Terminal Gambut Barakat terlalu jauh untuk warga Banjarmasin, dan feeder bukan solusi tepat. Penumpang bus sepi bukan karena kalah saing dengan pesawat atau kapal laut. Mereka beralih ke mobil travel yang diijinkan menjemput bahkan ke depan rumah.
Jadilah ada dua moda resmi yang akhirnya merana hanya gara-gara terminal AKAP digeser. Bukan hanya operator bus AKAP, tetapi juga operator angkutan AKDP. Biasanya mereka mendapatkan penumpang dari penumpang bus AKAP yang akan melanjutkan perjalanan.
Pengguna angkutan AKDP mungkin bisa kembali jika armadanya dibuat lebih nyaman tanpa menambah beban pemilik armada. Toh mereka masih bisa melayani penjemputan dari depan rumah sampai ke rumah tujuan. Layanan yang sama dengan penawaran mobil travel yang kian marak saat ini.
Tetapi bus AKAP akan selalu bernasib sama walaupun terminal dan feeder yang disediakan semakin nyaman. Ini terkait kepraktisan dalam mengakses layanan mereka, bukan soal layanan pendukungnya.
Sebaiknya pertahankan saja terminal lama yang dekat dengan kantung penumpang. Perbaiki kalau dianggap tidak layak, upgrade jika masalahnya adalah tipe terminal yang tidak lagi sesuai. Masalah terminal bayangan bisa teratasi, sekaligus membantu operator bus menjadi lebih dekat dengan penumpang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H