Atmosfer jelang permainan perpolitikan di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah kian
memanas. Pendaftaran Calon Legislatif (Caleg) sudah resmi ditutup tepatnya Minggu, 14 Mei
2023 pukul 23.59 WIB. Para tim sukses sudah mempersiapkan berbagai cara untuk
memenangkan pemilu. Salah satu caranya yakni mempersiapkan kandidat partai untuk disebar ke
lapisan bawah masyarakat. Disinilah mahasiswa menjadi target untuk kader instan partai politik
tersebut.
Ares Wahyu Triadi sebagai Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Nasional, menuturkan sebagai mahasiswa harus memiliki idealisme yang kuat terhadap diri
sendiri dan juga menanamkan pengetahuan tentang dunia politik. Hal tersebut sangat penting
untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk.
"Ketika mahasiswa mempunyai pengetahuannya, kita bisa menilai kalau itu baik, tapi kalau
hanya mencari sensasi atau mengarah ke hal yang tidak baik seharusnya dihindarkan. Intinya
harus membentengi diri agar tidak salah jalan," ujarnya , Kamis (18/05).
Dilansir dari suara.com, penyebab utama mahasiswa menerima dijadikan kader instan adalah
sebuah imbalan materi yang menggiurkan. Biaya kuliah yang sangat tinggi menjadi hal utama
mahasiswa untuk bersedia menjadi kader instan. Ares menambahkan, menurutnya mahasiswa
ingin menjadi kader instan karena ketertarikan dengan dunia politik.
"Mahasiswa tersebut mau karena tertarik dan update tentang dunia politik. Partai yang diikuti
sesuai dengan pandangan yang dia inginkan," Jelasnya.
Lanjut, Ares menuturkan, sikap yang harus dimiliki oleh mahasiswa yaitu jangan mudah
terprovokasi, jangan menyuarakan hal yang sebenarnya tidak kita kuasai, agar tidak mencoreng
nama baik mahasiswa. Kebanyakan mahasiswa yang dikenal dengan agent of change (Agen
Perubahan), agent of social control (Perubahan Sosial) dan moral face (Generasi Bangsa) harus
menerapkan eksistensi yang sebenarnya.
"Dan seharusnya mahasiswa itu ada di pihak untuk menyuarakan kebaikan atau didalam hal-hal
yang positif," jelasnya.
Sudah seharusnya mahasiswa belajar dengan teliti tentang perpolitikan agar tidak lagi dibodohi
dengan para politisi yang sangat pintar dalam memainkan peran politik. Ares menambahkan,
sebagai generasi penerus bangsa mahasiswa adalah perubahan dari sebuah negara. Kalau sebagai
generasi penerus bangsa tidak peduli dengan politik, siapa yang akan membawa bangsa ini untuk
lebih baik kedepannya.
Ia juga berharap mahasiswa dapat dengan cermat memilih partai politik untuk berkembang.
Selain itu, Ia juga berpesan kepada para mahasiswa agar bergabung pada partai politik setelah
selesai dari tugasnya sebagai seorang mahasiswa, dan melanjutkan tugasnya dengan mengabdi
kepada negara.
Penulis : ANDRYAN KUSUMA SITORUS. MAHASISWA PRODI JURNALISTIK UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H