Tiga anak laki-laki berbaring di atas rumput yang mulai kering. Tangan mungil mereka bergantian menunjuk gumpalan-gumpalan awan yang menggantung tepat di atas mereka.
"Lihat..! itu kelincii..!! tunjuk Damar antusias
“iya..betul!! mirip anak kelinci” sahut Bayu menimpali.
“itu..itu..!! mirip kepala kuda!!” Teguh gantian menunjuk ke arah gumpalan awan di sebelah kanan pandangannya.
“ah tidak mirip..!”sela Bayu protes.
“coba kamu perhatikan lagi baik-baik..!!” Teguh bersikukuh. Pandangan Bayu sudah berpindah pada bentuk awan yang lain.
Teguh sedikit menggeser posisi kepalanya. Ia memastikan kembali kalau awan yang dilihatnya itu memang benar-benar mirip kepala kuda. Namun sebelum ia sempat balik protes. Bayu sudah mengarahkan perhatiannya pada gumpalan awan yang berada jauh di ufuk barat.
“Yang itu mirip muka Gorila ya!! Senyumnya tengil
“iya mirip Damar” timpal Teguh usil. Suara cekikikan terdengar bersahutan dari mulut mereka berdua.
Damar lekas bangkit terduduk. Ia memandangi kedua temannya yang masih terkekeh-kekeh itu. Diam-diam dijambaknya rumput-rumput kering disekitar telapak tangannya. Kemudian ditaburkan ke atas muka Bayu dan Teguh. Secepat kilat Damar berdiri melarikan diri. Setelah jauh. Ia menoleh berbalik. Balas menertawai kedua temannya yang masih sibuk melepeh rumput-rumput, yang sempat masuk ke dalam mulut-mulut mereka.