Mohon tunggu...
Andries Kooswinanto
Andries Kooswinanto Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan

seorang pekerja sosial masyarakat yang khususnya peduli pada anak dan pernah melayani di Salatiga, Poso, Sumatra Barat, Rote Ndao, Flores Timur, Melawi, Tojo Una Una dan Parigi Moutong.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lukisan Lampion Merah

14 Januari 2025   18:38 Diperbarui: 14 Januari 2025   18:38 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jika kakekmu masih ada pasti beliau juga tak setuju!"

"Kenapa semua tak setuju bu? Perbedaaan budaya dan suku hanya toh bisa dipersatukan?"
"Apakah Arya salah bu mencintai gadis Tionghoa ?" lanjut Arya

Ibunya tak menjawab dan hanya meneteskan air mata, seakan ada rahasia besar yang tak bisa dikatakan.

Suatu hari, Arya menemukan surat tua di antara buku-buku di rumah kakeknya. Surat itu mengungkap bahwa kakeknya pernah memiliki hubungan rahasia dengan seorang wanita Tionghoa, dan dari hubungan itu lahir seorang anak yang ternyata adalah ibunya Ing.

Dengan gemetar, Arya menunjukkan surat itu kepada Ing.

Mata Ing membelalak. "Arya, jika ini benar, berarti kita..."

"Kita masih memiliki hubungan darah," potong Arya dengan suara parau.

Mereka terdiam. Hubungan yang baru saja dimulai hancur seketika. Di bawah sinar lampion yang kini terasa redup, mereka menyadari cinta itu tak mungkin diteruskan.

Beberapa tahun berlalu. Arya menjadi seniman terkenal, selalu menyertakan lukisan lampion merah dalam setiap pamerannya sebagai simbol kenangan indah bersama Ing. Sementara itu, Ing melanjutkan hidupnya dengan bekerja di toko keluarga. Meski menjalani jalan hidup berbeda, cinta pertama mereka tetap menjadi inspirasi.

Pada suatu pameran di Solo, Arya dan Ing bertemu kembali. Pandangan mereka bertemu di antara keramaian. Tak ada kata-kata, hanya senyum yang mengungkapkan segalanya. Mereka berdua hanyut dalam pikiran masing masing mengingat hubungan selama ini.

Tiba-tiba, seorang wanita tua mendekati Arya, memperkenalkan diri sebagai nenek Ing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun