Phytagoras adalah manusia yang mencari matematika di dalam musik. Tanpa matematika, mungkin musik tidak dapat dibedah, dan otomatis musik tidak berkembang.Â
Musik hanya mengandalkan intuisi dari manusia. Dan ada masanya intuisi itu akan habis. Musik juga tidak dapat diajarkan di sekolah-sekolah. Musik menjadi tidak universal lagi.
Lalu sebenarnya yang dicari murid saya dari pernyataannya apa ? Menurut saya ia tidak butuh tentang musiknya, melainkan bermain musiknya. Tentang kegiatannya melepas penat, apalagi bersama teman-teman. Musik yang ia maksud tentulah musik yang bisa membuat terhibur. Musik yang membuat senang, bukan musik yang dilihat secara satu cabang keilmuan.
Jadi, sebenarnya bermusik untuk menghindari matematika adalah sebuah paradoks. Di dalamnya musik ada matematika. Bahkan kata para pakar, matematika adalah orkestranya kehidupan.Â
Di sana  ada beragam perbedaan namun  yang dicari adalah persamaan. Serupa dengan semangat "Bhineka Tunggal Ika" yang dipunyai bangsa ini, yang selalu menjadi tolak ukur toleransi dan perdamaian antar suku. Dan satu lagi kata para pemikir, bahwa "musik adalah matematika yang berbunyi."
-Andri Asmara-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H