Informasi perbankan tidak lagi eksklusif atau hanya bisa diakses segelintir pihak, semua berubah menjadi inklusif, masyarakat dapat mengetahui seluruh informasi layanan perbankan.Â
Malahan perbankan juga dituntut harus transparan dalam mengoperasikan bisnisnya. Dampaknya adalah kondisi persaingan di segmen bisnis ritel berubah, dan bisa jadi Citibank menjadikan poin analisis berikut sebagai pertimbangan mereka:
1. Â Formula pertumbuhan bank tidak lagi sama
Yang dimaksud pertumbuhan di sini adalah terkait jaringan kantor bank dan layanan kepada nasabah. Dahulu keberadaan kantor cabang menjadi penting karena setiap transaksi dan keperluan administrasi harus diproses di kantor cabang, maka pertumbuhan kantor cabang bank sampai awal milenium baru atau abad 21 sangat tinggi.
Pertumbuhan produk, layanan dan nasabah berbanding lurus dengan penambahan jaringan kantor cabang. Kini kondisinya berbeda, fungsi serta keberadaan kantor cabang tetap penting namun jumlahnya jauh lebih sedikit, karena nasabah sudah memiliki pilihan melakukan transaksi berbasis teknologi, adanya smartphone dan internet memicu perubahan ini.
Tren digital mengharuskan bank mengembangkan teknologi pendukung supaya bisa melayani kebutuhan nasabah dengan optimal, di segmen ritel nasabah bergerak lebih cepat dan frekuensinya tinggi. Investasi pengembangan jaringan infrastruktur untuk mengakomodasi kebutuhan nasabah ritel sangat besar.
2. Pengalaman nasabah mengadopsi teknologi
Perilaku nasabah disadari atau tidak sangat terpengaruh faktor teknologi. Nasabah cenderung menyukai hal yang sederhana, praktis dan cepat. Sikap tidak mau terlalu direpotkan nampaknya semakin terlihat pada perilaku nasabah saat ini.
Pengalaman nasabah berinteraksi dengan teknologi menghasilkan sekat bagi bank. Karena selain bank harus berupaya mengimbangi tuntutan nasabah melalui investasi di bidang teknologi, bank juga sangat terikat dengan berbagai peraturan yang terkadang malah menyulitkan bank sendiri.