3.2. Â Â Teori Abnormalitas
Cattell setuju dengan pandangan klinis bahwa neurosis dan psikosis itu terjadi akibat adanya konflik yang tak terpecahkan dalam diri indivisu. Sehingga beliau mengembangkan teknik kuantitatif untuk membantu terapis mendiagnosis dan melakukan treatment. Cattell menyarankan kepada klinisan untuk mengukur besaran variable-variabel itu dan memasukkan nilai variable variable motivator dan sumber kedalam sumber konflik kedalam persamaan tingkah laku.
3.3. Â Â Neurosis
Neurosi adalah pola tingkah laku yang ditunjukkan oleh seseorang yang merasa dirinya mengalami kesulitan emosional tetapi tidak menunjukkan gangguan psikotik. Definisi ini muncul karena ternyata perbedaan normal dengan neuromatik dan psikotik bukan hanya perbedaan tingkatan, tetapi perbedaan dimensi. Cattell menemukan neurotic banyak berkembang pada keluarga yang penuh konflik, kurang disiplin, dan kurang kasih sayang.
3. 4. Â Â Psikosis
Adalah bentuk gangguan mental yang berbeda dengan neurosis, dimana individu kehilangan kontak dengan realita dan membutuhkan perawatan untuk melindungi dirinya dan orang lain.
3.5. Â Â Psikoterapi
Cattell menyarankan pemakaian asesmen sebagai sentral dari terapi untuk melakukan diagnosis, dan kemudian menentukan treatment berdasarkan kelemahan kelemahan apa yang harus diperbaiki. Untuk psikoterapi Cattell, tidak mengembangkan prosedur terapi secara khusus.
Secara keseluruhan Metodologi, statistika, dan pengukuran merupakan kekuatan teori Cattell. Berbagai pendekatan penelitian yang unik diperkenalkan, , misalnya Teknik lintas batas (boundary) untuk menguji validitas isi suatu tes. Dua tes untuk berbagai kelompok usia yang sama, Lalu pengaruh factor genetic dan lingkungan diteliti dengan Teknik MAVA (Multiple Abstract Variance Analysis). Teknik R, Teknik P. Teknik Q dan Teknik diferensial R menjadi sumbangan unik dari Cattell.
  Teori Cattell sesungguhnya cukup komprehensif, menggambarkan kompleksitas motivasi dalam peta latisi yang mudah dipahami. Dia juga menyiapkan instrument dan model analisis kuantitatif yang canggih. Namun oerhatiannya yang berlebihan terhadap kuantifikasi ini justru menjadi boomerang. Beliau mendapatkan banyak kritik dalam hal pandangan jiwa yang menjadi mekanistik, tidak mencerminkan hakekat subjektivitas manusia.
  Tidak banyak ahli yang mengikuti jejak Cattell, Ketika Menyusun teori, fikifan -fikiran Cattell tidak banyak dikembangkan. Ada 3 perihal alasan mengapa demikian
1. Â Â Kerja cattell sukar dipahami.
2. Â Â Walaupun analitis factor relative objektif dan merupakan Teknik statistic yang canggih, banyak peneliti yang berpendapat bahwa hasil analisis factor tetap dipengaruhi subjektivitas peneliti, sehingga Sebagian besar dari mereka curiga dengan hasil penelitian beliau.