Mohon tunggu...
Angelina Yudithiara
Angelina Yudithiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - An Undergraduate Student

Hello! I am Angelina and I am an undergraduate student at Surabaya. Writing is one of my hobbies and I like to write about life, thoughts, and anything I can write in my 20s. My writing is not completely perfect, therefore, please give criticism and suggestions so that all of this writing can be better.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tambang Pasir dan Ketakutan Masyarakat Pesisir

22 Oktober 2024   11:26 Diperbarui: 22 Oktober 2024   11:59 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penambangan pasir laut tidak hanya merusak ekosistem laut, tetapi juga mempengaruhi kesejahteraan masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sumber daya alam pesisir. Contohnya di pantai Galesong, Sulawesi Selatan, sejak tahun 2017, perusahaan seperti PT. Ciputra, PT. Yasmin, dan PT. Bengkalis telah melakukan penambangan pasir yang berdampak pada kerusakan lingkungan. 

Terumbu karang rusak, abrasi meningkat, dan hutan mangrove yang berfungsi sebagai pelindung alami pantai turut hancur. Dampak ini semakin diperburuk oleh ketidakjelasan regulasi pada saat itu, sebelum diterapkannya Peraturan Daerah (Perda) Sulawesi Selatan No. 2 Tahun 2019.

Dampak paling jelas dari aktivitas penambangan pasir adalah perubahan kualitas air laut. Pengerukan lapisan pasir menyebabkan air laut menjadi keruh akibat lumpur yang terbawa ke permukaan. Kondisi air yang keruh ini tidak hanya berdampak pada estetika lingkungan, tetapi juga mempengaruhi ekosistem laut. 

Ikan dan biota laut lainnya cenderung menghindari area tersebut, yang memaksa nelayan melaut lebih jauh untuk menangkap ikan. Peningkatan jarak dan kesulitan operasional ini menyebabkan pengeluaran yang lebih besar, terutama untuk bahan bakar kapal, sehingga menambah beban ekonomi mereka.

Tantangan Pengelolaan Tambang Pasir Laut

Selain masalah yang disebabkan oleh tambang legal, penambangan pasir ilegal juga menjadi ancaman serius bagi lingkungan dan masyarakat pesisir. Aktivitas ilegal ini sering kali dilakukan tanpa perizinan yang jelas dan tanpa memperhatikan dampak ekologis. Di Desa Sumberasri, Blitar, penambangan pasir ilegal telah menyebabkan kerusakan lahan dan abrasi sungai yang signifikan.

 Aktivitas ini mengakibatkan ketidakseimbangan alam dan meningkatkan risiko bencana seperti tanah longsor dan banjir.

Penggunaan alat berat dalam penambangan pasir ilegal juga menyebabkan pencemaran udara dan air. Limbah dari aktivitas ekstraksi pasir mencemari sungai yang menjadi sumber air bagi masyarakat sekitar. Selain itu, pencemaran ini juga berdampak pada kehidupan akuatik di sungai-sungai tersebut, yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem lokal. 

Jika tidak segera dihentikan, pencemaran ini akan mengakibatkan kerusakan lingkungan yang lebih parah dan mengancam kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi tambang.

Meskipun penambangan pasir ilegal memberikan keuntungan ekonomi jangka pendek bagi pelaku, dampak jangka panjangnya sangat merugikan. Kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan menyebabkan masyarakat tetap terlibat dalam aktivitas ini. 

Oleh karena itu, diperlukan upaya edukasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem dan mencari alternatif mata pencaharian yang lebih ramah lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun