Jika terus diuraikan lagi, terkait transaksi jual beli komoditas, kemudian proses produksi, perhitungan harga pokok produksi dan menetapkan harga pokok penjualan.Â
Dalam perhitungan harga pokok produk dan penjualan setiap komponen pengeluaran terkait biaya pembelian bahan baku dan produksi dihitung teliti supaya harga jual dapat ditetapkan dengan wajar.
Analisis sederhananya adalah modal produksi suatu barang per buahnya mencapai Rp1.324,75. Karena penjualan harus menghasilkan keuntungan maka ditetapkan harga jual yaitu Rp1.350,00 atau Rp1.450,00, tergantung dari kondisi pasar dan jenis barangnya seperti apa.
Dalam kondisi pasar persaingan terbuka, penetapan harga antara satu pelaku usaha dengan pesaingnya tidak terlalu berbeda jauh, sehingga pecahan kecil posisinya menentukan harga jual berikut margin-nya. Terkesan sepele karena hanya selisih Rp 25 atau Rp 50, tapi tolong kalikan nominal itu dalam kuantitas besar, misalnya dikali 1.000.000 unit atau 10.000.000 unit.
Itulah fakta siklus peredaran dan perdagangan barang di pasaran yang menjadi salah satu alasan mengapa keberadaan uang receh memegang peranan penting. Karena semua menyangkut kepentingan lebih luas.
2. Penyeimbang Nilai Uang Terhadap Inflasi
Kemudian dari sisi peredaran uang, nilai uang selalu terpengaruh inflasi, semakin banyak uang beredar maka nilainya semakin turun. Dan keberadaan uang recehan mengakumulasikan jumlah pecahan yang tidak mungkin dibayarkan secara tunai.
Karena pembulatan nilai ke atas berdampak terhadap nilai aktual, misalnya harga awal tercatat Rp1.324,75, jika dibulatkan menjadi Rp1.500 selisihnya terlalu jauh dan sangat berbahaya jika dilakukan dalam jumlah masal. Hal ini mendorong nilai uang semakin turun, inflasi tambah menggila!
3. Nilai IntrinsikÂ