Mohon tunggu...
Andrian Habibi
Andrian Habibi Mohon Tunggu... Konsultan - Kemerdekaan Pikiran

Menulis apapun yang aku pikirkan. Dari keresahan atau muncul untuk mengomentari sesuatu. Cek semua akun dengan keynote "Andrian Habibi".

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

G-Shock, Karya "Never Give Up" dan Kehidupanku

7 Desember 2017   23:12 Diperbarui: 13 Desember 2017   10:34 1722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pameran G-SHOCK. (Foto: Andrian Habibi)

Apa yang sedang anda fikirkan? Tanya media sosial padaku. Apa ya?? Fikiranku sih masih terbayang dengan G-SHOCK. Jam tangan keren anti banting.

Tadi sang penciptanya Kikuo Ibe langsung menjelaskan kesaktian G-SHOCK. Gara-gara penjelasannya. Aku langsung terbayang kenapa para senior ribut soal jam G-SHOCK. Ternyata memang kualitasnya tiada tanding. Tahannya, alamak buat ngiler.

Pingin? Pake Bangets dunk. Tapi mahal kali yah. Hmmm. Mungkin sih. Tak berani ku mencarinya di google. Takut kemahalan bagiku. Jadi sakit hati kan ntar.

Tadi Father of G-SHOCK memaparkan kisah perjuangannya. Hebatnya dia pake bahasa loh. Walaupun logatnya aneh. Tapi aku salut. Begitu besar perjuangannya untuk menyampaikan materi dengan bahasa Indonesia. Keliatannya sih dia paham dengan apa yang disampaikan.

Kata pembawa acara, itu bukti Father of G-SHOCK memegang teguh motto #MeverGiveUp. Luar biasa. Kebayang perjuangannya sejak di Jepang mencoba memahami cara presentasi dengan bahasa Indonesia.

Oh iya, karena motto #NeverGiveUp, Kikuo Ibe berhasil melawan lelah, capek, galau dalam berinovasi. Dia berjuang terus sampai mampu menciptakan pembaharuan pada G-SHOCK.

Salut deh sama kakek imoets itu. Dia sempat memperlihatkan bagaimana G-SHOCK tahan digiling oleh ban mobil. Selain itu, ada vidio jam G-SHOCK kena pulul pemain hoki es.

G-SHOCK Kena Pukul. (Foto: Andrian Habibi)
G-SHOCK Kena Pukul. (Foto: Andrian Habibi)
Masih kurang hebat? Tadi saat acara presentasi. Dua pemain kendo menghantamkan pedang bambu ke G-SHOCK. Rusak? Mana bisa. Malah buat ku jadi pingin. Satu aja. Akan ku jaga deh. Tapi lagi-lagi mungkin mahal yah.

Father of G-SHOK tadi mengajarkan kepadaku bahwa dalam hidup harus punya mimpi. Lalu kerja lah untuk mencapai mimpi. Pantang menyerah adalah syaratnya. Dan selalu berinovasi. Sekali berhenti untuk melakukan. Maka hidup tiada berarti. Karena hidup itu bergerak.

Mungkin itu juga yang membuatku paham. Kenapa ya para undangan tidak dapat jatah G-SHOCK. Karena perjuangan penciptaan tidak semurah menghadiri acara.

Jadi, kalau mau ya usaha. Tapi tadi aku engga sampai akhir. Jadi hilang kesempatan menang lomba. Mana tahu foto di instagram atau twit ku bisa memindahkan sebiji G-SHOCK. Dari kaca pameran ke tanganku. Haalah hanya berandai-andai.

Pameran G-SHOCK. (Foto: Andrian Habibi)
Pameran G-SHOCK. (Foto: Andrian Habibi)
#NeverGiveUp

Soal motto Father of G-SHOCK. Sebenarnya sih sudah kujalani. Bedanya kurang serius saja. Jika Kikuo Ibe #NeverGiveUp untuk menciptakan maha karya. Aku sih #NeverGiveUp untuk melawan ujian kehidupan.

Hidupku penuh dengan ketidakadilan. Sejak kecil sampai besar. Tapi, aku sih #NeverGiveUp. Selalu berusaha untuk dapat pengakuan. Jangan sampai orang sepele sama kita. Tapi ya, semua tiada akhir. Tetap saja ada celah orang ngejek atau menghina.

#NeverGiveUp adalah bagaimana mendapatkan pengakuan sebagai mahasiswa dan aktifis.

Gara-gara aku kuliah di kampus swasta. Trus kampusnya di kampung. Lengkap dah diskriminasi padaku.

Tapi, aku usaha terus. Salah satunya dengan menulis. Ahh sungguh menyenangkan kalau tulisan dimuat koran. Orang-orang pada jaga atau nahan mulutnya. Tidak lagi sesumbar dihadapanku. Tapi yaa kadang masih saja keceplosan untuk ngejek.

Sampai perjuanganku bertahun-tahun terbayarkan. Opiniku dimuat oleh Kompas, Republika dan Koran Tempo. Puji syukur. Semua usaha menulis bertahun-tahun menuai hasil.

Mungkin inilah ajaran #NeverGiveUp. Selalu berjuang tanpa ada kata akhir. Tidak ada kata sampai. Selama hidup terus bekerja dengan motto #NeverGiveUp.

Casio Pro Trek. (Foto: Andrian Habibi)
Casio Pro Trek. (Foto: Andrian Habibi)
Kembali ke G-SHOCK.

Dalam catatan sejarah, model G-SHOCK sudah mencapai 24 jenis. Sejak tahun 1984 sampai tahun 2017. Bahkan Father of G-SHOCK masih tetap #NeverGiveUp. Dia bilang sih "kalau manusia bisa ke luar angkasa, saya mau G-SHOCK juga bisa dipakai diluar angkasa".

Alamak, ngeri sekali mimpi inovasinya. Kira-kira berapa tu harga G-SHOCKnya. Bisa sampai mati ngumpulin duit. Kagak bakal juga aku bisa dapatin tuh.

Tapi, ya itu lah perjuangan. Manusia selalu tahu harga engga bakal bohong. Semakin mahal artinya kualitasnya semakin terjamin.

Kenapa? Karena perjuangan penciptaanya juga berat. Kalau mudah sih. Mana mungkin setahan itu.

Semoga Kikuo Ibe sehat terus. Agar dia memotivasi kita untuk selalu berjuang. Dengan motto #NeverGiveUp. Tidak ada kata tidak. Semua pasti bisa.

Semangat terus G-SHOCK untuk menemani perjalanan kehidupan manusia. G-SHOCK adalah jam. Pertanda waktu dan pengingat. Bahwa waktu akan terus berjalan. Meskipun kita diam. Waktu tetap bergerak.

Yuukk.. #NeverGiveUp untuk #DreamComeTrue. Minimal bagaimana cara mendapatkan G-SHOCK. Hahahah selamat berjuang para pemimpi. Hidup berawal dari mimpi. Nikmati saja dan usahakan berulang-ulang.

Senang bisa #ketemufathernyagshock

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun