Mohon tunggu...
Angela Marisa Mau
Angela Marisa Mau Mohon Tunggu... Guru - Sarjana Pendidikan Keagamaan Katolik

Saya menyukai dunia sastra sejak duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 5. Yang menarik bagi saya adalah setiap halaman buku yang saya baca selalu membawa saya ke dalam dunia yang penuh warna dan imajinasi. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan lingkungan yang kurang mendukung, saya mulai menjauh dari hobi tersebut. Baru-baru ini, saya menemukan kembali kecintaan saya terhadap sastra. Proses ini bukanlah hal yang mudah, tetapi saya menyadari bahwa menemukan ide, berimajinasi dan menciptakan karya-karya baru adalah bagian dari diri saya yang tidak bisa diabaikan. Saya mulai menulis lagi, setiap kata yang saya tuliskan membawa kembali kenangan indah saat pertama kali saya jatuh cinta pada sastra. Dengan semangat baru, saya berusaha untuk menghasilkan karya-karya yang luar biasa. Saya mengeksplorasi berbagai genre dan gaya penulisan, dari puisi hingga prosa. Setiap karya adalah ekspresi dari realita dan penemuan yang dipadukan dengan pikiran dan perasaan saya, serta refleksi dari pengalaman hidup yang telah membentuk diri saya. Berikanlah kritik dan masukan yang positif selayaknya kita adalah saudara yang saling mengisi kekosongan atau kekurangan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Kehidupan Masyarakat Ekafalo

24 Januari 2025   23:59 Diperbarui: 25 Januari 2025   00:32 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menghargai Alam. Melaui Toit Nenuf Ma’tanif semakin mengajarkan masyarakat untuk menanamkan rasa hormat bagi alam sebagai sumber yang memberi hidup bagi semua makhluk.

Nilai Ekonomi. Alam dapat diolah menjadi penunjang ekonomi masyarakat.

Nilai Kerabatan. Sirih pinang yang merupakan sarana komunikasi religious, menjaga hubungan baik dengan leluhur dan merupakan segi etika dalam menerima tamu.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Erna Niman Mena, yang mengatakan bahwa kearifan lokal dengan nilai-nilai budaya yang melekat pada masyarakat menjadi dasar dalam mengelola lingkungan alamnya, sehingga kesinambungan dan keselarasan hidup dengan alam akan tetap terjaga dengan baik. Nilai-nilai kearifan lokal masyarakat syarat dengan unsur- unsur spiritual, mitos, dan kepercayaannya. Rim-Rukeh dalam jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio yang mengatakan bahwa pengetahuan praktis dalam budaya lokal masyarakat tertentu memiliki peran dalam konservasi dan melindungi hutan serta sumber daya alam lainnya.

Dengan demikian, kearifan lokal kini membawa dampak yang baik bagi masyarakat Ekafalo karena telah membuka banyak pemikiran masyarakat dalam proses berpikir, bertindak dan bersikap arif dan bijaksana dalam mengamati, memanfaatkan dan mengolah alam sebagai suatu lingkungan hidup yang saling timbal balik.

Dampak Toit Nenuf Ma’tanif Terhadap Kehidupan Masyarakat Ekafalo

  • Terdapat beberapa dampak positif dari Toit Nenuf Ma’tanif, antara lain:
  • Masyarakat memiliki hubungan yang baik dengan Sang Pencipta. Melalui upacara ini masyarakat Ekafalo lebih mengenal Allah dengan sebutan Uis Neno, Apinat, Aklaat, yang telah memberikan kehidupan beserta segala isinya. Mengutip pelestarian lingkungan dalam kitab perjanjian baru yang telah dipaparkan diatas, memanfaatkan alam adalah bagian dari pertanggungjawaban talenta yang diberikan/dipercayakan Tuhan kepada manusia untuk dilipatgandakan hasilnya, disuburkan, dan dijaga agar produknya tetap optimal.
  • Warisan budaya yang dijaga dan dilestarikan. Kearifan lokal bukan hanya tentang pemahaman atau pengetahuan masyarakat adat/lokal tentang manusia dan bagaimana relasi yang baik diantara manusia, melainkan juga menyangkut pengetahuan, pemahaman, dan adat kebiasaan tentang manusia, alam, dan bagaimana relasi antara semua, dimana seluruh pengetahuan itu diamati, dihayati, dipraktikkan, diajarkan dan diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya.
  • Masyarakat Ekafalo semakin menghormati alam. Upacara Toit Nenuf Ma’tanif kini juga mengajak masyarakat untuk menghargai dan merawat alam sebagai sumber kehidupan mereka. Menurut Arsyad, kegiatan pelestarian sesuai dengan kesepakatan yang telah dirumuskan bersama adalah upaya tindakan konservasi alam. Konservasi adalah konsep proses pengelolaan suatu tempat, ruang atau objek, agar makna kultural yang terkandung di dalamnya terpelihara dengan baik.
  • Kebutuhan Terpenuhi. Air yang menjadi sumber kehidupan masyarakat Ekafalo kini ditata sedemikian mungkin sehingga air tersebut dapat mengairi persawahan masyarakat setempat dan juga dialirkan ke setiap sudut kampung untuk memenuhi kebutuhan makan minum masyarakat Ekafalo sehari-hari.

Dikutip dari pendapat Edi Suryadi dalam teorinya tentang pelestarian sumber air yang telah dipaparkan diatas, mengatakan bahwa kegagalan dalam pengelolaan sumber daya air akan memicu konflik sosial antar wilayah yang tidak terhindarkan. Adapun dampak negatif yang terjadi apabila upacara Toit Nenuf Ma’tanif tidak dipahami dengan baik oleh masyarakat, antara lain:

Timbulnya rasa iri di antara sesama suku maupun antar suku, sehingga berbagai cara busuk dilakukan misalnya dengan memasukkan barang-barang pemali ke sumber air seperti taintune, bone dan bako. Hal tersebut dipercaya oleh masyarakat setempat akan mendatangkan bencana kekeringan maupun kelaparan.

Manusia menganggap dirinya sebagai penguasa. Ada sebagian oknum yang menganggap dirinya sebagai subyek dan alam sebagai obyek eksploitasi demi kepuasan dan kerakusan dirinya. Akhirnya alam menjadi rusak karena alam dianggap memiliki kemampuan sendiri untuk mengatasi dampak-dampak negatif dari eksploitasi dan pencemaran. Mereka sering beranggapan bahwa alam menyediakan berbagai sumber daya yang tidak terbatas dan mampu tercipta kembali dengan cepat.

Kemarahan roh. Pada zaman dahulu pengetahuan manusia masih terbatas pada kepercayaan akan hal-hal mistik. Mereka percaya bahwa ada roh-roh yang menetap di tempat-tempat tertentu yang apabila dirusak oleh manusia maka akan menimbulkan kemarahan dari roh.

Kearifan lokal masyarakat adat dalam mengelola sumber daya alamnya memang disalurkan melalui media tradisional seperti mitos, ritual dan pesan-pesan leluhur, yang sesungguhnya memberikan dampak yang positif terhadap kelestarian lingkungan hidup masyarakat dan sekaligus menjaga keseimbangan ekologis. Setiap daerah memelihara lingkungannya dengan menerapkan nilai kearifan lokal budayanya, yang disebabkan karena masyarakat adat memiliki pola kehidupan yang percaya pada keluhuran, kepercayaan yang berunsur mistik, dan kepercayaan pada hal gaib yang sudah menyatu terhadap kelangsungan kehidupan mereka juga dalam hal memelihara lingkungan hidup mereka.

  • Toit Nenuf Ma’tanif Sebagai Upaya Pelestarian
  • Kondisi sumber air suku Neonbeni tidak pernah kering walau musim kemarau, keberadaan ini tak lepas dari praktek pemeliharaan yang dilakukan oleh sebagian penduduk sekitar yang dipelopori oleh tokoh setempat. Pemeliharaan dilakukan, sehubungan kebermanfaatan bagi penduduk setempat bahkan dari luar kampung, jika musim kemarau banyak penduduk yang memanfaatkan untuk keperluan hidup sehari-hari seperti mencuci, mandi dan sumber air minum. Upaya pemeliharaan ini dilakukan secara swadaya atau gotong royong sesama anggota masyarakat. Pada prinsipnya setiap warga harus menjadi pelopor dalam memberikan contoh pemeliharaan sumber air suku Neonbeni, diharapkan mampu membangun kebersamaan, cara ini yang sederhana dan praktis dilakukan tidak sekedar himbauan perlunya pemeliharaan tapi harus ada niatan yang kuat sebagai keteladanan hidup di masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat Ekafalo dalam menjaga dan melestarikan sumber mata air pemali suku Neonbeni adalah sebagai berikut:
  • Mengkramatkan Tempat-Tempat Tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun