Apa yang sedang anda fikirkan? Tanya media sosial padaku. Apa ya?? Fikiranku sih masih terbayang dengan G-SHOCK. Jam tangan keren anti banting.
Tadi sang penciptanya Kikuo Ibe langsung menjelaskan kesaktian G-SHOCK. Gara-gara penjelasannya. Aku langsung terbayang kenapa para senior ribut soal jam G-SHOCK. Ternyata memang kualitasnya tiada tanding. Tahannya, alamak buat ngiler.
Pingin? Pake Bangets dunk. Tapi mahal kali yah. Hmmm. Mungkin sih. Tak berani ku mencarinya di google. Takut kemahalan bagiku. Jadi sakit hati kan ntar.
Tadi Father of G-SHOCK memaparkan kisah perjuangannya. Hebatnya dia pake bahasa loh. Walaupun logatnya aneh. Tapi aku salut. Begitu besar perjuangannya untuk menyampaikan materi dengan bahasa Indonesia. Keliatannya sih dia paham dengan apa yang disampaikan.
Kata pembawa acara, itu bukti Father of G-SHOCK memegang teguh motto #MeverGiveUp. Luar biasa. Kebayang perjuangannya sejak di Jepang mencoba memahami cara presentasi dengan bahasa Indonesia.
Oh iya, karena motto #NeverGiveUp, Kikuo Ibe berhasil melawan lelah, capek, galau dalam berinovasi. Dia berjuang terus sampai mampu menciptakan pembaharuan pada G-SHOCK.
Salut deh sama kakek imoets itu. Dia sempat memperlihatkan bagaimana G-SHOCK tahan digiling oleh ban mobil. Selain itu, ada vidio jam G-SHOCK kena pulul pemain hoki es.
Father of G-SHOK tadi mengajarkan kepadaku bahwa dalam hidup harus punya mimpi. Lalu kerja lah untuk mencapai mimpi. Pantang menyerah adalah syaratnya. Dan selalu berinovasi. Sekali berhenti untuk melakukan. Maka hidup tiada berarti. Karena hidup itu bergerak.
Mungkin itu juga yang membuatku paham. Kenapa ya para undangan tidak dapat jatah G-SHOCK. Karena perjuangan penciptaan tidak semurah menghadiri acara.
Jadi, kalau mau ya usaha. Tapi tadi aku engga sampai akhir. Jadi hilang kesempatan menang lomba. Mana tahu foto di instagram atau twit ku bisa memindahkan sebiji G-SHOCK. Dari kaca pameran ke tanganku. Haalah hanya berandai-andai.