Praktik pengikatan kaki berasal dari Tiongkok pada abad ke-10. Praktik ini pertama kali dilakukan oleh para penari di istana Dinasti Tang, atau lebih umumnya oleh para penari Turk yang tampil di sana pada abad ke-10. Penari-penari ini dikenal karena memiliki kaki yang kecil dan sepatu yang ujungnya melengkung. Kaki yang terikat dianggap sebagai simbol kecantikan dan kesempurnaan wanita. Praktik ini kemudian menjadi populer di kalangan elite pada zaman Dinasti Song. Pengikatan kaki akhirnya menyebar ke kelas sosial yang lebih rendah pada zaman Dinasti Qing (1636–1912). Kaisar Manchu mencoba melarang praktik ini pada abad ke-17, tetapi gagal. Di beberapa daerah, pengikatan kaki dapat meningkatkan prospek pernikahan. Diperkirakan bahwa, pada abad ke-19, 40–50% dari semua wanita Tiongkok mungkin memiliki kaki terikat, naik hingga hampir 100% di kalangan wanita Han kelas atas.
Pada akhir abad ke-19, para misionaris Kristen dan reformis Tiongkok menantang praktik ini. Baru pada awal abad ke-20, praktik ini mulai punah, menyusul upaya kampanye anti-pengikatan kaki. Selain itu, wanita kelas atas dan perkotaan lebih cepat meninggalkan praktik mengikat kaki daripada wanita pedesaan yang lebih miskin. Pada tahun 2007, hanya ada segelintir wanita Tiongkok tua yang masih hidup dengan kaki terikat.
Praktik pengikatan kaki adalah bagian dari sejarah dan budaya Tiongkok yang kelam dan menyedihkan, tetapi juga sebagai simbol ketahanan dan kebanggaan bagi wanita-wanita yang melakukannya. Dalam artikel ini, kita telah membahas lebih lanjut tentang alasan, proses, efek, dan sejarah dari praktik pengikatan kaki ini.
 Kesimpulan
Kaki lotus adalah hasil dari praktik mengikat kaki yang dilakukan oleh para gadis di Tiongkok sejak usia muda. Praktik ini memiliki berbagai alasan di baliknya, seperti estetika, sosial, dan politik. Praktik ini juga melibatkan proses yang panjang dan menyakitkan, yang menyebabkan rasa sakit dan cacat pada kaki dan seluruh tubuh. Praktik ini juga berdampak pada kesehatan mental, emosional, sosial, dan ekonomi wanita yang mengalaminya. Praktik ini telah dilarang dan tidak lagi dilakukan di Tiongkok saat ini.
Kaki lotus adalah tradisi kelam dan menyedihkan bagi wanita Tiongkok, yang mencerminkan ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender dalam masyarakat Tiongkok masa lalu. Namun, kaki lotus juga merupakan tradisi yang unik dan menarik bagi wanita Tiongkok, yang menunjukkan keteguhan hati dan keindahan mereka dalam menghadapi kesulitan. Kaki lotus adalah bagian dari sejarah hidup wanita Tiongkok, yang patut kita hormati dan pelajari.
Sumber:
Foot binding - Wikipedia, https://en.wikipedia.org/wiki/Foot_binding
Lotus Feet, Meremukkan Kaki Sebagai Simbol Kecantikan di Tiongkok - National Geographic (grid.id), https://nationalgeographic.grid.id/read/13944776/lotus-feet-meremukkan-kaki-sebagai-simbol-kecantikan-di-tiongkok
Footbinding | History, Culture & Effects | Britannica, https://www.britannica.com/science/footbinding
How Foot Binding Worked | HowStuffWorks, https://people.howstuffworks.com/culture-traditions/cultural-traditions/foot-binding.htm