Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yoshinori Ohsumi: Peraih Nobel dalam Fisiologi Tahun 2016 dan Penemu Mekanisme Autofagi

11 Oktober 2024   07:00 Diperbarui: 11 Oktober 2024   07:11 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Yoshinori Ohsumi Wins US$3M Breakthrough Prize In Life Sciences - (www.asianscientist.com)

Pada tahun 2016, Yoshinori Ohsumi, seorang ahli biologi sel dari Jepang, menerima Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran. Penghargaan ini diberikan atas penemuannya tentang mekanisme autofagi, sebuah proses di mana sel mendaur ulang komponen-komponennya sendiri. Penelitian Ohsumi menyingkap pemahaman baru tentang cara sel mempertahankan keseimbangan dan merespons stres, yang penting bagi kesehatan manusia. Proses ini menjadi landasan dalam pemahaman penyakit seperti kanker, penyakit neurodegeneratif, dan bahkan penuaan. Penemuan tersebut tidak hanya mengubah bidang biologi sel tetapi juga menawarkan kemungkinan baru dalam meningkatkan kesehatan melalui stimulasi autofagi.

Apa Itu Autofagi?

Autofagi berasal dari bahasa Yunani yang berarti "memakan diri sendiri." Ini adalah mekanisme alami di mana sel-sel tubuh menghancurkan dan mendaur ulang komponen mereka sendiri yang rusak atau tidak lagi berfungsi. Proses ini menjaga keseimbangan seluler dan membantu sel bertahan hidup dalam kondisi stres seperti kelaparan atau infeksi. Autofagi juga penting dalam mengurangi risiko akumulasi komponen yang berbahaya dalam sel, yang dapat menyebabkan penyakit kronis.

Mekanisme Autofagi

Autofagi terjadi melalui beberapa tahapan penting:

1. Inisiasi: Ketika sel mendeteksi adanya komponen yang rusak atau berlebihan, proses autofagi diaktifkan.

2. Pembentukan Autofagosom: Sel membentuk autofagosom, yaitu struktur membran ganda yang mengelilingi komponen yang akan didaur ulang.

3. Fusi dengan Lisosom: Autofagosom bergabung dengan lisosom, sebuah organel yang mengandung enzim pencernaan.

4. Degradasi dan Daur Ulang: Enzim dalam lisosom memecah komponen yang terperangkap dalam autofagosom menjadi molekul kecil yang dapat digunakan kembali oleh sel.

Proses ini memastikan bahwa sel tetap sehat dengan membersihkan "sampah" seluler, sekaligus menyediakan bahan baku yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi normal sel.

Penelitian Yoshinori Ohsumi

Penelitian Ohsumi dimulai pada awal tahun 1990-an, saat dia menggunakan ragi roti sebagai model organisme untuk mempelajari autofagi. Ia berhasil mengidentifikasi gen-gen yang terlibat dalam proses ini, yang kemudian menjadi dasar pemahaman tentang autofagi pada sel manusia. Penelitian Ohsumi menunjukkan bahwa mekanisme autofagi yang ditemukan pada ragi berlaku juga untuk sel manusia, membuka jalan bagi berbagai penelitian lanjutan yang menghubungkan autofagi dengan banyak aspek fisiologi manusia.

Dampak Penelitian Ohsumi

Penemuan Ohsumi mengubah paradigma dalam pemahaman kita tentang bagaimana sel mendaur ulang isinya sendiri. Autofagi kini diakui sebagai proses penting dalam berbagai aspek kehidupan seluler, mulai dari respons terhadap stres, adaptasi terhadap kelaparan, hingga peran penting dalam sistem kekebalan tubuh. Selain itu, mutasi pada gen-gen yang terlibat dalam autofagi telah dikaitkan dengan berbagai penyakit seperti kanker, diabetes, penyakit hati, hingga gangguan neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.

Penelitian ini juga membuka jalan bagi pengembangan terapi yang bertujuan untuk memodulasi autofagi guna mencegah atau mengobati penyakit-penyakit ini. Dengan memahami lebih baik bagaimana autofagi bekerja, para peneliti dapat mencari cara untuk meningkatkan atau menurunkan proses ini sesuai kebutuhan klinis.

Autofagi dan Kesehatan

Autofagi adalah kunci dalam menjaga kesehatan seluler. Proses ini mencegah akumulasi protein dan organel yang rusak, menjaga homeostasis sel, dan mengoptimalkan fungsi sel. Berikut adalah beberapa cara autofagi berperan dalam menjaga kesehatan tubuh:

1. Pemeliharaan Sel

Autofagi berfungsi sebagai sistem pembersih dalam sel, menghancurkan komponen yang rusak atau tidak diperlukan. Jika tidak, akumulasi komponen rusak ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker dan penyakit neurodegeneratif. Dengan membersihkan sel, autofagi membantu menjaga fungsi sel yang optimal dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih lanjut.

2. Respons Terhadap Stres

Ketika sel-sel mengalami stres, seperti kelaparan atau infeksi, autofagi diaktifkan untuk mendaur ulang komponen internal guna menghasilkan energi dan bahan baku baru. Proses ini sangat penting bagi kelangsungan hidup sel, terutama dalam kondisi-kondisi yang sulit. Autofagi juga berperan dalam membersihkan agen-agen patogen seperti bakteri dan virus yang telah masuk ke dalam sel.

3. Pencegahan Penyakit

Disfungsi autofagi telah dikaitkan dengan berbagai penyakit. Jika autofagi terganggu, sel-sel tidak mampu membersihkan komponen yang rusak, yang bisa menyebabkan penyakit seperti Alzheimer, Parkinson, dan berbagai jenis kanker. Penelitian yang mempelajari cara meningkatkan autofagi dapat memberikan wawasan baru dalam pengobatan penyakit-penyakit ini.

Autofagi dan Penuaan

Seiring bertambahnya usia, aktivitas autofagi dalam sel mulai menurun. Ini menyebabkan akumulasi komponen seluler yang rusak dan tidak berfungsi dengan baik, yang akhirnya mengganggu fungsi sel dan mempercepat penuaan. Penurunan autofagi telah dikaitkan dengan penuaan seluler dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan usia, seperti penyakit jantung dan gangguan neurodegeneratif.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa meningkatkan aktivitas autofagi dapat membantu memperpanjang umur dan meningkatkan kesehatan selama proses penuaan. Proses ini membantu mencegah akumulasi kerusakan seluler yang sering menjadi penyebab utama penuaan dan penyakit terkait usia.

Cara Meningkatkan Aktivitas Autofagi

Ada beberapa cara yang diketahui dapat merangsang autofagi dan meningkatkan keseimbangan seluler:

1. Puasa Intermiten: Menahan diri dari makan dalam jangka waktu tertentu dapat merangsang autofagi. Ini memberikan tubuh waktu untuk memulai proses pembersihan sel.

2. Pembatasan Kalori: Mengurangi asupan kalori secara keseluruhan terbukti dapat meningkatkan aktivitas autofagi, sehingga membantu memperpanjang umur.

3. Olahraga: Latihan fisik, terutama latihan intensitas tinggi dan ketahanan, merangsang autofagi, membantu memperbaiki kerusakan sel, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

4. Diet Rendah Karbohidrat dan Tinggi Lemak: Diet ketogenik, yang rendah karbohidrat dan tinggi lemak, diketahui dapat memicu kondisi yang meniru kelaparan, merangsang proses autofagi dalam tubuh.

5. Nutrisi Khusus: Beberapa nutrisi seperti luteolin dan piperlongumine telah terbukti merangsang proses autofagi dan dapat dikonsumsi sebagai bagian dari diet sehat.

Kesimpulan

Penemuan Yoshinori Ohsumi tentang mekanisme autofagi telah membuka wawasan baru mengenai cara sel menjaga keseimbangan dan bertahan menghadapi stres. Autofagi adalah proses penting yang memungkinkan sel mendaur ulang komponen yang rusak atau tidak diperlukan, sehingga mencegah akumulasi berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit seperti kanker dan gangguan neurodegeneratif. Dengan memahami peran autofagi, kita dapat menemukan cara untuk merangsang proses ini, seperti melalui puasa, pembatasan kalori, dan olahraga, yang berpotensi membantu memperpanjang umur dan meningkatkan kesehatan. Kontribusi Ohsumi dalam bidang ini tidak hanya memperdalam pengetahuan ilmiah, tetapi juga memberikan harapan baru dalam upaya melawan berbagai penyakit dan menjaga kualitas hidup yang lebih baik.

Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun