Di antara tes lain, analisis genetik mengungkapkan bahwa beberapa sel tumor berasal dari donor perempuan dan terdiri dari 2 salinan gen yang normal dan sehat di mana mutasi menyebabkan penyakit AT, dan tidak cocok dengan anak laki-laki itu sendiri. Namun, ini hanya salah satu contoh dari transplantasi sel janin yang gagal.Â
Mungkin tidak semua transplantasi sel janin berhasil karena beberapa faktor yang mempengaruhi, dalam kasus ini kegagalan disebabkan oleh tidak cocoknya gen sehingga menimbulkan penyakit. Akan tetapi, kebanyakan hasil dari transplantasi sel janin yang dilakukan menghasilkan hasil yang memuaskan dan mendorong kemajuan dan kelanjutan pengobatan menggunakan terapi stem cell ini.
Hasil transplantasi jaringan janin untuk pengobatan telah menjadi pusat perhatian. Hal ini menjadi berita utama di seluruh dunia dalam media berita sejak akhir 1980-an. Kemajuan seperti itu secara bersamaan meningkatkan kekhawatiran etika dan keberatan terhadap penggunaan jaringan janin kadaver untuk medis, yang sering berasal dari kasus aborsi elektif. Adapun perdebatan etis di Amerika Serikat, yang melibatkan gerakan anti-aborsi, hal ini menyebabkan penundaan pendanaan federal (1987-1992) dari penelitian transplantasi jaringan janin.
Menurut saya ada empat permasalahan yang terkait dengan transplantasi jaringan janin (stem cell). Pertama, wanita hamil disarankan atau dibujuk untuk menjalani aborsi induksi dengan alasan bahwa hal itu dapat membantu orang lain dengan menyumbangkan jaringan janin. Kedua, meluasnya penggunaan transplantasi jaringan janin dapat mengakibatkan peningkatan jumlah aborsi. Ketiga, keberhasilan penggunaan jaringan janin dapat membuat prosedur tersebut lebih diterima secara sosial. Keempat, prosedur aborsi dapat diubah berdasarkan kebutuhan medis.
Dari berbagai macam penelitian yang telah dilakukan menunjukkan banyak hasil yang menjanjikan dari pengobatan dengan cara terapi stem cell ini dan dari empat permasalahan di atas maka pendapat saya tentang penggunaan transplantasi jaringan janin dapat dilakukan untuk kebutuhan medis khususnya pengobatan penyakit tertentu secara legal. Hal ini dikarenakan ada banyak dampak positif yang dihasilkan.Â
Tetapi, hal ini juga harus dilakukan dengan banyak pertimbangan karena tidak semua orang setuju dengan pengobatan yang menggunakan sel janin yang gugur ini. Hal yang ditakutkan dari hal ini adalah meningkatnya jumlah aborsi ilegal atau memang sengaja diaborsi untuk pengobatan ini.Â
Jadi, supaya pengobatan menggunakan stem cell janin yang gugur dapat terlaksana dengan baik, pengobatan ini harus melalui persetujuan dari orangtua janin dan janin yang gugur tersebut tidak diaborsi secara ilegal. Memang dibeberapa kasus, stem cell tidak diperbolehkan karena adanya masalah etika seperti pengaborsian ilegal yang tidak bermoral karena tidak menghargai ciptaan Tuhan.
Semoga dengan adanya kemajuan teknologi yang ada terutama dibidang kesehatan, manusia pun harus mengalami kemajuan moral dalam mengembangkan teknologi ini. Dengan kata lain, dalam mengembangkan teknologi manusia harus mempertimbangkan etika-etika yang ada dan menghargai ciptaan Tuhan. Sekian dari saya, semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita semua.
Daftar pustaka
- https://stemcells.nih.gov/info/basics/1.htm
- https://ipscell.com/apakah-itu-stem-cell-sel-punca/
- https://www.liputan6.com/health/read/763652/3-cara-transplantasi-stem-cell
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4172669/
- https://sciencing.com/stem-cells-found-4569029.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H