Mohon tunggu...
Healthy

Penyakit Jantung Tidak Pandang Bulu

22 Oktober 2017   13:33 Diperbarui: 22 Oktober 2017   13:40 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Halo para pembaca setia kompasiana, pernahkah terlintas sebuah pertanyaan pada benak kalian "Apakah penyakit jantung dapat terjadi pada orang yang memiliki berat badan normal atau bahkan cenderung kurus?". Pada kesempatan ini saya akan membahasnya agar rasa penasaran kalian dapat terpecahkan.

Jantung merupakan organ yang terdiri atas empat ruangan yang terletak di antara kedua paru-paru dan berukuran sebesar kepalan tangan pemiliknya. Berat jantung orang dewasa sekitar 220-260 gram. Jantung dibungkus oleh membran perikardium yang dapat membesar dan mengandung cairan perikardial serta melekat pada diafragma,sternum,dan pleura.

 Dinding jantung dibagi menjadi tiga lapisan, yaitu epikardium; terletak di bagian luar yang berfungsi untuk menutup permukaan jantung, miokardium; mampu berkontraksi untuk memompa darah dan terletak di bagian tengah, dan endokardium; merupakan bagian dalam yang tersusun dari lapisan endotelium. Jantung memiliki empat ruangan, yaitu atrium (serambi) dan ventrikel (bilik). Atrium kanan dan kiri dipisahkan oleh septum interatrial. Atrium kanan menerima darah dari seluruh tubuh, kecuali paru-paru. 

Sementara itu, atrium kiri menerima darah dari paru-paru. Ventrikel kanan dan kiri dipisahkan oleh septum interventrikuler. Ventrikel kanan memompa darah menuju ke paru-paru melalui batang pulmonari. Sedangkan ventrikel kiri memompa darah ke seluruh tubuh melalui aorta. Jantung juga memiliki katup yang terdiri atas katup trikuspid dan katup bikuspid (katup mitral). Katup trikuspid terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan serta memiliki tiga daun katup.

 Jika tekanan darah pada atrium kanan lebih besar daripada atrium kiri, daun trikuspid akan terbuka dan darah mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan. Jika tekanan darah pada ventrikel kanan lebih besar daripada atrium kanan, daun katup trikuspid akan menutup dan mencegah darah dari ventrikel kanan tidak kembali ke atrium kanan. Katus bikuspid terletak di antara atrium kiri dan ventrikel kiri yang berfungsi mencegah aliran balik sehingga darah dai ventrikel kiri tidak kembali ke atrium kiri.

Banyak yang mengira bahwa penyakit jantung atau kardiovaskuler merupakan penyakit yang hanya dialami oleh mereka yang mengalami kegemukan. Padahal penyakit jantung dipengaruhi oleh banyak penyebab selain kegemukan seperti gaya hidup yang tidak sehat antara lain seperti merokok, kurang beraktivitas, konsumsi lemak dan garam yang tinggi.

 Untuk lebih mudahnya faktor penyebab penyakit jantung dibagi menjadi 3, yaitu faktor risiko utama seperti merokok, hipertensi, dan kadar kolesterol darah yang tinggi; faktor resiko tidak langsung seperti diabetes melitus, kegemukan, dan stress; dan faktor resiko alami seperti gender, keturunan, dan usia.

Ada beberapa penelitian yang menyatakan bahwa orang yang memiliki berat badan kurang beresiko mengalami kematian dini dua kali lipat lebih besar dibandingkan orang yang memiliki berat badan berlebih. Karena orang dengan berat badan berlebih tidak mengalami kenaikan berat badan sehingga risiko kematian arteri koroner menurun 64%. Sedangkan orang dengan berat badan kurang dan mengalami penurunan berat badan risiko kematiannya akan meningkat dua kali lipat.   

Menurut saya ada beberapa hal yang menyebabkan orang-orang kurus mengalami serangan jantung, diantaranya adalah merokok, penimbunan lemak, kurang olahraga, diabetes, dan juga stress. Mari kita bahas satu persatu.

Merokok, ada beberapa kenyataan yang kita ketahui mengapa rokok mampu memcu penyakit jantung. (1) Asap rokok mengandug nikotin yang memacu pengeluaran zat seperti adrenalin. Zat ini merangsang denyutan jantung dan tekanan darah. (2) Asap rokok mengandung karbon onoksida yang memiliki kemampuan mengikat oksigen lebih kuat dari sel darah merah, sehingga menurunkan kapasitas darah merah untuk membawa oksigen ke jaringa termasuk jantung.

 (3) Merokok dapat menghilangkan rasa sakit di dada yang dapat memberi sinyal adanya sakit jantung, sehingga penderita tidak sadar ada penyakit berbahaya di dalam tubuh. (4) Merokok terus menerus dalam jangka panjang berpeluang besar untuk menderita penyumbatan arteri pada daerah leher. (5) Merokok dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam darah, biasanya penurunan HDL pada laki-lai sekitar 4,5mg/dl dan penurunan HDL pada wanita seitar 6,5mg/dl. Atau sekitar 11% pada laki-laki dan 14% pada wanita.

Diabetes melitus, Bila kadar glukosa darah naik terutama bila berlangsung dlam waktu yang cukup lama, sehingga gula darah terseut dapat menjadi pekat, dan ini mendorong terjadinya pengendapan atherosclerosis pada arteri koroner. Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi dalam darah cenderung menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan syaraf atau neurolopathy. 

Kerusakan syaraf itu mencegah pengiriman rasa panas, sakit, dan dingin, sehingga penderita tidak akan merasa sakit akibat jantung yang kekurang oksigen (ischaemia). Kenaikan gula darah juga bisa menyebabkan kerusakan artherioles. Arteri kecil (artherioles) akan dipenuhi oleh plak yang terdiri dari kolesterol. Kerusakan tersebut dapat terjadi di beberapa bagian tubuh sehingga bagian tersebut tidak dapat menerima oksigen secara penuh. Kekurangan okksigen dapat menyebabkan kerusakan organ terutama jantung.

Kolesterol, kadar kolesterol yang meningkat sampai di atas angka normal disebabkan oleh konsumsi makanan dengan lemak berlebih secara berkala. Kelebihan itu bereaksi dengan zat lain yang mengendap dalam pembuluh darah, sehingga menyebabkan penyempitan atau pengerasan yang biasa kita kenal dengan nama atherosclerosis. Penyempitan ini akan menyebabkan suplai darah ke jantug tidak mencukupi jumlahnya, maka hal ini akan menimbulkan rasa sakit atau nyeri di dada yang dapat menjurus ke serangan jantung.

Tekanan darah atau hipertensi, Tiap kontraksi jantung menghasilkan gelombang tekanan pembuluh darah. Tekanan yang dihasilkan pada puncak kontraksi disebut tekanan sistolik. Ketika jantung mengendor, tekanan pada pembuluh darah jatuh ke tingkat yang lebih rendah dan disebut sebagai tekanan diastolik. Tekanan darah manusia yang normal yaitu sekitar 120/80. Hipertensi dapat timbul apabila seseorang mengalami stress, kegemukan, atau terlalu banyak memakan garam. 

Hipertensi ini dapat mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah. Tekanan darah yang tinggi secara terus menerus akan menambah beban pada pembuluh arteri secara perlahan-lahan. Arteri akan mengalami proses pengerasan, karena itu tingkat elastisitasnya berkurang karena aarteri menjadi tebal dan kaku. Hipertensi secara tidak langsung juga mendorong proses terbentuknya pengendapan plak pada arteri koroner, sehingga akan menyebabkan penyempitan (atherosclerosis). Hal ini meningkatkan resistensi pada aliran darah yang pada gilirannya menambah naiknya tekanan darah.

Walaupun menurut penelitian orang kurus lebih mudah terkena serangan jantung tetapi tetap saja orang yang mengalami kegemukanlah yang paling berisiko terkena serangan jantung yang parah. Hanya orang-orang kurus dengan beberapa gaya hidup yang urang baik seperti yang saya tulis di atas yang berisiko terkena serangan jantung dan beberapa orang yang dalam silsilah keluarganya ada yang terkena serangan jantung. 

Mengapa saya berkata begitu? Karena kegemukan berbeda dengan faktor resiko yang lain, karena bila dibandingkan dengan kolesterol atau merokok secara langsung kegemukan mendorong timbulnya faktor resiko yang lain seperti diabetus melitus dan hipertensi, juga kegemukan dapat memperparah serangan jantung yang telah diderita seseorang. Kelebihan berat badan ini secara tidak langsung akan memaksa jantung untuk bekerja leih keras. Adapun orang yang gemuk biasanya cenderung jarang melakukan aktivitas. Artinya tenaga yang dikeluarkan berkurang sehingga zat makanan yang dimakan akan tersimpan dan bertumpuk dalam tubuh sebagai lemak.

Stress, stress dapat memicu pengeluaran hormon adrenalin dan katekolamin yang tinggi sehingga dapat mempercepat kekejangan arteri koroner sehingga suplai darah ke otot jantung terganggu. Biasanya orang yang tinggal di kota lebih mudah terkena serangan jantung. Pertama, adanya perasaan mengenai pentingnya waktu, seperti jadwal, janji-janji, dan batas waktu. Kedua, tingkat persaingan yang tinggi di mana kemenangan merupakan hal yang utama. Ketiga, sifat mudah marah dan menunjukkan sikap yang agresif dan bermusuhan secara terbuka.

Berdasarkan gender memang sudah ditakdirkan bahwa laki-laki memiliki resiko yang lebih tinggi ketimbang perempuan untuk mengidap penyakit jantung terutama pada rentang usia remaja hingga 50 tahun. Pada rentang usia tersebut laki-laki memiliki kemungkinan 2-3 kali lipat untuk mengidap penyakit jantung karena wanita menghasilkan hormon esterogen, jadi walaupun seorang perempuan memiliki angka kolesterol yang relatif tinggi tetapi ia memiliki tingkat proteksi yang tinggi yang dibentuk oleh hormon esterogen yang dihasilkannya. 

Namun bila sudah menginjak usia 50 tahun ke atas perempuan dan laki-laki dapat dikatakan memiliki resiko yang sama dengan laki-laki untuk mengidap penyakit jantung.  Baik itu wanita dengan berat badan normal atau cenderung kurus atau wanita dengan berat badan berlebih. Mengapa begitu? Karena ketika perempuan sudah menginjak usia 50 tahun ke atas mereka akan kehilangan proteksi diri. Ada beberapa faktor yang menyebabkan wanita kehilangan proteksi dirinya. Diantaranya adalah usia, menopause, terapi penggantian hormon esterogen, penggunaan pil anti hamil, Lipida darah, dan bentuk tubuh.

Yang paling mempengaruhi perempuan untuk mengidap penyakit jantung dari antara semua faktor tersebut adalah menopause. Ketika menopause, kadar hormon esterogen yang dihasilkan wanita menurun, padahal hormon esterogen ini dipercaya dapat mencegah terbentuknya plak pada arteri dengan cara meningkatkan kadar HDL dan menurunkan kadar LDL.

Terapi penggantian esterogen, walaupun terapi penggantian esterogen ini memberikan keuntungan yaitu menaikkan tingkat HDL dan mengurangi kemungkinan terkena penyakit jantung pada usia 50 ke atas hingga 30%. Tapi proses penggantian esterogen ini berlaku pada mereka yang memiliki gaya hidup yang buruk, misalnya merokok. Walaupun membawa banyak keuntungan tetapi dokter tidak menyarankan terapi penggantian esterogen ini dilakukan kecuali oleh perempuan yang tidak memiliki "menopausal simtom" mengingat banyak efek samping yang setelah melakukan penggantian hormon ini.

Pil anti hamil, Perempuan berusia muda yang menggunakan pil anti hamil beresiko terkena serangan jantung 3-4 kali lipat lebih besar, dibandingkan denga perempuan yang tidak menggunakannya. Mengapa? Karena  pil anti hamil dapat menaikkan kolesterol dan gula darah karena di dalam pil anti hamil terdapat hormon esterogen. Sangat tidak disarankan mengkonsumsi obat yang mengandung hormon esterogen pada usia produktif.

Bentuk tubuh, Pada umumnya tubuh perempuan cenderung lebih kecil dibandingkan
tubuh laki-laki.Dengan demikian ukuran jantung dan pembuluh arterinya juga lebih. Pembuluh darah yang kecil akan lebih mudah tersumbat.

Lipida darah, perempuan yang memiliki total kolesterol lebih dari 265 mg/dl memiliki resiko dua kali lipat resiko pengendapan pada pembuluh arterinya dibandingkan dengan perempuan yang memiliki total kolesterol 2015 mg/dl. Meskipun hubungan kolesterol dengan penyakit jantung sangatlah dekat, namun perempuan lebih rentan memiliki resiko rendahnya kadar HDL. Kadar trigliserida dalam darah lebih besar pengaruhnya terhadap kemungkinan penyakit jantung pada perempuan dibandingkan pada laki-laki.        

Ternyata penyakit jantung tidak hanya terjadi pada orang-orang yang gemuk saja teman-teman. Tapi juga dapat terjadi pada orang-orang yang memiliki berat badan yang kurang (kurus) tetapi juga mereka yang memiliki berat badan normal. Tergantung dengan pola hidup kita, jadi kita harus selalu berhati-hati dan menjaga pola hidup kita, yaitu dengan makan makanan yang bergizi dan tidak berlebihan serta rajin berolahraga. Semoga dengan artikel ini sahabat kompasiana bisa lebih memperhatikan pola hidup dan menjaga kesehatan. Sekian dan terimakasih.

Sumber : 1) Soeharto Iman. 2001. Kolesterol dan lemak jahat, kolesterol dan lemak baik, dan proses terjadinya serangan dan stroke. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
               2) Irnaningtyas. Dra, M.PD. 2016. Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun