Orang itu adalah Tasya, salah satu mahasiswi yang memang dipandang rajin oleh beberapa dosen dan mahasiswa lainnya. Dia dikenal sebagai orang yang cukup ramah dan pekerja keras. Meskipun tidak terlalu aktif di organisasi kampus pada semester lalu, tetapi dia aktif dalam mengikuti beberapa lomba di luar kampus.Â
Dirga mulai tampak sedikit bersemangat untuk memulai mengerjakan skripsinya. Dia berencana untuk menemui Tasya. Dia berharap mendapatkan banyak saran atau menjadi teman satu perjuangannya dalam mengerjakan skripsi.
Ketika Dirga telah membuat janji temu, mereka memutuskan untuk mengobrol di sebuah rumah makan. Tampaknya Tasya berkerja paruh waktu di tempat itu. Dirga tampak sungkan ketika melihat Tasya masih memakai seragam karyawan.
"Nggak apa-apa, aku udah ijin kok ini," ucapnya sambil tertawa kecil untuk meyakinkan Dirga.
"Beneran kan?"
"Iyap."
"Syukurlah kalau gitu."
Dirga menarik kursi lalu duduk di kursi kayu yang cukup nyaman. Lalu, menaruh tas selempangnya di atas meja. Dia menarik napas panjang seolah tampak masih bingung memilih kata dan harus bercerita seperti apa.
"Jadi, kamu juga udah mulai ngerjain skripsi?" tanya Tasya untuk memulai pembicaraan.
"Iya, agak aneh nggak sih di saat temen yang lainnya kaya masih belum fokus ngerjain ini?" ucap Dirga spontan.
"Nggak kok." Tasya menggeleng.