2.Syngeneic : Sumber stem cell berasal dari saudara kembar identik.
3.Alogenik : Sumber stem cell berasal dari saudara kandung, keluarga, atau orangtua maupun orang lain, yang tidak berhubungan dan tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan pasien.
Lalu, darimanakah kita bisa menemukan sel induk di dalam tubuh yang sangat bermanfaat ini? Pada dasarnya ada tiga tipe dasar sel induk. Sel induk janin ditemukan pada manusia selama tahap perkembangan janin dan dapat diambil dari janin yang diaborsi atau dari tali pusat bayi yang baru dilahirkan.Â
Dan dua lainnya sudah saya sebutkan yaitu sel induk embrio yang ditemukan dalam embrio dan sel induk dewasa yang ditemukan di banyak jaringan yang berbeda di dalam tubuh manusia dan dapat diambil sampai batas tertentu, tanpa merugikan individu atau menyebabkan rasa sakit yang berlebihan. Untuk stem cell sendiri, ada bagian tubuh manusia yang dapat menghasilkan stem cell ini. Ada yang berada di sumsum tulang, darah tepi, dan darah tali pusat. Menurut dr. Yudi, stem cell yang paling aman adalah stem cell yang berasal dari darah tali pusat.
Lalu, bagaimanakah dengan sel janin? Ternyata sel-sel jaringan janin lebih mudah untuk dikultur dan berproliferasi (pengulangan siklus sel tanpa hambatan) lebih mudah daripada sel-sel jaringan dewasa.Â
Sel-sel jaringan janin juga cenderung ditolak oleh penerima transplantasi, karena sel-sel ini kurang antigenik (merangsang respon imun). Namun secara kolektif, fitur sel-sel jaringan janin dapat memfasilitasi in vivo (eksperimen menggunakan keseluruhan organisme hidup) dan dapat memberikan efek menguntungkan terhadap penyakit yang sulit diobati.
Transplantasi hati janin telah dicoba untuk mengobati leukemia. Pada tahun 1982, sebuah kelompok Italia melaporkan penggunaan transplantasi hati janin pada dua pasien dengan leukemia akut. Temuan ini menunjukkan bahwa transplantasi hati janin dapat meningkatkan darah perifer dan menstimulasi produksi sumsum tulang. Dan masih banyak lagi penelitian tentang transplantasi sel janin yang tak sedikit menghasilkan keuntungan.
Meski begitu, ada penelitian yang menunjukkan hasil bahwa transplantasi sel janin malah memperburuk kondisi yang ada. Contohnya seorang anak laki-laki Israel yang menderita penyakit genetik langka mematikan yang dikenal sebagai ataxia telangiectasia (A-T). Tidak ada obat yang diketahui ada untuk A-T, yang menyebabkan degenerasi daerah otak yang mengontrol gerakan dan bicara, dan orang-orang dengan penyakit biasanya tidak bertahan melewati usia belasan atau dua puluhan.Â
Kemudian orangtuanya membawanya ke Moskow sehingga ia dapat menerima terapi eksperimental yang terdiri dari suntikan sel-sel induk janin neural yang berasal dari janin manusia yang diaborsi yang kemudian disuntikkan ke otak anak laki-laki itu dan sumsum tulang belakang sebagai pengobatan untuk A-T nya.Â
Meskipun ia menerima dua perawatan lagi dengan sel induk janin pada usia 10 dan 12 tahun, ia masih belum menunjukkan perbaikan pada usia 13 dan pada kenyataannya penyakitnya yang parah telah berkembang sedemikian rupa sehingga ia membutuhkan kursi roda.
Ternyata dari pengobatan itu ia malah mendapat tumor. Tumor tersebut diangkat secara operasi pada tahun 2006 ketika anak laki-laki berusia 14 tahun, pada waktu mana sitogenetika dan analisis molekuler tumor mengungkapkannya menjadi jaringan yang sama dengan sel induk janin, dan oleh karena itu disebabkan langsung oleh terapi sel induk janin.Â