Melunasi utang dengan bunga variabel. Mengingat suku bunga bisa bergerak naik diikuti bunga kredit semakin mahal, jika memungkinkan utang seperti kartu kredit atau utang konsumsi bisa dilunasi. Lantas mengurangi belanja melalui utang. Bunga untuk utang konsumsi biasanya lebih tinggi dari utang produktif.
Menyiapkan dana darurat. Sebut saja tabungan yang disiapkan untuk keadaan darurat. Situasi serba sulit dan tidak pasti, segala hal bisa terjadi. Memiliki dana darurat akan sangat berguna ketika kepepet. Menabung seperti masih menjadi pilihan bijaksana.
Investasi. Jika masih memiliki dana lebih, ketimbang digunakan belanja hal yang tidak perlu, mungkin sebaiknya tentukan investasi produktif.Â
Contohnya pasar modal, obligasi, deposito atau emas. Pilih investasi legal dan sesuai kemampuan. Ingat suku bunga naik, imbal balik dari investasi bisa lebih tinggi, asalkan tidak salah pilih.
Dampak Inflasi Global Bagi IndonesiaÂ
Masyarakat Indonesia sudah pasti terkena dampak langsung persoalan global ini. Merasakan harga-harga semakin mahal adalah indikator paling gampang jika mau menyadari bahwa kondisi saat ini suram.
Kebijakan penyesuaian suku bunga kompak dilakukan oleh hampir seluruh bank sentral, ini menimbulkan persaingan memperebutkan dana investasi luar negeri. Pasar modal Indonesia sudah merasakan aliran dana asing keluar, sehingga Indeks Harga Saham Gabungan melemah.
Harga obligasi negara pun tertekan, serta kurs Rupiah juga mengalami nasib sama dengan proyeksi Rp 14.700 hingga Rp 15.200 per US$ 1. Mungkin tingkat suku bunga akan disesuaikan juga, tinggal menunggu perkembangan situasi lebih lanjut, sudah pasti pemerintah bakal melakukan pengetatan kebijakan moneter.