Memang sebagaian para penumpang yang baru menaiki JakLingko masih jarang yang mematuhi protokol atau sistem pemberhentian jalur pada JakLingko. Ada penumpang yang masih meminta stop tetapi tidak ada tanda plang pemberhentian stop JakLingko, sebagian ada yang masih nekat naik walaupun sudah penuh, dan kamera CCTV bertugas memantau itu semua.
Banyak sekali yang beranggapan tentang menjadi sopir angkot di JakLingko itu sudah enak karena gaji mereka ditanggung oleh pemerintah, tetapi pada akhirnya itu semua masih ada yang tidak sependapat tentang hal itu.
Ke depannya, JakLingko akan mengembangkan melalui aplikasi seiring dengan jumlah anggota yang terus bertambah. Melalui laptop dan ponsel, interaksi ini bisa diakses hanya dalam genggaman atau disebut ponsel.
Kesan yang dilihat dari penumpang pada angkot JakLingko, kepada sopirnya ramah.Pesan sopir untuk JakLingko ini semoga terus lebih baik dan aman-aman saja yang pasti mode trasnportasi angkot JakLingko ini sangat dibutuhkan masyarakat terlebih sistem non tunai dan gratis.
"harapan saya  semoga gak bentrok karena sewa." Ujar pak Syakhroni tentang harapannya sebagai sopir dari JakLingko dan kedepannya JakLingko lebih Sukses.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H