Mohon tunggu...
Andy Fitrianto
Andy Fitrianto Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang waktu kecil pengen jadi baja hitam robo

a father, a teacher, a runner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membuat Jera Dengan Siksa Neraka, Emang Bisa?

25 Januari 2024   23:02 Diperbarui: 26 Januari 2024   05:50 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kesadaran inilah yang membuat cara kita mendidik dengan menakut-nakuti anak/siswa dengan konsep neraka dan siksanya tak lagi mempan kepada mereka. 

Mereka bukannya tidak mengimani atau mempercayai tentang hal tersebut, tapi memang perubahan zaman telah merubah cara berfikir dan cara memproses informasi.

Bagaimana menyikapi hal tersebut? 

Sekali lagi sebagai insan beriman dan bertaqwa, hal-hal abstrak yang kita yakini pasti terjadi seperti siksa neraka dan indahnya surga harus tetap kita sampaikan kepada anak-anak kita. Harus tetap menjadi pedoman mereka dalam berkehidupan. 

Bagamanapun dunia saat ini mengarahkan mereka untuk selalu berfikir logis, kita harus tetap membekali mereka dengan ranah iman dan kepercayaan. Apabila, anak-anak masih mau dan mampu untuk berpegang kepada hal-hal tersebut berarti itu hal yang patut disyukuri. 

Namun jika anak-anak justru berontak dalam penyangkalan dan ketidakpercayaan, maka kita harus mencari jalan lain yang lebih sesuai dengan cara berfikir mereka. Hal-hal yang bisa memberikan konsekuensi logis dapat kita sampaikan ketika kita ingin menyampaikan nilai-nilai kepada mereka. 

Misalnya, ceritakan hal-hal buruk yang dapat terjadi ketika mereka berbohong, gambarkan kesedihan dan rasa sakit ketika mereka menyakiti orang lain, jabarkan sanksi-sanksi yang bisa mereka dapatkan baik secara norma hukum, adat dan sosial ketika mereka melakukan hal-hal buruk, serta beritahukan semua kemungkinan sebab-akibat dari setiap perbuatan yang mereka lakukan. 

Pun, hal-hal baik yang akan mereka dapatkan ketika mereka melakukan hal-hal yang baik juga tidak boleh luput dari upaya kita dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan.

Terakhir, hal yang paling penting dari sekedar menakuti tentang siksa neraka ataupun bercerita tentang seramnya di dalam penjara, adalah dengan memberi contoh langsung kepada mereka tentang bagaimana harusnya bersikap yang semestinya.

 Jadilah sebaik-baiknya contoh yang dapat mereka tiru dan mereka jadikan inspirasi. Jangan lakukan apa yang tak seharusnya mereka lakukan, dan lakukanlah terlebih dahulu segala hal yang kita harapkan anak kita untuk lakukan. Karena hanya dengan menjadi contoh yang nyata yang baiklah kita dapat mempertanggungjawabkan semua ajaran yang kita berikan kepada mereka.

Hari semakin siang, usai sudah waktu dua jam di dalam studio bioskop. Bus yang kami carter berjalan perlahan melanjutkan perjalanan. Saya amati lekat setiap wajah murid.

"jadi gimana, udah tobat belum?!" ujar saya memecah keheningan.

"sudah!!" ujar mereka sambil tertawa.

Hemmmmmmm.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun