Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mokujiki: Praktik Diet Alami dalam Tradisi Spiritual Biksu Buddhisme Jepang

30 Januari 2025   07:00 Diperbarui: 30 Januari 2025   03:01 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: What the Sokushinbutsu tell us (yamagatakanko.com)

Di tengah gaya hidup modern yang serba cepat dan penuh dengan makanan olahan, banyak orang mulai mencari cara untuk kembali ke pola makan yang lebih alami dan sederhana

Salah satu praktik kuno dari Jepang yang menawarkan pendekatan unik terhadap diet dan spiritualitas adalah mokujiki. Praktik ini bukan hanya tentang pola makan, tetapi juga tentang keseimbangan hidup, hubungan dengan alam, dan penyucian diri.

Mokujiki adalah diet ketat yang dijalankan oleh para biksu Buddhisme Jepang, di mana mereka hanya mengonsumsi makanan alami seperti buah-buahan liar, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Praktik ini dipercaya membantu meningkatkan fokus dalam meditasi, memperkuat kendali diri, serta memperdalam hubungan dengan alam dan spiritualitas.

Namun, apakah praktik ini masih relevan di zaman modern? Mari kita telusuri lebih dalam tentang sejarah, implementasi, manfaat, dan relevansi mokujiki dalam kehidupan saat ini.

Apa itu Mokujiki?

Secara harfiah, mokujiki berarti "makan pohon". Istilah ini merujuk pada diet di mana seseorang hanya mengonsumsi makanan dari sumber alami tanpa melalui proses pemasakan atau pengolahan. Para biksu yang menjalankan mokujiki biasanya menghindari nasi dan makanan olahan lainnya, menggantinya dengan makanan yang diperoleh langsung dari alam.

Mokujiki bukan hanya sekadar diet, tetapi juga bagian dari latihan spiritual yang menekankan pengendalian diri, penyucian tubuh dan pikiran, serta penghormatan terhadap alam. Para praktisi percaya bahwa dengan membatasi asupan makanan dan hanya mengonsumsi yang alami, mereka dapat mencapai tingkat kesadaran yang lebih tinggi dan mendekatkan diri pada pencerahan.

Sejarah dan Asal Mula Mokujiki

Praktik mokujiki pertama kali diperkenalkan oleh seorang pendeta dalam sekte Shingon bernama Mokujiki Kankai. Ia meyakini bahwa diet ini adalah bentuk devosi dan pengendalian diri yang bisa membawa seseorang lebih dekat kepada pencerahan. Kankai mendorong para biksu untuk meninggalkan ketergantungan pada makanan yang disediakan oleh masyarakat dan beralih ke makanan yang mereka dapatkan sendiri dari alam.

Para biksu yang mengikuti mokujiki biasanya hidup di pegunungan atau hutan, jauh dari peradaban. Mereka tidak hanya menjalankan diet ketat ini, tetapi juga mengabdikan diri pada meditasi dan kehidupan sederhana. Beberapa dari mereka bahkan menjalankan shugyō, sebuah latihan spiritual yang melibatkan pertapaan dan ujian fisik ekstrem untuk mencapai ketenangan batin.

Cara Menerapkan Mokujiki

Bagi mereka yang tertarik untuk mencoba mokujiki, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:

1. Persiapan Mental dan Fisik

   - Memahami bahwa mokujiki bukan sekadar diet, tetapi juga latihan spiritual yang membutuhkan disiplin tinggi.

   - Menyadari bahwa tujuan utamanya adalah penyucian diri dan pengendalian hasrat duniawi.

2. Memilih Makanan yang Tepat

   - Menghindari makanan olahan dan makanan yang dimasak.

   - Mengonsumsi buah-buahan liar, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

   - Menghindari biji-bijian utama seperti nasi dan gandum.

3. Membangun Hubungan dengan Alam

   - Melakukan aktivitas di alam terbuka, seperti berjalan kaki di hutan dan mengumpulkan makanan liar.

   - Merenungkan asal-usul makanan dan menghargai setiap makanan yang dikonsumsi.

4. Memulai dengan Bertahap

   - Tidak perlu langsung berhenti dari makanan yang biasa dikonsumsi.

   - Bisa dimulai dengan mengganti satu atau dua kali makan dalam sehari dengan makanan alami sebelum benar-benar menjalani mokujiki secara penuh.

5. Mendokumentasikan Perjalanan

   - Mencatat perubahan fisik, mental, dan spiritual selama menjalankan mokujiki.

   - Menggunakan jurnal untuk merefleksikan pengalaman dan tantangan yang dihadapi.

6. Konsultasi dengan Ahli Gizi

   - Sebelum memulai mokujiki, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Manfaat Mokujiki

Mokujiki bukan hanya tentang menahan diri dari makanan olahan, tetapi juga membawa banyak manfaat baik secara fisik maupun spiritual. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari praktik ini:

1. Detoksifikasi dan Kesehatan Fisik

   - Membantu menghilangkan racun dalam tubuh karena makanan yang dikonsumsi sepenuhnya alami.

   - Memperbaiki sistem pencernaan dan meningkatkan metabolisme tubuh.

2. Penyucian Mental dan Emosional

   - Mengurangi stres dan kecemasan dengan mengadopsi gaya hidup yang lebih sederhana.

   - Meningkatkan kesadaran diri dan fokus dalam meditasi

3. Keseimbangan Spiritual

   - Membantu praktisi mencapai ketenangan batin dengan melepaskan ketergantungan pada makanan berlebihan.

   - Meningkatkan kemampuan bermeditasi dan merenungkan makna hidup.

4. Kesederhanaan dan Pengendalian Diri

   - Mengajarkan untuk hidup dengan lebih sederhana dan tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan.

   - Melatih disiplin dan ketekunan dalam menjalani kehidupan yang lebih bermakna.

5. Koneksi dengan Alam

   - Membantu meningkatkan rasa syukur terhadap alam dan sumber daya yang diberikan.

   - Mendorong gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Relevansi Mokujiki di Masa Modern

Meskipun mokujiki merupakan praktik kuno, konsepnya masih relevan dengan kehidupan modern. Dalam dunia yang penuh dengan makanan olahan dan pola makan yang tidak sehat, mengambil inspirasi dari mokujiki dapat membantu seseorang menjalani hidup yang lebih seimbang dan sehat.

Banyak orang saat ini mulai tertarik dengan diet alami dan pola makan minimalis. Beberapa cara untuk mengadopsi prinsip mokujiki tanpa harus menjalankannya secara ketat meliputi:

- Mengurangi konsumsi makanan olahan dan menggantinya dengan makanan alami.

- Mengutamakan pola makan berbasis tanaman.

- Menjalani puasa berkala untuk membersihkan tubuh dan pikiran.

- Menerapkan prinsip hidup sederhana dan tidak berlebihan.

Kesimpulan

Mokujiki adalah lebih dari sekadar diet; ia adalah praktik spiritual yang mengajarkan kesederhanaan, pengendalian diri, dan koneksi dengan alam. Para biksu Buddhisme Jepang menjalankan praktik ini untuk menyucikan tubuh dan pikiran mereka, mencapai keseimbangan spiritual, dan memperdalam meditasi.

Bagi mereka yang ingin mencari alternatif hidup yang lebih sehat dan sadar, mengadopsi elemen-elemen dari mokujiki bisa menjadi pilihan yang menarik. Dengan kembali ke pola makan alami, kita dapat menemukan ketenangan batin, meningkatkan kesehatan fisik, dan menghargai alam dengan lebih baik.

Mungkin kita tidak perlu menjalani mokujiki secara ekstrem seperti para biksu, tetapi mengambil inspirasi dari prinsip-prinsipnya dapat membantu kita menjalani kehidupan yang lebih sehat dan bermakna.

Referensi:

Mokujiki - Wikipedia, https://en.wikipedia.org/wiki/Mokujiki

Mokujiki - Japanese Wiki Corpus, https://www.japanesewiki.com/Buddhism/Mokujiki.html

Seigenji Temple - Guidoor, https://www.guidoor.jp/en/places/5079

Mokujiki - Wikiwand, https://www.wikiwand.com/en/articles/Mokujiki

Come and see the gentle smiles! Take a soothing tour of the Mokujiki, https://fujieda.tokaido-guide.jp/column/23?locale=en

Mokujiki Facts for Kids, https://kids.kiddle.co/Mokujiki

Mokujiki of Philosophy Topics | Question AI, https://www.questionai.com/knowledge/kdK93LLAMI-mokujiki

About: Mokujiki, https://dbpedia.org/page/Mokujiki

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun