Mohon tunggu...
Andy Ferdiansyah
Andy Ferdiansyah Mohon Tunggu... Administrasi - @panggilkole

Jangan khawatir dan merasa sendiri di dunia ini, bahwa ketika kamu berpikir saat itulah kesendirianmu telah berakhir.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kura-kura dan Kelinci

21 Juli 2022   17:12 Diperbarui: 21 Juli 2022   17:13 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Part 1. Penyesalan Seekor Kelinci.

Di pinggir pulau kecil tempat tinggalnya seekor kura-kura dan kelinci mereka hidup berdampingan dan bersahabat. Pada sore hari yang cerah di pinggir pulau terdengar suara Kura-kura memanggil Kelinci yang tidak pulang dari siang hari.

“Nci, kamu dimana? Nci, ayo makan wortel dulu, sudah sore besok kita masih bisa bermain lagi!”

“Nci, lekas kemari! Aku dan yang lain menunggumu!”

Nci yang sedang asik bermain di dalam semak-semak tidak membalas panggilan Ura karena tidak mau makan. Beberapa saat setelah Nci tidak lagi mendengar suara Ura dan Nci sudah puas bermain, Nci keluar dari semak-semak pulau dan kembali menghampiri Ura sambil melompat-lompat riang, dan bernyanyi.

“Ura, dimana kamu?”

“Hai Nci, kamu kemana saja, sudah waktunya makan lho, apa yang sedang kamu lakukan?” tanya Ura.

“Aku sedang bermain di semak-semak pulau bersama semut, dan burung-burung yang sedang asik berkicau di pepohonan.” Nci melompat-lompat dan menunjuk kearah tempat ia bermain.

Melihat Nci yang tiba-tiba tidak bersemangat Ura bertanya.

“Nci, apa kamu baik-baik saja?”

“Tidak apa-apa, aku hanya kelelahan setelah bermain” Nci yang memiringkan kepala.

“Nci, akan aku ambilkan sayuran dan buah-buahan untukmu ya, tunggu disini!” ujar Ura.

Karena Ura berjalan begitu lambat, sayur dan buah yang sampai ke Nci begitu lama.

“Ura, kenapa kamu lama sekali? aku kelelahan dan tampaknya aku sakit Ura” Nci yang jengkel.

“Maaf Nci, kamu tahukan aku memiliki tempurung yang selalu aku bawa kemana-mana, jadi pasti aku akan lambat dalam segala hal” Jawab Ura.

Nci yang sangat kelelahan dan sakit karena kehabisan tenaga akhirnya memakan sayur dan buah yang diberikan Ura kepadanya.

“Makanlah Nci, agar tubuhmu pulih kembali”

“Terima kasih Ura, maaf karena aku mengabaikan panggilan makan sore bersamamu” Nci menyesal.

Part 2. Kura-Kura Yang Sabar Dan Kelinci Yang Sadar.

Di hari berikutnya, Nci benar sakit akibat kelelahan saat bermain dan tidak makan. Nci menyesali dirinya bersikap tidak baik kepada Ura dan dirinya sendiri. 

Akibatnya, sekarang Nci tidak bisa bergerak bebas karena kelelahan, letih, lesu dan rasa lidah yang tidak enak makan.

“Nci, bagaimana kondisimu sekarang?” perhatian Ura.

“Masih belum membaik Ura, makanpun tidak enak, aku ingin bermain Ura!” jawab Nci.

Ura yang mengerti perasaan Nci saat itu mencoba memberikan kasih dan sayangnya dengan menasehati Nci.

“Nci, aku tau kamu ingin bermain dan bergerak bebas seperti biasanya” senyum Ura.

“Untuk saat ini, kamu fokus untuk sembuh dulu ya Nci.” Ura yang memberikan suapan makanan sayuran dan buah kepada Nci.

“Istirahat yang cukup ya Nci, makan yang teratur, dan kalau sudah sembuh bermainlah secukupnya agar kamu tidak kelelahan.”

“Terima Kasih ya Ura, Maafkan aku yang mengabaikan perhatianmu” jawab Nci menyesali sikapnya sambil mengunyah makanan.

“Sudah tidak apa, kamu makan dulu ya, setelah itu istirahat yang banyak mudah-mudahan kamu lekas sembuh, semangat Nci!”

Nci hanya bisa berbaring lesu dan beristirahat di rumah, untuk saat ini Nci tidak dapat bermain dan bergerak bebas seperti biasanya. 

Berkat perhatian Ura kepadanya Nci sadar bahwa Istirahat yang cukup dan Makan yang teratur dapat menjaga kesehatannya. Akhirnya Nci mulai bersemangat untuk sembuh dan mengikuti semua nasihat yang Ura berikan. 

Waktu terus berlalu, Nci sembuh dan dapat bergerak bebas bermain kembali.

Nci mengerti, bahwa Ura adalah sahabat yang terbaik untuknya. Nci saat ini pun mengerti bahwa dengan makan dan beristirahat yang cukup akan menjaga kesehatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun