Pagi tiba, sekitar jam setengah enam kurang, kami dibangunin oleh orang travel. Kok sepagi ini, kayaknya kesepakatan semalem, kami mulai kegiatan jam sembilan.Â
Ada apa? Orang travel-nya dapet info dari PVMG kalo dari lewat tengah malam, sampe info ini disampein ke kami, kondisi gunung ternyata stabil. Status gunung dituruin, dan radius mendekat ke gunung dipersempit. Nyawa kami yang masih belum full, pas denger kabar gitu, langsung full. Ibaratnya kayak ngisi baterai smartphone pake teknologi quick charging. Kami semangat. Kami diminta siap-siap buat ke sana. Oke, berangkat kita, bos!
Perahu kayu bermotor udah disiapin, kami rombongan yang isinya beberapa belas orang, muat dalam satu perahu. Kami berangkat saat itu juga, tanpa mandi, tanpa sarapan.Â
Sudah lupa sama hal itu, yang penting momen. Perahu kami terus berjalan, berjalan terus membelah lautan dengar suara khas perahu motor yang agak bising. Kami tetap nikmatin perjalanan dengan perut lapar.Â
Perahu jalan terus, sampe ada salah satu di antara kami yang nyeletuk, "itu kan ya gunungnya?". Saat itu juga, arah kami kompak ke satu tujuan. Itu dia, sumber titik cahaya merah di cakrawala yang kami lihat semalam.Â
Ternyata kau tenang dan gak "banyak bertingkah" ya, Nak. Gak ada aktivitas vulkanis yang kami lihat, sejak dari pertama kami lihat gunung itu, sampe perahu kami benar-benar bersandar di bibir pantai. Wow! Kami bisa sampe sini ternyata. Kami yang semalam sempet kecewa, sekarang malah sebaliknya.
Ya, kayak gitu warnanya, gak beda. Bedanya cuma dari tekstur yang agak halus kayak pasir laut. Kau eksotis sekali, pulau. Kau berani tampil beda dari pulau-pulau lain di sekitarmu.Â
Pohon-pohon yang ada di pulau ini, tertutup abu vulkanis sisa letupan si punya pulau. Bayangin kota mati yang berdebu karena ditinggal penghuninya. Ya, kayak gitu keadaannya, cuma di sini gak ada rumah, yang ada cuma satu gubuk buat mantau sekitar gunung dan pulau. Selebihnya? Cuma pasir hitam, dan vegetasi yang tertutup dedebuan.
Ditambah lagi, kami diperingatin buat selalu waspada kalo sewaktu-waktu gunung mulai "aktif bermain". Baiklah, kami siap. Oh, iya, aktivitas kami di pulau ini juga dibatasi. Awalnya, (menurut itinerary) kami bisa lebih dekat dengan gunung, ketimbang ketentuan yang sekarang.Â