Soal motto Father of G-SHOCK. Sebenarnya sih sudah kujalani. Bedanya kurang serius saja. Jika Kikuo Ibe #NeverGiveUp untuk menciptakan maha karya. Aku sih #NeverGiveUp untuk melawan ujian kehidupan.
Hidupku penuh dengan ketidakadilan. Sejak kecil sampai besar. Tapi, aku sih #NeverGiveUp. Selalu berusaha untuk dapat pengakuan. Jangan sampai orang sepele sama kita. Tapi ya, semua tiada akhir. Tetap saja ada celah orang ngejek atau menghina.
#NeverGiveUp adalah bagaimana mendapatkan pengakuan sebagai mahasiswa dan aktifis.
Gara-gara aku kuliah di kampus swasta. Trus kampusnya di kampung. Lengkap dah diskriminasi padaku.
Tapi, aku usaha terus. Salah satunya dengan menulis. Ahh sungguh menyenangkan kalau tulisan dimuat koran. Orang-orang pada jaga atau nahan mulutnya. Tidak lagi sesumbar dihadapanku. Tapi yaa kadang masih saja keceplosan untuk ngejek.
Sampai perjuanganku bertahun-tahun terbayarkan. Opiniku dimuat oleh Kompas, Republika dan Koran Tempo. Puji syukur. Semua usaha menulis bertahun-tahun menuai hasil.
Mungkin inilah ajaran #NeverGiveUp. Selalu berjuang tanpa ada kata akhir. Tidak ada kata sampai. Selama hidup terus bekerja dengan motto #NeverGiveUp.
Dalam catatan sejarah, model G-SHOCK sudah mencapai 24 jenis. Sejak tahun 1984 sampai tahun 2017. Bahkan Father of G-SHOCK masih tetap #NeverGiveUp. Dia bilang sih "kalau manusia bisa ke luar angkasa, saya mau G-SHOCK juga bisa dipakai diluar angkasa".
Alamak, ngeri sekali mimpi inovasinya. Kira-kira berapa tu harga G-SHOCKnya. Bisa sampai mati ngumpulin duit. Kagak bakal juga aku bisa dapatin tuh.
Tapi, ya itu lah perjuangan. Manusia selalu tahu harga engga bakal bohong. Semakin mahal artinya kualitasnya semakin terjamin.