Mohon tunggu...
Angelica Utomo
Angelica Utomo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Stem Cell Diambil dari Sel Janin yang Gugur?

24 Agustus 2018   13:25 Diperbarui: 24 Agustus 2018   13:35 1363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://ashutoshhospital.com/wp-content/uploads/2017/11/download-9.jpg

Stem cell, istilah yang asing bagi banyak orang. Namun, sebenarnya stem cell (sel punca) bukanlah hal yang baru karena ternyata sel punca ini mulai dikembangkan diakhir tahun 1980-an. Lalu, sebenarnya apa itu stem cell? Stem cell yang bisa disebut sel punca atau sel induk ini adalah sel yang belum berdiferensiasi atau belum berkembang dan memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi berbagai macam jenis sel yang ada di dalam tubuh. 

Di dalam banyak jaringan, stem cell ini dapat berfungsi sebagai semacam sistem perbaikan internal. Ketika sebuah sel induk membelah maka setiap sel baru memiliki potensi untuk tetap menjadi sel induk atau menjadi jenis sel lain dengan fungsi yang lebih khusus, seperti sel otot, sel darah merah, atau bahkan sel otak. Maka, tak jarang belakangan ini banyak ilmuwan yang meneliti lebih lanjut mengenai stem cell yang sangat menarik untuk diteliti khususnya di bidang kedokteran.

Menurut hasil penelitian, sel induk dibedakan dari jenis sel lain dengan tiga karakteristik. Pertama, mereka mampu membagi dan memperbarui diri untuk jangka waktu lama. Kedua, mereka tidak terspesialisasi. Ketiga, mereka dapat membentuk jenis sel khusus. Di beberapa organ, seperti usus dan sumsum tulang, sel-sel induk secara teratur terbagi untuk memperbaiki dan mengganti jaringan yang aus atau rusak. Namun di organ lain, seperti pankreas dan jantung, sel induk hanya terbagi dalam kondisi khusus.

Secara umum sel induk dibagi menjadi dua yaitu sel induk embrionik (embryonic stem cells) dan sel induk dewasa (adult stem cells). Sel induk dewasa dianggap sebagai sel yang tidak berdiferensiasi, ditemukan di antara sel-sel yang berbeda dalam jaringan atau organ.

Sel induk dewasa dapat memperbarui dirinya dan dapat membedakan untuk menghasilkan beberapa atau semua jenis sel khusus utama dari jaringan atau organ. Sel induk dewasa biasanya menghasilkan jenis sel dari jaringan di mana mereka berada. Sebagai contoh, sel induk dewasa pembentuk darah di sumsum tulang biasanya membentuk banyak jenis sel darah. Sel pembentuk darah di sumsum tulang yang disebut sel induk hematopoietik tidak dapat membentuk sel-sel dari jaringan yang sangat berbeda, seperti sel-sel saraf di otak.

Peran utama sel induk dewasa dalam organisme hidup adalah mempertahankan dan memperbaiki jaringan di mana mereka ditemukan. Para ilmuwan juga menggunakan istilah sel induk somatik bukan sel induk dewasa, di mana somatik ini mengacu pada sel-sel tubuh (bukan sel germinal, sperma atau telur). Tidak seperti sel induk embrionik, yang didefinisikan oleh asalnya (sel dari embrio tahap praimplantasi), asal sel induk dewasa di beberapa jaringan dewasa masih dalam penelitian.

Sel induk embrionik, sesuai dengan namanya, berasal dari embrio. Sebagian besar sel induk embrio berasal dari embrio yang berkembang dari telur yang telah dibuahi secara in vitro (bayi tabung - di luar tubuh wanita) dan kemudian disumbangkan untuk tujuan penelitian dengan persetujuan dari para donor. Sel induk ini tidak berasal dari telur yang dibuahi di dalam tubuh wanita.

Jika para ilmuwan dapat secara andal mengarahkan diferensiasi sel induk embrionik ke dalam jenis sel tertentu, mereka mungkin dapat menggunakan sel yang dihasilkan untuk mengobati penyakit tertentu di masa depan. Penyakit yang mungkin diobati dengan transplantasi sel yang dihasilkan dari sel induk embrionik manusia yaitu penyakit tidak menular seperti diabetes, cedera tulang belakang traumatis, penyakit jantung, dan gangguan penglihatan dan pendengaran.

Berarti sel induk sendiri dapat dijadikan pengobatan. Bagaimana cara kerjanya? Stem cell (sel punca) yang diakui dapat mengobati berbagai jenis penyakit, ternyata dapat dilakukan dengan 3 cara transplantasi.

Dokter Ahli Jantung dan Pembuluh Darah Dr. Sutomo Surabaya, dr. Yudi Her Oktaviono, Sp.JP(K), FIHA, FICA, FSCAI mengutarakan tiga cara transplantasi stem cell yang dapat dilakukan yaitu :

1.Autologous : Pada bagian ini, sumber stem cell berasal dari diri sendiri.

2.Syngeneic : Sumber stem cell berasal dari saudara kembar identik.

3.Alogenik : Sumber stem cell berasal dari saudara kandung, keluarga, atau orangtua maupun orang lain, yang tidak berhubungan dan tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan pasien.

Lalu, darimanakah kita bisa menemukan sel induk di dalam tubuh yang sangat bermanfaat ini? Pada dasarnya ada tiga tipe dasar sel induk. Sel induk janin ditemukan pada manusia selama tahap perkembangan janin dan dapat diambil dari janin yang diaborsi atau dari tali pusat bayi yang baru dilahirkan. 

Dan dua lainnya sudah saya sebutkan yaitu sel induk embrio yang ditemukan dalam embrio dan sel induk dewasa yang ditemukan di banyak jaringan yang berbeda di dalam tubuh manusia dan dapat diambil sampai batas tertentu, tanpa merugikan individu atau menyebabkan rasa sakit yang berlebihan. Untuk stem cell sendiri, ada bagian tubuh manusia yang dapat menghasilkan stem cell ini. Ada yang berada di sumsum tulang, darah tepi, dan darah tali pusat. Menurut dr. Yudi, stem cell yang paling aman adalah stem cell yang berasal dari darah tali pusat.

Lalu, bagaimanakah dengan sel janin? Ternyata sel-sel jaringan janin lebih mudah untuk dikultur dan berproliferasi (pengulangan siklus sel tanpa hambatan) lebih mudah daripada sel-sel jaringan dewasa. 

Sel-sel jaringan janin juga cenderung ditolak oleh penerima transplantasi, karena sel-sel ini kurang antigenik (merangsang respon imun). Namun secara kolektif, fitur sel-sel jaringan janin dapat memfasilitasi in vivo (eksperimen menggunakan keseluruhan organisme hidup) dan dapat memberikan efek menguntungkan terhadap penyakit yang sulit diobati.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4172669/figure/F1/?report=objectonly
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4172669/figure/F1/?report=objectonly
Jaringan janin dapat diperoleh dari janin kadaver (jasad manusia asli yang telah diawetkan) setelah aborsi spontan, janin yang lahir kemudian mati, atau operasi karena kehamilan ektopik (kehamilan yang berkembang di luar rahim, biasanya di dalam tuba falopi) di rumah sakit kebidanan. Selain itu, jaringan tersebut dapat berasal dari aborsi elektif. Jaringan janin yang diperoleh biasanya dapat diproses dan digunakan untuk cangkokan dalam bentuk suspensi sel, yang biasanya ditransplantasikan ke tempat implan yang telah ditetapkan selama operasi.

Transplantasi hati janin telah dicoba untuk mengobati leukemia. Pada tahun 1982, sebuah kelompok Italia melaporkan penggunaan transplantasi hati janin pada dua pasien dengan leukemia akut. Temuan ini menunjukkan bahwa transplantasi hati janin dapat meningkatkan darah perifer dan menstimulasi produksi sumsum tulang. Dan masih banyak lagi penelitian tentang transplantasi sel janin yang tak sedikit menghasilkan keuntungan.

Meski begitu, ada penelitian yang menunjukkan hasil bahwa transplantasi sel janin malah memperburuk kondisi yang ada. Contohnya seorang anak laki-laki Israel yang menderita penyakit genetik langka mematikan yang dikenal sebagai ataxia telangiectasia (A-T). Tidak ada obat yang diketahui ada untuk A-T, yang menyebabkan degenerasi daerah otak yang mengontrol gerakan dan bicara, dan orang-orang dengan penyakit biasanya tidak bertahan melewati usia belasan atau dua puluhan. 

Kemudian orangtuanya membawanya ke Moskow sehingga ia dapat menerima terapi eksperimental yang terdiri dari suntikan sel-sel induk janin neural yang berasal dari janin manusia yang diaborsi yang kemudian disuntikkan ke otak anak laki-laki itu dan sumsum tulang belakang sebagai pengobatan untuk A-T nya. 

Meskipun ia menerima dua perawatan lagi dengan sel induk janin pada usia 10 dan 12 tahun, ia masih belum menunjukkan perbaikan pada usia 13 dan pada kenyataannya penyakitnya yang parah telah berkembang sedemikian rupa sehingga ia membutuhkan kursi roda.

Ternyata dari pengobatan itu ia malah mendapat tumor. Tumor tersebut diangkat secara operasi pada tahun 2006 ketika anak laki-laki berusia 14 tahun, pada waktu mana sitogenetika dan analisis molekuler tumor mengungkapkannya menjadi jaringan yang sama dengan sel induk janin, dan oleh karena itu disebabkan langsung oleh terapi sel induk janin. 

Di antara tes lain, analisis genetik mengungkapkan bahwa beberapa sel tumor berasal dari donor perempuan dan terdiri dari 2 salinan gen yang normal dan sehat di mana mutasi menyebabkan penyakit AT, dan tidak cocok dengan anak laki-laki itu sendiri. Namun, ini hanya salah satu contoh dari transplantasi sel janin yang gagal. 

Mungkin tidak semua transplantasi sel janin berhasil karena beberapa faktor yang mempengaruhi, dalam kasus ini kegagalan disebabkan oleh tidak cocoknya gen sehingga menimbulkan penyakit. Akan tetapi, kebanyakan hasil dari transplantasi sel janin yang dilakukan menghasilkan hasil yang memuaskan dan mendorong kemajuan dan kelanjutan pengobatan menggunakan terapi stem cell ini.

Hasil transplantasi jaringan janin untuk pengobatan telah menjadi pusat perhatian. Hal ini menjadi berita utama di seluruh dunia dalam media berita sejak akhir 1980-an. Kemajuan seperti itu secara bersamaan meningkatkan kekhawatiran etika dan keberatan terhadap penggunaan jaringan janin kadaver untuk medis, yang sering berasal dari kasus aborsi elektif. Adapun perdebatan etis di Amerika Serikat, yang melibatkan gerakan anti-aborsi, hal ini menyebabkan penundaan pendanaan federal (1987-1992) dari penelitian transplantasi jaringan janin.

Menurut saya ada empat permasalahan yang terkait dengan transplantasi jaringan janin (stem cell). Pertama, wanita hamil disarankan atau dibujuk untuk menjalani aborsi induksi dengan alasan bahwa hal itu dapat membantu orang lain dengan menyumbangkan jaringan janin. Kedua, meluasnya penggunaan transplantasi jaringan janin dapat mengakibatkan peningkatan jumlah aborsi. Ketiga, keberhasilan penggunaan jaringan janin dapat membuat prosedur tersebut lebih diterima secara sosial. Keempat, prosedur aborsi dapat diubah berdasarkan kebutuhan medis.

Dari berbagai macam penelitian yang telah dilakukan menunjukkan banyak hasil yang menjanjikan dari pengobatan dengan cara terapi stem cell ini dan dari empat permasalahan di atas maka pendapat saya tentang penggunaan transplantasi jaringan janin dapat dilakukan untuk kebutuhan medis khususnya pengobatan penyakit tertentu secara legal. Hal ini dikarenakan ada banyak dampak positif yang dihasilkan. 

Tetapi, hal ini juga harus dilakukan dengan banyak pertimbangan karena tidak semua orang setuju dengan pengobatan yang menggunakan sel janin yang gugur ini. Hal yang ditakutkan dari hal ini adalah meningkatnya jumlah aborsi ilegal atau memang sengaja diaborsi untuk pengobatan ini. 

Jadi, supaya pengobatan menggunakan stem cell janin yang gugur dapat terlaksana dengan baik, pengobatan ini harus melalui persetujuan dari orangtua janin dan janin yang gugur tersebut tidak diaborsi secara ilegal. Memang dibeberapa kasus, stem cell tidak diperbolehkan karena adanya masalah etika seperti pengaborsian ilegal yang tidak bermoral karena tidak menghargai ciptaan Tuhan.

Semoga dengan adanya kemajuan teknologi yang ada terutama dibidang kesehatan, manusia pun harus mengalami kemajuan moral dalam mengembangkan teknologi ini. Dengan kata lain, dalam mengembangkan teknologi manusia harus mempertimbangkan etika-etika yang ada dan menghargai ciptaan Tuhan. Sekian dari saya, semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita semua.

Daftar pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun