Dalam hiruk-pikuk ibukota Jakarta yang sibuk dan padat, terdapat banyak cerita inspiratif tentang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berhasil bertahan. Salah satunya adalah Martabak Raja, sebuah warung martabak khas Bangka yang telah menjadi ikon kuliner yang terletak di kawasan Palmerah. Dalam artikel ini, penulis akan mengikuti kisah perjalanan Martabak Raja, mengapa usaha ini tetap eksis, dan bagaimana bisa menghadapi tantangan di tengah persaingan bisnis yang ketat selama ini.
Sejarah Martabak Raja
Awal kisah, bermula dari seorang anak desa bernama Aryo yang berniat untuk mengadu nasib ke Ibu kota Jakarta. Aryo yang merantau dari Banyumas ke Jakarta pada tahun 2011, awalnya bekerja pada salah satu warung martabak terkenal yang berlokasi di daerah Tomang. Setelah tiga tahun bekerja, dia memutuskan untuk berhenti menjadi karyawan dan berniat membuka usaha secara mandiri. Setelah melakukan survei dan mencari lokasi berjualan, pada tahun 2014 Aryo memutuskan untuk berjualan di daerah Palmerah dan menjadi mitra UMKM Indomaret Palmerah Utara di Kelurahan Gelora Jakarta Pusat. Aryo menjual martabak manis dan telur di depan kios mitra Indomaret yang sudah dipersiapkan dan menamakan usahanya tersebut "Martabak Raja". Dengan kualitas yang konsisten dan rasa yang lezat, Martabak Raja segera menarik perhatian konsumen dan pelanggan. Dalam beberapa tahun, Martabak Raja berkembang menjadi usaha yang sukses dan dikenal warga sekitar serta memiliki banyak pelanggan setia.
Keunikan Martabak Raja
Apa yang membuat Martabak Raja begitu istimewa? Berikut adalah beberapa faktor yang membedakan mereka:
1. Rasa yang Autentik: Martabak Raja mempertahankan resep asli yang telah diciptakan sejak awal berdirinya. Adonan yang lembut dan isian telur yang melimpah menciptakan rasa yang sulit dilupakan.
2. Topping yang Melimpah: Meskipun Masih mempertahankan resep klasik, Martabak Raja tetap laris karena memberikan topping yang berlimpah dan menggunakan bahan-bahan segar berkualitas.
3. Variasi Menu: Selain martabak telur klasik, Martabak Raja juga menawarkan berbagai varian, termasuk martabak manis dengan adonan vanilla atau pandan dan berbagai topping pilihan sesuai menu. Pelanggan dapat memilih hidangan sesuai menu dengan rasa yang menggugah selera.
Tantangan dan Keberhasilan
Sejak pertama kali berdiri, Martabak Raja menghadapi berbagai tantangan. Persaingan terjadi dengan banyak munculnya restoran cepat saji lain,  dan juga perubahan dalam tren kuliner yang bervariasi. Namun, martabak raja berhasil bertahan dalam arus perubahan dengan mengikuti  strategi sebagai berikut:
1. Kualitas yang Konsisten: Martabak Raja selalu memastikan kualitas adonan dan bahan baku tetap konsisten. Pelanggan tahu apa yang akan mereka dapatkan setiap kali datang dan memesan hidangan dari warung ini.
2. Pelayanan Cepat dan ramah: Martabak Raja dikenal dengan pelayanan yang cepat, Ini membuatnya cocok untuk pelanggan yang menginginkan makanan lebih fresh. Selain itu, Martabak Raja selalu melayani pelanggan dengan senyum dan keramahan. Ini menciptakan pengalaman positif bagi setiap pengunjung dan  pelanggan yang memesan darinya .
3. Lokasi Strategis: Terletak di kawasan Pasar Palmerah, Martabak Raja berada di pusat aktivitas yang mudah diakses oleh pelanggan. Lokasinya yang strategis membuat Martabak Raja selalu ramai mendapatkan pesanan dari pelanggan baik yang online maupun offline.
Bisnis Martabak Raja Saat Pandemi
Dengan berkembangnya tren jasa layanan makanan online, Martabak Raja juga ikut berjualan menggunakan aplikasi jasa layanan makanan yang ada. Hal ini berhasil menambah omset dan membuat Martabak Raja makin dikenal masyarakat luas di daerah Jakarta. Dengan menggunakan fasilitas dan juga promo dari provider aplikasi, layanan makanan Martabak Raja terbukti cukup dikenal dengan tingkat rating yang memuaskan. Ketika pandemi COVID-19 melanda Indonesia khususnya Jakarta pada tahun 2019, aplikasi layanan makanan inilah yang akhirnya membuat eksistensi Martabak Raja bisa bertahan. Walaupun sekitar 70% omset mengalami penurunan selama pandemi, pemesanan melalui aplikasi online justru menjadi penyelamat dimasa-masa sulit . Dalam situasi tersebut, Martabak Raja tetap dipercaya oleh para pelanggan dan berhasil bertahan melewati bencana pandemi sampai pada tahun 2022 dimana pemerintah RI akhirnya menyatakan bahwa bencana pandemi telah berakhir.
Keadaan Setelah Bencana Pandemi
Walaupun ada peningkatan, namun pendapatan yang didapat tidak terlalu signifikan. Sayangnya, akhir pandemi tidak membuat keadaan membaik. Pecahnya perang Rusia dan Ukraina tidak banyak membuat perubahan, harga bahan baku dan kebutuhan pokok malah meningkat imbas dari perang tersebut. Disusul oleh pecahnya perang Israel dan Palestina serta krisis global, membuat harga barang dan kebutuhan pokok ikut meroket akibat inflasi yang terjadi besar-besaran di seluruh dunia. Sampai saat ini walaupun dengan kondisi yang berat, Martabak Raja masih mampu bertahan membuka usahanya. Kedepan kita berharap bahwa keadaan semakin membaik, harga barang dan kebutuhan pokok kembali normal agar UMKM seperti Martabak Raja bisa maju kembali dan mendapatkan rejeki demi menafkahi keluarga.
Penutup
Martabak Raja adalah contoh inspiratif dari UMKM yang mampu bertahan di tengah kerasnya perubahan zaman. Dari awal yang sederhana, Martabak Raja telah menunjukkan bahwa dengan kualitas yang konsisten, inovasi, dan pelayanan yang baik, sebuah usaha bisa berkembang dan bertahan bahkan di tengah krisis. Keberhasilan ini menunjukkan betapa pentingnya peran UMKM dalam ekonomi lokal dan sosial masyarakat. Harapan ke depan adalah adanya pemulihan ekonomi yang lebih baik agar UMKM seperti Martabak Raja dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi komunitas dan masyarakat. Jika anda kebetulan melewati kawasan Palmerah, tidak ada salahnya jika sempatkan diri mampir dan mencoba beberapa menu untuk membantu usaha ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H