Proses pengikatan kaki dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Pertama, kaki direndam dalam air panas untuk melunakkan kulit. Setelah beberapa jam, kulit mati digosok, kuku dipotong sependek mungkin dan alum ditaburkan di antara jari-jari untuk menghentikan keringat. Selanjutnya adalah pengikatan yang sebenarnya.
- Kedua, ibu jari dibiarkan menghadap ke depan sementara empat jari lainnya ditekuk di bawah telapak kaki. Dalam posisi ini, kaki diikat dengan rapat menggunakan kain panjang, yang kemudian membatasi pertumbuhan masa depan dan memberikan lengkungan pada kaki. Kaki dibuka setelah satu bulan, luka-luka pada kulit diobati, dan kaki diikat kembali. Pengikatan dilepas dan dikencangkan kembali setiap bulan sampai gadis itu mencapai usia remaja (atau bahkan lebih lama tergantung pada efek yang diinginkan).
- Ketiga, tidak jarang satu atau lebih jari hilang atau terinfeksi di kaki atau gangren. Bahkan sebagai orang dewasa, wanita terus membungkus kakinya yang cacat dengan perban, memakainya setiap saat di depan umum dan saat mandi. Tujuan dari proses yang panjang dan menyakitkan ini adalah memiliki kaki tidak lebih dari 7,5-10 cm (3-4 inci), ketika mereka dikenal sebagai jinlian - "Lotus Emas" atau "kaki lotus" setelah simbol kehidupan utama Buddha.
 Efek Pengikatan Kaki
Efek pengikatan kaki adalah sebagai berikut:
- Efek fisik: Pengikatan kaki menyebabkan rasa sakit dan cacat pada kaki dan seluruh tubuh. Kaki yang terikat mengganggu keseimbangan, kemampuan berjalan, dan postur tubuh. Pengikatan kaki juga menyebabkan kelengkungan ke depan pada tulang belakang, tekanan pada panggul, dan nyeri panggul. Pengikatan kaki menghambat pertumbuhan tulang dan perkembangan sehat pada anak perempuan. Kaki yang terikat juga meningkatkan risiko infeksi, bisul, gangren, atau amputasi pada kaki. Bahkan jika pengikatan dilepas, deformitas kaki tetap ada, menyebabkan rasa sakit dan ketidakmampuan seumur hidup.
- Efek psikologis: Pengikatan kaki juga berdampak pada kesehatan mental dan emosional wanita yang mengalaminya. Pengikatan kaki dapat menimbulkan trauma, depresi, rasa malu, atau rendah diri. Wanita yang mengikat kaki mereka mungkin merasa terisolasi, tidak berdaya, atau tidak dihargai. Pengikatan kaki juga dapat mempengaruhi hubungan interpersonal dan seksual wanita dengan pasangan atau keluarga mereka.
- Efek sosial: Pengikatan kaki juga mempengaruhi status sosial dan ekonomi wanita di masyarakat. Wanita yang mengikat kaki mereka mungkin dianggap lebih cantik, sopan, atau patuh oleh pria dari kalangan elite. Namun, wanita yang mengikat kaki mereka juga dibatasi dalam mobilitas, pendidikan, pekerjaan, atau partisipasi sosial. Pengikatan kaki juga dapat mengekspos wanita terhadap kekerasan, diskriminasi, atau eksploitasi oleh pria atau keluarga mereka.
Sejarah Pengikatan Kaki
Berikut adalah lanjutan dan penyelesaian artikel di atas: