" Cucuku apa kabar ?" suara kakek membangunkan dari tidurnya di mobil
" Ayo makan singkong rebus dan susu segar habis diperah subuh tadi ," kakeknya menunjuk meja yang sudah tersedia berbagai macam makanan desa.
Ayah ibunya terlihat lahap makan singkong dengan sambal sambil bercakap cakap dengan kakek neneknya. Risky berkeliling rumah sederhana itu sambil merapatkan jaketnya karena dingin.
Setelah hari menjelang senja kakek mengajak mereka untuk bermalam merayakan tahun baru di pondok di atas bukit. Beberapa perbekalan mereka bawa serta. Risky tak lupa membawa sleeping bag atau kantung tidurnya.
Di atas bukit yang paling tinggi berdiri kokoh pondok sederhana yang biasa kakek gunakan beristirahat setelah bertani. Hanya ruangan cukup luas tanpa ada kamar. Sementara teras depannya menghadap ke lembah.
Menjelang malam kakek sudah selesai membakar sate kelinci, baunya sangat sedap. Risky seakan tak sabar menyantapnya.
" Enak kan sate kelinci ? Itu piaraan kakek di belakang rumah. Jika suka besok ambil dan bawa pulang", kata kakeknya
Risky hanya tersenyum, ia terbayang teman temannya yang bersuka cita dengan berbagai keramaian. Tapi dia terjebak di kebun di desa C lereng Gunung Merbabu.
" Risky masih kecewa karena merayakan Tahun Baru di sini, tak ada kembang api dan lain lain", ibunya kemudian menjelaskan Panjang lebar keberatan Risky.
Mendadak kakeknya tertawa terbahak bahak seakan menggetarkan suasana kebun yang hening itu.
" Siapkan cameramu kamu akan bisa posting suasana pergantian tahun yang tak ada duanya !" kata kakek sambil matanya berkeliling mencari sesuatu di kejauhan