Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Libur Panjang Bertambah, Yakin Mau Liburan?

13 Maret 2020   07:00 Diperbarui: 13 Maret 2020   13:37 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alasan pemerintah menambah cuti bersama sederhana, tujuannya adalah guna menopang perekonomian yang sudah terlanjur terkena efek COVID-19 alias corona. 

Melalui logika sederhana dari perhelatan konser Scorpions dan Whitesnake, diharapkan skenario penambahan hari libur dapat membuat masyarakat bepergian kemudian membelanjakan lebih banyak uangnya.

Ilustrasi: wisataoke.com
Ilustrasi: wisataoke.com

Yang didorong sebetulnya adalah peningkatan konsumsi rumah tangga melalui sektor pariwisata saat musim liburan. Jika meninjau data Badan Pusat Statistik, konsumsi rumah tangga menjadi faktor penyumbang pertumbuhan ekonomi nasional yang dominan, dalam 5 tahun terakhir mencapai 56,2%. Sangat masuk akal pemerintah kembali berharap konsumsi rumah tangga kembali menjadi andalan.

Perlu disadari, setiap momen lebaran tiba, ketika masyarakat mudik ke daerah, periode tersebut menjadi musim rezeki bagi para pengusaha daerah. Dengan demikian iklim usaha di daerah menjadi bergairah. Para pemudik sebagian besar pasti belanja paling tidak membeli oleh-oleh.

Berdasarkan perhitungan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan jumlah pemudik tahun 2019 dari Jabodetabek berjumlah 14,9 juta orang, khusus pemudik dari DKI mencapai 7.346.430 jiwa atau setara dengan 2.448.810 keluarga.

Matematika sederhananya jika satu keluarga membawa uang paling tidak Rp 4 juta, diproyeksikan uang yang diserap pada lebaran 2019 sebesar Rp 9,7 triliun. 

Sudah menjadi tradisi jika musim lebaran identik dengan Tunjangan Hari Raya, para pemudik membawa uang lebih banyak, maka keinginan untuk belanja akan lebih besar pula. Kondisi tersebut pula yang membuat pemerintah merasa perlu menambah jatah libur nasional di tahun 2020.

Agar Masyarakat Bisa Berlibur
Andai skenario pemerintah berjalan lancar, sektor pariwisata memiliki harapan di tengah wabah corona yang sudah menggerus potensi keuntungan dari industri ini. 

Corona mengakibatkan perjalanan wisata terhenti karena kecemasan penyebaran COVID-19 lebih luas. Bali sebagai etalase industri pariwisata Indonesia menjadi sangat terpukul akibat corona, tercatat tingkat okupansi penginapan hanya terisi 30%.

Akibatnya sebagian pekerja di bidang ini harus rela dirumahkan. Tentunya menjadi sebuah pukulan telak, industri rugi, pekerja kehilangan penghasilan, maka dampak buruknya daya beli masyarakat turun. Upaya penyelamatan ekonomi yang ditempuh salah satunya, tentu saja mendorong masyarakat berlibur dan berbelanja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun