Dengan demikian, social loafing yang merupakan fenomena buruk dalam ilmu psikologi sosial yang penulis analisis secara ringkas. Meskipun penulis bukan berlatar belakang ilmu psikologi, tujuan penulis menjelaskan fenomena social loafing atau kemalasan sosial ini karena mempunyai dampak yang merugikan bagi hubungan antarindividu, khususnya ketika melakukan pengerjaan tugas atau proyek secara berkelompok.
Di samping itu, dengan artikel ilmiah ini, penulis berharap agar fenomena ini dapat dikurangi atau dicegah ketika seorang individu melakukan kegiatan pengerjaan secara berkelompok.
Daftar Pustaka
[1] Hariyadi, Sugeng, and Atikah. 2019. “SOCIAL LOAFING DALAM MENGERJAKAN TUGAS KELOMPOK DITINJAU DARI THE BIG FIVE PERSONALITY TRAITS PADA MAHASISWA,” 55–63.
[2] Ingham, Alan G., George Levinger, and James Graver. 1974. “The Ringelmann Effect: Studies of Group Size and Group Performance,” 371–84.
[3] Jackson, Jeffrey M, and Stephen G Harkins. 1985. “Equity in Effort: An Explanation of the Social Loafing Effect,” 1199–1206.
[4] Latane, Bibb, Kipling Williams, and Stephen Harkins. 1979. “Many Hands Make Light the Work: The Causes and Consequences of Social Loafing,” 822–32.
[5] Rothwell, J. Dan. 2016. In the Company of Others: An Introduction to Communication. Fifth edition. New York: Oxford University Press.
[6] Sumantri, M. Arief, and Iqlima Pratiwi. 2020. “Locus of control: Upaya untuk menurunkan social loafing.” Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan 8 (1): 10. https://doi.org/10.22219/jipt.v8i1.7846.
[7] Thompson, Leigh L. 2014. Making the Team: A Guide for Managers. Fifth edition. Boston: Pearson.
[8] Williams, Kipling, and Steven Karau. 1993. “Social Loafing: A Meta Analytic Review and Theoretical Integration” 65:681–706.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H