untuk melindungi dirinya dan orang lain.

3.5.    Psikoterapi

Cattell menyarankan pemakaian asesmen sebagai sentral dari terapi untuk melakukan diagnosis, dan kemudian menentukan treatment berdasarkan kelemahan kelemahan apa yang harus diperbaiki. Untuk psikoterapi Cattell, tidak mengembangkan prosedur terapi secara khusus.

Secara keseluruhan Metodologi, statistika, dan pengukuran merupakan kekuatan teori Cattell. Berbagai pendekatan penelitian yang unik diperkenalkan, , misalnya Teknik lintas batas (boundary) untuk menguji validitas isi suatu tes. Dua tes untuk berbagai kelompok usia yang sama, Lalu pengaruh factor genetic dan lingkungan diteliti dengan Teknik MAVA (Multiple Abstract Variance Analysis). Teknik R, Teknik P. Teknik Q dan Teknik diferensial R menjadi sumbangan unik dari Cattell.
    Teori Cattell sesungguhnya cukup komprehensif, menggambarkan kompleksitas motivasi dalam peta latisi yang mudah dipahami. Dia juga menyiapkan instrument dan model analisis kuantitatif yang canggih. Namun oerhatiannya yang berlebihan terhadap kuantifikasi ini justru menjadi boomerang. Beliau mendapatkan banyak kritik dalam hal pandangan jiwa yang menjadi mekanistik, tidak mencerminkan hakekat subjektivitas manusia.
    Tidak banyak ahli yang mengikuti jejak Cattell, Ketika Menyusun teori, fikifan -fikiran Cattell tidak banyak dikembangkan. Ada 3 perihal alasan mengapa demikian

1.    Kerja cattell sukar dipahami.

2.    Walaupun analitis factor relative objektif dan merupakan Teknik statistic yang canggih, banyak peneliti yang berpendapat bahwa hasil analisis factor tetap dipengaruhi subjektivitas peneliti, sehingga Sebagian besar dari mereka curiga dengan hasil penelitian beliau.

3.    Cattell tidak bersungguh – sungguh membahas pengaruh lingkungan sebagai predictor tingkah laku yang akurat.

lalu terkait hal ini apakah masih ada peneliti yang menggunakan metode penelitian dari Cattell, tidak banyak yang menggunakan hasil penelitiannya terutama terkait dengan perhitungan proses erg, terutama kalkulus dinamik. Meskipun begitu penelitian Cattell sendiri tidak bisa disepelekan dan terbuang sia sia, karena penelitiannya masih banyak digunakan terutama 16 PF untuk proses rekrutmen kandidat untuk memperoleh pekerjaan, jadi walaupun terbilang tidak banyak peneliti yang melanjutkan namun Cattell dapat membuktikan bahwa hasil penelitiannya masih dikatakan cukup akurat dan masih bisa bertahan hingga saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun