Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wabah Menari Strasbourg Tahun 1518: Salah Satu Misteri Terbesar dalam Medis dan Sosial

17 September 2024   07:00 Diperbarui: 17 September 2024   07:04 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: The Dancing Plague of 1518 —  (publicdomainreview.org)

Pada tahun 1518, Strasbourg, sebuah kota di Alsace (sekarang bagian dari Prancis), menyaksikan fenomena aneh yang tidak dapat dijelaskan secara medis maupun ilmiah: Wabah Menari. Ratusan orang di kota tersebut tiba-tiba mulai menari tanpa henti, menyebabkan kelelahan ekstrem, cedera, dan bahkan kematian. 

Peristiwa ini terjadi selama beberapa minggu, menarik perhatian banyak sejarawan, ilmuwan, dan peneliti yang hingga saat ini masih berusaha memahami penyebab pasti dari wabah tersebut. Fenomena ini bukan hanya misteri medis tetapi juga sosial, dengan dampak yang signifikan pada masyarakat Strasbourg. Artikel ini akan mengeksplorasi asal mula wabah, gejala-gejala yang dialami, dampak sosial, serta berbagai teori yang berusaha menjelaskan kejadian ini.

Awal Mula Wabah Menari

Wabah Menari dimulai pada bulan Juli 1518 ketika seorang wanita bernama Frau Troffea secara tiba-tiba mulai menari tanpa henti di jalanan Strasbourg. Aksi Frau Troffea berlangsung selama beberapa hari, menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Tidak lama kemudian, fenomena ini menyebar dengan cepat, dan lebih banyak orang mulai ikut menari tanpa kendali, seolah-olah dipaksa oleh suatu kekuatan yang tidak terlihat. Pada pertengahan Agustus, jumlah penari yang terlibat dalam wabah ini diperkirakan mencapai sekitar 400 orang, yang semuanya menari tanpa henti di tengah jalan kota.

Para penari ini mengalami kelelahan fisik yang sangat parah. Mereka sering kali pingsan akibat keletihan dan kekurangan cairan. Beberapa orang bahkan meninggal dunia karena komplikasi serius, seperti serangan jantung atau stroke, yang disebabkan oleh aktivitas fisik berlebihan. Meskipun banyak yang mencoba menolong, mereka tampaknya tidak bisa menghentikan diri dari menari, dan hal ini menimbulkan kepanikan di antara warga kota. Peristiwa aneh ini pun menjadi perhatian serius bagi masyarakat Strasbourg pada saat itu.

Gejala dan Dampak Wabah Menari

Gejala Utama

Gejala utama dari Wabah Menari meliputi gerakan tari yang tidak terkendali dan berlangsung terus-menerus. Para penari tampak seolah-olah tidak bisa berhenti meskipun tubuh mereka semakin lelah. Berikut adalah beberapa gejala yang muncul selama wabah ini:

- Tarian Tak Terkendali: Para penari terlibat dalam gerakan yang tampaknya tidak disengaja, dan mereka terus menari tanpa istirahat selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari.

- Kelelahan Ekstrem: Tubuh yang terus bergerak tanpa jeda menyebabkan kelelahan luar biasa, menguras tenaga para penari hingga mencapai batasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun