Hari pengumuman SNMPTN tiba. Dengan jantung berdebar, aku membuka laman resmi pengumuman dan memasukkan nomor pendaftaranku.
"Maaf, Anda belum lolos seleksi SNMPTN 20XX."
Dunia seolah berhenti. Aku menatap layar laptopku tanpa berkedip. Gagal. Aku gagal.
Aku menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri. Tapi rasanya sulit. Aku merasa seakan mimpi yang sudah kususun sejak lama perlahan runtuh. Aku takut. Bagaimana jika aku tidak lolos di jalur lain? Bagaimana jika aku tidak bisa masuk UI?
Aku memberanikan diri memberi tahu ibuku. Aku melihat ekspresi beliau berubah, meskipun hanya sesaat. Aku tahu beliau juga sedih. Tapi kemudian, dengan suara lembutnya, ia berkata, "Tidak apa-apa, Nak. Masih ada jalur lain."
Ya, masih ada PPKB (Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar)---jalur undangan khusus dari UI. Karena prestasiku cukup baik, sekolahku mengajukan namaku untuk mengikuti seleksi ini.
**
Hari-hari setelah kegagalan SNMPTN terasa panjang. Aku masih menyimpan rasa takut. Bagaimana jika aku gagal lagi?
Lalu, tibalah hari pengumuman PPKB.
Aku bangun lebih awal dari biasanya. Setelah sholat subuh, aku duduk di depan laptop dengan tangan gemetar. Aku menutup mata sejenak, menarik napas panjang, lalu mengetik nomor pendaftaranku.
"Selamat, Anda diterima di Universitas Indonesia -- Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea."